skip to main content

ASI EKSKLUSIF DAN ASUPAN ENERGI BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA USIA 6 – 24 BULAN DI JAWA TENGAH

Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 29 Mar 2020; Published: 4 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan gambaran dari status gizi yang kurang yang bersifat kronik. Banyak faktor yang mempengaruhi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat inisiasi menyusu dini (IMD), riwayat ASI eksklusif, riwayat asupan energi, dan riwayat asupan protein dengan kejadian stunting pada usia 6 – 24 bulan di provinsi Jawa Tengah.

Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan studi analitik observasional dengan pendekatan Cross-sectional. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder yang berasal dari survey Pemantauan Status Gizi (PSG) provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Sejumlah 3.776 sampel yang memenuhi kriteria inklusi yaitu berusia 6-24 bulan yang terdaftar pada data PSG provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Data PSG meliputi data berat badan, panjang lahir, status gizi, riwayat ASI eksklusif, riwayat IMD, dan riwayat asupan zat gizi pada usia 6-24 bulan. Analisis statistik dengan univariat berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Uji regresi logistik untuk mengetahui besar risiko pada variabel bebas dengan kejadian stunting.

Hasil: Prevalensi stunting usia 6-24 bulan di Jawa Tengah sejumlah 18,5%. Faktor kejadian stunting di provinsi Jawa Tengah adalah Asupan Energi (p=0,001 OR 1,495 95%CI : 1,178 – 1,897), dan riwayat ASI Eksklusif (p=0,006 OR 1,282 95%CI : 1,076 – 1,527).

Simpulan: Riwayat ASI eksklusif dan riwayat asupan energi merupakan fakor kejadian stunting pada usia 6 -24 bulan di provinsi Jawa Tengah.

 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (337KB)    Indexing metadata
Keywords: stunting, insiasi menyusu dini (IMD), ASI eksklusif, asupan energi, asupan protein

Article Metrics:

  1. Kementerian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2015-2019. Jakarta: Pusat Komunikasi Publik; 2014.p 21
  2. UNICEF. Improving Child Nutrition: The Achievable Imperative for Global Progress. Division of Communication, UNICEF;2013
  3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Kemenkes RI; 2013
  4. Kementerian Kesehatan RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kemeskes; 2018. p 9
  5. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2018. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah; 2018. p 7
  6. Sunarto, Yazid A, Rinaningsih, Hasanuddin M. Laporan Pemantauan Status Gizi Jawa Tengah Tahun 2017. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Poltekkes Kemenkes Semarang; 2017. p 14
  7. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Gerakan Nasional Pencegahan Stunting dan Kerjasama Kemitraan Multi Sektor. 2017. 1-42
  8. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta; Kemenkes RI; 2016. 31-48
  9. Adam A, Alim A, Sari NP. Pemberian inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir. Jurnal Kesehatan Manarang. 2019;2(2):76
  10. Aguayo VM, Badgaiyan N, Paintal K. Determinants of child stunting in the Royal Kingdom of Bhutan : an in-depth analysis of nationally representative data. Matern Child Nutr. 2014;(Unicef):1–13
  11. Sukmawati, Hendrayati, Chaerunnimah, Nurhumaira. Status Gizi Ibu Saat Hamil, Berat Badan Lahir Bayi dengan Stunting Pada Balita. Media Gizi Pangan. 2018;25:18–25
  12. Senbanjo IO, Oshikoya KA, Odusanya OO, Njokanma OF. Prevalence of and risk factors for stunting among school children and adolescents in Abeokuta, Southwest Nigeria. J Heal Popul Nutr. 2011;29(4):364–70
  13. Sciences C. Exclusive breastfeeding practice : its implication on nutrition status , growth and morbidity pattern among infants aged 0-6 months. Glob J Biol Agric Heal Sci. 2014;3(1):254–8
  14. Loya RRP, Nuryanto N. Pola asuh pemberian makan pada bayi stunting usia 6-12 bulan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Journal of Nutrition College. 2019;6(1):84
  15. Khairy SA, Salem HYHA, Samy MA. Effect of nutritional status on growth pattern of stunted preschool children in Egypt. Acad J Nutr. 2013;2(1):1–9
  16. Gat-yablonski G, Phillip M. Nutritionally-Induced catch-up growth. Nutrients. 2015; 7(1):517–51
  17. Vaozia S, Nuryanto. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 1 - 3 Tahun (Studi di Desa Menduran Kecamatan Brati Kabupaten Grobogan). Journal of Nutrition College. 2016;5(4):314–20
  18. Sari EM, Juffrie M, Nurani N, Sitaresmi MN. Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2017;12(4):152-159
  19. Kusharisupeni. Growth Faltering Pada Bayi Di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Makara Kesehatan. 2002;6(1):1–5
  20. Ni’mah K, Nadhiroh siti rahayu. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia. 2015;10(1):13–9
  21. Pemerataan Pendapata dan Pola Konsumsi Penduduk Jawa Tengah. Semarang: Badan Pusat Statistik Jawa Tengah; 2017. p. 101
  22. Harmadi SHB. Tanggapan atas Rancangan Teknokratik RPJMN 2015 - 2019 bidang Sosial Budaya, Sarpas, dan Wilayah Tata Ruang dengan Penekanan Pada Substansi Kemiskinan. Lembaga Demografi FEUI; 2019. p. 8
  23. Laksono AD, Kusrini I. Overview of Stunting Prevalence of Toddlers and Related Factors in Indonesia : Advance Analysis of the 2017 Indonesian Health Profile. 2019
  24. Setyaningsih N, Anna AN, Cholil M. Analisis kesadahan air tanah di kecamatan toroh kabupaten grobogan propinsi jawa tengah. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi, 2014
  25. Petry N, Olofin I, Boy E, Angel MD, Rohner F. The effect of low dose iron and zinc intake on child micronutrient status and development during the first 1000 days of life : a systematic review and meta-analysis. Nutrients, 2016;8(12): 773
  26. Tangkudung GSJ. Hubungan antara asupan energi dengan kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja puskesmas tuminting kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas San Ratulangi, 2014
  27. Wellina WF, Kartasurya MI, Rahfilludin MZ. Faktor risiko stunting pada anak umur 12-24 bulan. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 2016;5(1):55-61
  28. FItri L. Hubungan BBLR dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting di puskesmas Lima Puluh Pekan Baru. Jurnal Endurance. 2018;3(1):131–7
  29. Lestari ED, Hasanah F, Nugroho NA. Correlation between non-exclusive breastfeeding and low birth weight to stunting in children. Paediatrica Indonesiana. 2018;58(3):123–7
  30. Al-Rahmat AH, Miko A, Hadi A. Kajian stunting pada anak balita ditinjau dari pemberian ASI eksklusif, MP ASI, status imunisasi dan karakteristik keluarga di kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes. 2013;6(2):169-184
  31. Mentari S, Hermansyah A. Faktor - faktor yang berhubungan dengan status stunting anak usia 24 - 59 bulan di wilayah kerja UPK puskesmas Siantan Hulu. Pontianak Nutrition Journal. 2018;1(1):1–5
  32. Febriani CA, Perdana AA, Humairoh. Faktor kejadian stunting balita berusia 6 - 23 bulan di provinsi Lampung. Jurnal Dunia Kesmas. 2018;7(3):127–33
  33. Kuchenbecker J, Jordan I, Reinbott A, Herrmann J, Jeremias T, Kennedy G, et al. Exclusive breastfeeding and its effect on growth of Malawian infants : results from cross sectional study. Paediatr Int Child Health, 2015;35(1):14-23
  34. Butte NF, Lopez-alarcon MG, Garza C. Nutrient Adequacy of Exclusive breastfeeding for the term infant during the first six months of life. Geneva: WHO; 2002
  35. Chairunnisa E, Candra A, Panunggal B. Asupan vitamin D, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 12 - 24 bulan di Kota Semarang. Journal of Nutrition Collegel. 2018;7(1): 39-44
  36. Rahmaniah R, Huriyati E, Irwanti W. Riwayat asupan energi dan protein yang kurang bukan faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. 2014;2(3):150–8
  37. Oldewage-theron WH, Dicks EG, Napier CE. Poverty, household food insecurity and nutrition : coping strategies in an informal settlement in the Vaal Triangle , South Africa. Public Helath. 2006;120(9):795–804

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.