Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC738, author = {Roudhotun Nasikhah and Ani Margawati}, title = {FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24 – 36 BULAN DI KECAMATAN SEMARANG TIMUR}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {1}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {stunting; malnutrisi; balita; faktor risiko; sosial ekonomi}, abstract = { Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang ditunjukan dengan nilai z skore TB/U kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting di Semarang mencapai 20,66% dengan kejadian tertinggi di Semarang Timur (40,16%) dan pada usia 24 – 36 bulan. Penelitian tentang faktor risiko kejadian stunting pada balita terkait dengan faktor sosial ekonomi, tinggi badan orang tua, risiko penyakit kehamilan dan riwayat infeksi sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko stunting pada balita usia 24 – 36 bulan. Metode : Penelitian observasional dengan desain case control pada balita usia 24 – 36 bulan yang berada di Semarang Timur. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan jumlah sampel 31 subyek pada setiap kelompok. Stunting diukur berdasarkan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dianalisis dengan software World Health Organization (WHO) Anthro 2005. Data sosial ekonomi, riwayat penyakit kehamilan, riwayat diare akut dan riwayat infeksi pernafasan atas akut diukur menggunakan kuesioner dan buku KIA. Data berat badan lahir dikumpulkan berdasarkan KMS serta tinggi badan orang tua diukur dengan microtoise . Analisis bivariat menggunakan uji C hi S quare dan Fisher Exact dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil : Pada penelitian ini terdapat 34,45 % balita stunting dimana 64,5% berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24 – 36 bulan antara lain tinggi badan ibu < 150 cm (p=0,006;OR=10,3), tinggi badan ayah < 162 cm (p=0,013;OR=7,4), pendidikan ayah rendah (p=0,033;OR=5,6) dan pendapatan perkapita yang rendah (p=0,017;OR=7,2). Sedangkan berat badan lahir, riwayat penyakit kehamilan, riwayat diare akut , riwayat penyakit infeksi saluran pernafasan atas akut, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan jumlah anggota dalam rumah tangga tidak terbukti sebagai faktor risiko kejadian stunting pada balita. Kesimpulan : Tinggi badan orang tua yang pendek, pendidikan ayah yang rendah dan pendapatan perkapita yang rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita usia 24 – 36 bulan. }, issn = {2622-884X}, pages = {176--184} doi = {10.14710/jnc.v1i1.738}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/738} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang ditunjukan dengan nilai z skore TB/U kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting di Semarang mencapai 20,66% dengan kejadian tertinggi di Semarang Timur (40,16%) dan pada usia 24 – 36 bulan. Penelitian tentang faktor risiko kejadian stunting pada balita terkait dengan faktor sosial ekonomi, tinggi badan orang tua, risiko penyakit kehamilan dan riwayat infeksi sangat diperlukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko stunting pada balita usia 24 – 36 bulan.
Metode : Penelitian observasional dengan desain case control pada balita usia 24 – 36 bulan yang berada di Semarang Timur. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling dengan jumlah sampel 31 subyek pada setiap kelompok. Stunting diukur berdasarkan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dianalisis dengan software World Health Organization (WHO) Anthro 2005. Data sosial ekonomi, riwayat penyakit kehamilan, riwayat diare akut dan riwayat infeksi pernafasan atas akut diukur menggunakan kuesioner dan buku KIA. Data berat badan lahir dikumpulkan berdasarkan KMS serta tinggi badan orang tua diukur dengan microtoise. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan Fisher Exact dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda.
Hasil : Pada penelitian ini terdapat 34,45 % balita stunting dimana 64,5% berjenis kelamin perempuan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24 – 36 bulan antara lain tinggi badan ibu < 150 cm (p=0,006;OR=10,3), tinggi badan ayah < 162 cm (p=0,013;OR=7,4), pendidikan ayah rendah (p=0,033;OR=5,6) dan pendapatan perkapita yang rendah (p=0,017;OR=7,2). Sedangkan berat badan lahir, riwayat penyakit kehamilan, riwayat diare akut , riwayat penyakit infeksi saluran pernafasan atas akut, pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu dan jumlah anggota dalam rumah tangga tidak terbukti sebagai faktor risiko kejadian stunting pada balita.
Kesimpulan : Tinggi badan orang tua yang pendek, pendidikan ayah yang rendah dan pendapatan perkapita yang rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada balita usia 24 – 36 bulan.
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats