skip to main content

ANALISIS ASUPAN ZAT BESI HEME DAN NON HEME, VITAMIN B12 DAN FOLAT SERTA ASUPAN ENHANCER DAN INHIBITOR ZAT BESI BERDASARKAN STATUS ANEMIA PADA SANTRIWATI

Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 25 Oct 2021; Published: 28 Apr 2022.

Citation Format:
Abstract

heme. Ketersediaan sumber zat besi yang terbatas menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi anemia pada santriwati di pondok pesantren.

Tujuan: Mengetahui perbedaan asupan zat besi hem dan non hem, vitamin B12 dan folat, serta asupan enhancer dan inhibitor zat besi berdasarkan status anemia pada santriwati.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 58 santriwati berusia 15-19 tahun yang dipilih dengan metode purposive sampling. Subjek dibagi menjadi dua kelompok yaitu anemia dan non anemia. Data Penilaian asupan zat besi, hem, dan non hem menggunakan kuesioner IRONIC FFQ sedangkan asupan vitamin B12, folat, enhancer (protein, vitamin C, zinc) dan inhibitor (fitat, tanin, kalsium) menggunakan kuesioner SQFFQ. Pengukuran kadar Hb dengan metode cyanmethemoglobin. Analisis bivariat menggunakan uji Independent T-test dan Mann Whitney.

Hasil: Sembilan puluh satu koma empat persen asupan zat besi subjek tergolong kurang. Asupan zat besi pada kelompok non anemia lebih besar dari kelompok anemia. Pada kelompok anemia rerata asupan hem sebesar 0,4 mg dan asupan non hem sebesar 5,58 mg. Sedangkan pada kelompok non anemia, rerata asupan hem sebesar 0,94 mg dan asupan non hem sebesar 9,04 mg. Terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan zat besi total (p<0,001), besi hem (p<0,001) , besi non hem (p<0,001), serta asupan zinc, protein, vitamin B12 dan kalsium (p<0,05) berdasarkan status anemia.

Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan zat besi hem, besi non hem, vitamin B12,  protein, zinc dan kalsium berdasarkan status anemia.

Fulltext View|Download
Keywords: Anemia; Hem; Non hem; Santriwati

Article Metrics:

  1. World Health Organisation. Nutritional anaemias: Tools for effective prevention. Geneva; 2017. 1-11p. Available at: https://www.who.int/publications/i/item/9789241513067
  2. Msemo OA, Bygbjerg IC, Møller SL, Nielsen BB, Ødum L, Perslev K, et al. Prevalence and risk factors of preconception anemia: A community based cross sectional study of rural women of reproductive age in northeastern Tanzania. PLoS ONE. 2018;13(12):1–18p. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0208413
  3. Farida I, Widajanti L, Pradigdo SF. Determinan kejadian anemia pada remaja putri di Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Tahun 2006. Jurnal Gizi Indonesia(The Indonesian Journal of Nutrition), 2013; 2(1). Available at: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/6154
  4. Kirana DP. Hubungan asupan zat gizi dan pola menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 2 Semarang. Universitas Diponegoro. Skripsi. 2011
  5. Siswanto Y, Widyawati SA. Kajian anemia pada siswi SMA di Kabupaten Semarang. MUSWIL IPEMI Jateng, 17 September 2016. 2016; 45–54. Available at: https://ppnijateng.org/wp-content/uploads/2016/11/PROSIDING-MUSWIL-II-IPEMI-JATENG_MAGELANG-17-SEPTEMBER-2016.54-63.pdf
  6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2013
  7. Masthalina H, Laraeni Y, Dahlia YP. Pola konsumsi (faktor inhibitor dan enhancer Fe) terhadap status anemia remaja putri. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2015;11(1): 80–86. https://doi.org/10.15294/kemas.v11i1.3516
  8. Chan L, Mike LA. The science and practice of micronutrient supplementations in nutritional anemia : an evidence-based review. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition. 2015;38(6):657–72p. https://doi.org/10.1177/0148607114533726
  9. Vandevijvere S, Michels N, Verstraete S, Ferrari M, Leclercq C, Cuenca-Garcia M, et al. Intake and dietary sources of haem and non-haem iron among European adolescents and their association with iron status and different lifestyle and socio-economic factors. European Journal of Clinical Nutrition. 2013;67:765–772p. https://doi.org/10.1038/ejcn.2013.100
  10. Skolmowska D, Głąbska D. Analysis of heme and non-heme iron intake and iron dietary sources in adolescent menstruating females in a national Polish sample. Nutrients. 2019;11(5):1-21p. https://doi.org/10.3390/nu11051049
  11. Hooda J, Shah A, Zhang L. Heme, an essential nutrient from dietary proteins, critically impacts diverse physiological and pathological processes. Nutrients. 2014;6(3):1080–1102p. https://doi.org/10.3390/nu6031080
  12. Young I, Parker HM, Rangan A, Prvan T, Cook RL, Donges CE, et al. Association between haem and non-haem iron intake and serum Ferritin in healthy young women. Nutrients. 2018;10(1):1–13p. https://doi.org/10.3390/nu10010081
  13. Hurrell R, Egli I. Iron bioavailability and dietary reference values. American Journal of Clinical Nutrition. 2010;91(5):1461–1467p. https://doi.org/10.3945/ajcn.2010.28674F
  14. Roziqo IO, Nuryanto. Hubungan asupan protein, zat besi, vitamin C dan seng dengan kadar hemoglobin pada balita stunting. Journal Nutrition College. 2016;5(3): 419–427. https://doi.org/10.14710/jnc.v5i4.16453
  15. Sholicha CA, Muniroh L. Hubungan asupan zat besi, protein, vitamin C dan pola menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMAN 1 Manyar Gresik. Media Gizi Indonesia. 2019;14(2): 147–153. https://doi.org/10.20473/mgi.v14i2.147-153
  16. Wahdah R, Setyowati H, Salafas E. Hubungan pola makan dengan kejadian anemia di pondok pesantren Al Mas’udiyah Puteri 2 Bleter Kabupaten Semarang tahun 2019. Journal of Holistics Health Science. 2019;1(1): 34–44. https://doi.org/10.35473/jhhs.v1i1.10
  17. Setyowati ND, Riyanti E, Indraswari R. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan remaja putri dalam pencegahan anemia di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak Simongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017;5(5):hal.1042–1053. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/19233
  18. Arima LAT, Murbawani EA, Wijayanti HS. Hubungan asupan zat besi heme, zat besi non-heme, dan fase menstruasi dengan serum feritin remaja putri. Journal Nutrition College. 2019;8(2): 87–94. https://doi.org/10.14710/jnc.v8i2.23819
  19. Madiyono B, Mz SM, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto SH. Perkiraan besar sampel. In: BW S, Sastroasmoro S, editors. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto; 2011. hal.359
  20. Glabska D, Guzek D, Slazak J, Wlodarek D. Assessing the validity and reproducibility of an iron dietary intake questionnaire conducted in a group of young Polish women. Nutrients. 2017;9(199):1–16p. https://doi.org/10.3390/nu9030199
  21. Kemenkes RI. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan Rebuplik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019; 2019. 6–14 p
  22. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). Pemantapan ketahanan pangan dan perbaikan gizi berbasis kemandirian dan kearifan lokal. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2012
  23. Gibson R. Principle of nutritional assessment. New York (US): Oxford University Press.; 2005
  24. Delimont NM, Haub MD, Lindshield BL. The impact of tannin consumption on iron bioavailability and status : a narrative review. Current Development of Nutrition. 2012;1(1):1–12p. https://doi.org/10.3945/cdn.116.000042
  25. Khurairoh R. Hubungan pola konsumsi tanin, fitat, oksalat dan protein dengan status anemia pada remaja putri di MTS Nurul Ulum Karangsawah Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Universitas Muhammadiyah Semarang; 2018. Available at : http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/2053
  26. Riswanda J. Hubungan asupan zat besi dan inhibitornya sebagai predikator kadar hemoglobin ibu hamil di Kabupaten Muara Enim. Jurnal Biota. 2017;3(2): 83–89. https://doi.org/10.19109/Biota.v3i2.1319
  27. Satriani. Analisis determinan anemia pada remaja putri (15-18 Tahun) di Kecamatan Tamalate Kabupaten Jeneponto [Tesis]. Universitas Hasanuddin. 2018;1–179. Available at : http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZmE5ZDc4OWQzMzJiNThiMGQ4MDFiMzE5MjE4MzdlZjA5YjhhZWU5NA==.pdf
  28. Afrianti D, Garna H, Idjradinata P. Perbandingan status besi pada remaja perempuan obes dengan gizi normal. Sari Pediatri. 2016;14(2):hal.97-103. Available from : https://doi.org/10.14238/sp14.2.2012.97-103
  29. Rais M, Meikawati W, Purwanti IA. Hubungan asupan zat besi, status gizi dan lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri (studi kasus di asrama putri SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta tahun 2017) [Tesis]. Universitas Muhammadiyah Semarang; 2017. Available at : http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/1059
  30. Jaelani M, Simanjuntak BY, Yuliantini E. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Jurnal Kesehatan. 2017;8(3): 358-368. https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.625
  31. Kemenkes RI. Surat Edaran Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur
  32. Kadri H. Hemoprotein dalam tubuh manusia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012;1(1): 22–30. https://doi.org/10.25077/jka.v1i1.5
  33. Susiloningtyas I. Pemberian zat besi (Fe) dalam kehamilan. Majalah Ilmiah Sultan Agung. 2012;50(128):1-27. Available at : http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/majalahilmiahsultanagung/article/view/74/68
  34. Kurniati I. Anemia defisiensi zat besi (Fe). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. 2020;4(1):hal.18–33. https://doi.org/10.23960/jk%20unila.v4i1.2763
  35. Denistikasari R. Hubungan amtara asupan protein, zat besi (fe) dan vitamin C dengan kejadian anemia pada siswi SMK Penerbangan BINA Dhirgantara Karanganyar [Publikasi Ilmiah]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2016; 1-12. Available at: http://eprints.ums.ac.id/43832/26/NASKAH%20PUBLIKASI%20ROSE.pdf
  36. Rizki MD. Hubungan antara asupan zink dengan anemia pada remaja di Sukoharjo Jawa Tengah [Publikasi Ilmiah]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2017;hal.1–12. Available at: http://eprints.ums.ac.id/50332/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
  37. Trisnawati I. Hubungan asupan fe, zinc, vitamin C dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP Negeri 4 Batang [Naskah Publikasi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014;hal.1-11 Available at : http://eprints.ums.ac.id/32169/22/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
  38. Indriasari R, Jafar N. Konsumsi tanin dan fitat sebagai determinan penyebab anemia pada remaja putri di SMA Negeri 10 Makassar. Jurnal Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2015;6: 50–58. Available at: https://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/view/516
  39. Nelson M, Poultert J. Impact of tea drinking on iron status in the UK: a review. Journal of Human Nutrition and Dietetics. 2004;17:43–54p. https://doi.org/10.1046/j.1365-277X.2003.00497.x
  40. Febriani Atma W A. Perbedaan konsumsi daging, ikan, dan telur antara remaja putri anemia dan non anemia di SDN Totosari dan Tunggulsari I, II Surakarta [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2019;hal.1-14. Available at: http://eprints.ums.ac.id/79180/
  41. Gropper SS, Jack L. Advance nutrition and human metabolism. Sixth Edit. USA: Wadsworth Cengange Learning; 2013. 425–437p
  42. Gaitán D, Flores S, Saavedra P, Miranda C, Olivares M, Arredondo M, et al. Calcium does not inhibit the absorption of 5 milligrams of nonheme or heme iron at doses less than 800 milligrams in nonpregnant women. Journal of Nutrition. 2011;141(9):1652–6. https://doi.org/10.3945/jn.111.138651
  43. Thomas E, Martin R, Huecker. Biochemistry, iron absorption. Bethesda: StatPearls; 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448204/
  44. Green R, Mitra AD. Megaloblastic anemias: nutritional and other cause. Medical Clinic of North America. 2017;101(2):297–317p. https://doi.org/10.1016/j.mcna.2016.09.013
  45. Stamm RA, Houghton LA. Nutrients intake values for folate during pregnancy and lactation vary widely around the world. Nutrients. 2013;5(10):3920–3947p. https://doi.org/10.3390/nu5103920
  46. Setyawati B, Syauqy A. Perbedaan asupan protein, zat besi, asam folat, dan vitamin b12 antara ibu hamil trimester iii anemia dan tidak anemia di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Journal Nutrition College. 2014;3(1): 228–234. https://doi.org/10.14710/jnc.v3i1.4601

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.