1Rumah Sakit Umum Daerah dr. M. Thomsen Nias, Indonesia
2Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
3Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC33184, author = {Dorothy Halawa and Toto Sudargo and Tri Siswati}, title = {MAKAN PAGI, AKTIVITAS FISIK, DAN MAKAN MALAM BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI KOTA YOGYAKARTA}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {11}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {Aktivitas fisik; Makan malam; Remaja; Sarapan; Status gizi}, abstract = { Latar belakang: Konsumsi makanan dan aktivitas fisik merupakan faktor langsung yang mempengaruhi status gizi. Pemenuhan kebutuhan sarapan dapat mencegah terjadinya obesitas, sebaliknya makan malam yang terlambat cenderung meningkatkan risiko obesitas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sarapan, aktivitas fisik dan makan malam dengan status gizi. Metode: Studi observasional dengan rancangan cross-sectional, pada bulan Januari-Februari 2017, di SMAN 11 Yogyakarta. Sampel sebanyak 121 orang, yang ditentukan dengan kriteria inklusi yaitu usia 15-18 tahun, tidak menjalani diet tertentu, tidak sedang puasa dan bersedia menjadi responden. Variabel bebas adalah sarapan, aktivitas fisik dan makan malam, masing-masing diukur dengan kuesioner kebiasaan sarapan selama 1 minggu, IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) selama 1 minggu, food recall questionnaire 3 x 24 jam. Sarapan dikategorikan menjadi sering (≥ 4 hari) dan jarang (< 4 hari); aktivitas fisik dikategorikan menjadi kurang (≤1706 MET-menit/minggu) dan cukup (> 1706 MET-menit/minggu); makan malam dikategorikan menjadi lebih (> 25%) dan cukup (≥ 25%). Variabel terikat adalah status gizi yang dinilai dengan IMT/U. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil: Sebanyak 72,7% responden mempunyai status gizi normal, 78,5% mempunyai kebiasaan sarapan sering, 64,2% mempunyai jumlah asupan makan malam cukup, dan 50,4% mempunyai aktivitas fisik kurang. Hubungan antara sarapan, aktifitas fisik, dan makan malam dengan status gizi menunjukkan nilai p dan RP masing-masing (p=0,047, RP=2,1, CI 95% 1,0-4,1), (p=0,786, RP=0,9, CI 95% 0,4-1,8) dan (p=0,087, RP=0,5, CI 95% 0,2-1,1) Kesimpulan: Remaja yang jarang sarapan berisiko untuk menderita obesitas sebanyak 2,1 kali dibanding yang sering sarapan. Aktivitas fisik dan jumlah makan malam tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi. }, issn = {2622-884X}, pages = {135--142} doi = {10.14710/jnc.v11i2.33184}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/33184} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Konsumsi makanan dan aktivitas fisik merupakan faktor langsung yang mempengaruhi status gizi. Pemenuhan kebutuhan sarapan dapat mencegah terjadinya obesitas, sebaliknya makan malam yang terlambat cenderung meningkatkan risiko obesitas.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan sarapan, aktivitas fisik dan makan malam dengan status gizi.
Metode: Studi observasional dengan rancangan cross-sectional, pada bulan Januari-Februari 2017, di SMAN 11 Yogyakarta. Sampel sebanyak 121 orang, yang ditentukan dengan kriteria inklusi yaitu usia 15-18 tahun, tidak menjalani diet tertentu, tidak sedang puasa dan bersedia menjadi responden. Variabel bebas adalah sarapan, aktivitas fisik dan makan malam, masing-masing diukur dengan kuesioner kebiasaan sarapan selama 1 minggu, IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) selama 1 minggu, food recall questionnaire 3 x 24 jam. Sarapan dikategorikan menjadi sering (≥ 4 hari) dan jarang (< 4 hari); aktivitas fisik dikategorikan menjadi kurang (≤1706 MET-menit/minggu) dan cukup (> 1706 MET-menit/minggu); makan malam dikategorikan menjadi lebih (> 25%) dan cukup (≥ 25%). Variabel terikat adalah status gizi yang dinilai dengan IMT/U. Data dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil: Sebanyak 72,7% responden mempunyai status gizi normal, 78,5% mempunyai kebiasaan sarapan sering, 64,2% mempunyai jumlah asupan makan malam cukup, dan 50,4% mempunyai aktivitas fisik kurang. Hubungan antara sarapan, aktifitas fisik, dan makan malam dengan status gizi menunjukkan nilai p dan RP masing-masing (p=0,047, RP=2,1, CI 95% 1,0-4,1), (p=0,786, RP=0,9, CI 95% 0,4-1,8) dan (p=0,087, RP=0,5, CI 95% 0,2-1,1)
Kesimpulan: Remaja yang jarang sarapan berisiko untuk menderita obesitas sebanyak 2,1 kali dibanding yang sering sarapan. Aktivitas fisik dan jumlah makan malam tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi.
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats