slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
HUBUNGAN DERAJAT STUNTING, ASUPAN ZAT GIZI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 24 – 36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUGANGAN SEMARANG | Susanty | Journal of Nutrition College skip to main content

HUBUNGAN DERAJAT STUNTING, ASUPAN ZAT GIZI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 24 – 36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUGANGAN SEMARANG

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: .

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang : Masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia menjadi hal yang harus diperhatikan. Hal ini karena stunting merupakan indikator malnutrisi kronik yang berkaitan dengan perkembangan motorik dan secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Selain stunting, perkembangan motorik dipengaruhi faktor lain, beberapa diantaranya  asupan zat  gizi dan sosial ekonomi rumah tangga.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan derajat stunting, asupan zat gizi dan sosial ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motorik anak balita usia 24-36 bulan.

Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 43 anak, diambil dengan metode consecutive sampling. Penilaian derajat stunting dinyatakan dengan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dan diklasifikasikan berdasarkan WHO. Asupan zat gizi (energi, protein, besi, seng) diukur melalui metode formulir semi quantitative food frequency (FFQ). Sosial ekonomi keluarga (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan perkapita rumah tangga) diperoleh melalui wawancara. Perkembangan motorik diukur dengan tes Denver II. Analisis data dengan uji Fisher Exact.

Hasil: Sebanyak 53,5% subjek termasuk moderate stunting. Asupan energi (23,3%), protein (14%), besi (69.8%), dan seng (72,1%) kurang dari AKG individu. Pendidikan ibu 60,5% relatif tinggi. Sebanyak 67,4% ibu tidak bekerja, dan 53,5% pendapatan per kapita rumah tangga tergolong cukup. Perkembangan motorik kasar dan halus masing-masing 16,3% dan 14% dicurigai ada keterlambatan. Hasil uji korelasi menunjukan ada hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik halus (p=0,040) dan motorik kasar (p=0,020). Ada hubungan asupan protein dengan perkembangan motorik halus (p=0,045) dan  motorik kasar (p=0,027). Tidak ada hubungan antara derajat stunting, asupan besi, asupan seng, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan per kapita rumah tangga dengan perkembangan motorik halus dan kasar (p> 0,05).

Kesimpulan: Asupan energi dan protein berhubungan dengan perkembangan motorik halus dan kasar anak balita.

Fulltext View|Download
Keywords: Derajat stunting; asupan zat gizi; sosial ekonomi rumah tangga; perkembangan motorik

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.