Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC736, author = {Novita Susanty and Ani Margawati}, title = {HUBUNGAN DERAJAT STUNTING, ASUPAN ZAT GIZI DAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 24 – 36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUGANGAN SEMARANG}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {1}, number = {1}, year = {2012}, keywords = {Derajat stunting; asupan zat gizi; sosial ekonomi rumah tangga; perkembangan motorik}, abstract = { Latar Belakang : Masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia menjadi hal yang harus diperhatikan. Hal ini karena stunting merupakan indikator malnutrisi kronik yang berkaitan dengan perkembangan motorik dan secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Selain stunting, perkembangan motorik dipengaruhi faktor lain, beberapa diantaranya asupan zat gizi dan sosial ekonomi rumah tangga. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan derajat stunting , asupan zat gizi dan sosial ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motorik anak balita usia 24-36 bulan. Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 43 anak, diambil dengan metode consecutive sampling . Penilaian derajat stunting dinyatakan dengan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dan diklasifikasikan berdasarkan WHO. Asupan zat gizi (energi, protein, besi, seng) diukur melalui metode formulir semi quantitative food frequency (FFQ) . Sosial ekonomi keluarga (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan perkapita rumah tangga) diperoleh melalui wawancara. Perkembangan motorik diukur dengan tes Denver II. Analisis data dengan uji Fisher Exact . Hasil: Sebanyak 53,5% subjek termasuk moderate stunting. Asupan energi (23,3%), protein (14%), besi (69.8%), dan seng (72,1%) kurang dari AKG individu. Pendidikan ibu 60,5% relatif tinggi. Sebanyak 67,4% ibu tidak bekerja, dan 53,5% pendapatan per kapita rumah tangga tergolong cukup. Perkembangan motorik kasar dan halus masing-masing 16,3% dan 14% dicurigai ada keterlambatan. Hasil uji korelasi menunjukan ada hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik halus (p=0,040) dan motorik kasar (p=0,020). Ada hubungan asupan protein dengan perkembangan motorik halus (p=0,045) dan motorik kasar (p=0,027). Tidak ada hubungan antara derajat stunting , asupan besi, asupan seng, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan per kapita rumah tangga dengan perkembangan motorik halus dan kasar (p> 0,05). Kesimpulan: Asupan energi dan protein berhubungan dengan perkembangan motorik halus dan kasar anak balita. }, issn = {2622-884X}, pages = {327--336} doi = {10.14710/jnc.v1i1.736}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/736} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia menjadi hal yang harus diperhatikan. Hal ini karena stunting merupakan indikator malnutrisi kronik yang berkaitan dengan perkembangan motorik dan secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Selain stunting, perkembangan motorik dipengaruhi faktor lain, beberapa diantaranya asupan zat gizi dan sosial ekonomi rumah tangga.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan derajat stunting, asupan zat gizi dan sosial ekonomi rumah tangga dengan perkembangan motorik anak balita usia 24-36 bulan.
Metode: Desain penelitian adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 43 anak, diambil dengan metode consecutive sampling. Penilaian derajat stunting dinyatakan dengan z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) dan diklasifikasikan berdasarkan WHO. Asupan zat gizi (energi, protein, besi, seng) diukur melalui metode formulir semi quantitative food frequency (FFQ). Sosial ekonomi keluarga (pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan pendapatan perkapita rumah tangga) diperoleh melalui wawancara. Perkembangan motorik diukur dengan tes Denver II. Analisis data dengan uji Fisher Exact.
Hasil: Sebanyak 53,5% subjek termasuk moderate stunting. Asupan energi (23,3%), protein (14%), besi (69.8%), dan seng (72,1%) kurang dari AKG individu. Pendidikan ibu 60,5% relatif tinggi. Sebanyak 67,4% ibu tidak bekerja, dan 53,5% pendapatan per kapita rumah tangga tergolong cukup. Perkembangan motorik kasar dan halus masing-masing 16,3% dan 14% dicurigai ada keterlambatan. Hasil uji korelasi menunjukan ada hubungan asupan energi dengan perkembangan motorik halus (p=0,040) dan motorik kasar (p=0,020). Ada hubungan asupan protein dengan perkembangan motorik halus (p=0,045) dan motorik kasar (p=0,027). Tidak ada hubungan antara derajat stunting, asupan besi, asupan seng, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan per kapita rumah tangga dengan perkembangan motorik halus dan kasar (p> 0,05).
Kesimpulan: Asupan energi dan protein berhubungan dengan perkembangan motorik halus dan kasar anak balita.
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats