skip to main content

TINGGI BADAN IBU SEBAGAI FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN PLERET DAN KECAMATAN PAJANGAN, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

1Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata, Indonesia

2Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Indonesia

Received: 12 Mar 2020; Published: 19 Nov 2020.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang:Prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih tinggi (30,8%). Salah satu faktor risiko stunting yaitu siklus malnutrisi kronis antar generasi yang terjadi antara ibu dan anak.

Tujuan: Untuk menganalisis apakah tinggi badan ibu merupakan factor risiko stunting pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Pleret dan Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol dengan total kasus sejumlah 43 anak dan total kontrol sebanyak 43 anak. Seluruh sampel diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel multistage cluster sampling. Variabel dependen yang diteliti adalah stunting, sedangkan variabel independent adalah tinggi badan ibu. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif statistik, uji chi-square dan regresi logistik ganda.

Hasil: Tinggi badan ibu secara signifikan merupakan prediktor stunting (adjusted OR= 2,720; 95%CI: 1,050-7,049). Faktor lain seperti tinggi badan ayah, tingkat pendidikan ayah dan ibu, jenis pekerjaan ayah dan ibu, serta jenis kelamin anak bukan merupakan faktor risiko stunting.

Simpulan: Tinggi badan ibu merupakan faktor risiko stunting pada anak usia 24-59 bulan. Intervensi yang difokuskan pada periode 1000 hari pertama kehidupan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stunting akibat dari siklus malnutrisi antar generasi.

Fulltext View|Download
Keywords: stunting; tinggi badan ibu; siklus malnutrisi, anak

Article Metrics:

  1. UNICEF WHO and World Bank Group. Levels and trends in child malnutrition: Key findings of the 2019 edition. UNICEF, World Health Organization, World Bank Group. 2019
  2. NIHRD. Laporan Nasional Riskesdas 2018. available from http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf?opwvc=1 (2019, accessed 2019 Sep 27)
  3. Bappenas and UNICEF. SDG Baseline Report on Children in Indonesia. Jakarta: BAPPENAS and UNICEF. 2017
  4. Meylia KN, Siswati T, Paramashanti BA, et al. Fine motor, gross motor, and social independence skills among stunted and non-stunted children. Early Child Dev Care 2020: 1-8
  5. de Onis M, Borghi E, Arimond M, et al. Prevalence thresholds for wasting, overweight and stunting in children under 5 years. Public Health Nutr 2018; 22: 175-179
  6. World Bank Group. Aiming high: Indonesia's ambition to reduce stunting. Washington: World Bank, 2018
  7. TNP2K. 100 kabupaten/kota prioritas untuk penanganan stunting. Jakarta: National Team for the Acceleration of Poverty Reduction (TNP2K), 2017
  8. TNP2K. 160 kabupaten/kota prioritas dengan masing masing 10 desa untuk penanganan stunting/kerdil. Jakarta, Indonesia: TNP2K and Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency. 2018
  9. Prendergast AJ and Humphrey JH. The stunting syndrome in developing countries. Paediatr Int Child Health 2014; 34: 250-265
  10. Nshimyiryo A, Hedt-Gauthier B, Mutaganzwa C, et al. Risk factors for stunting among children under five years: a cross-sectional population-based study in Rwanda using the 2015 Demographic and Health Survey. BMC Public Health 2019; 19: 175
  11. Paramashanti BA, Paratmanitya Y and Marsiswati. Individual dietary diversity is strongly associated with stunting in infants and young children. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2017; 14: 19-26
  12. Khasanah DP, Hadi H and Paramashanti BA. Waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) berhubungan dengan kejadian stunting anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Sedayu. Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics 2016; 4: 105-111
  13. Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, et al. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Matern Child Nutr 2013; 9: 27-45
  14. Manggala AK, Kenwa KWM, Kenwa MML, et al. Risk factors of stunting in children aged 24-59 months. Paediatr Indones 2018; 58: 205-213
  15. Fitriahadi E. Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24 -59 bulan. Jurnal Kedokteran dan keseharan, 2018; 14: 15-24
  16. Hanum NH. Hubungan tinggi badan ibu dan riwayat pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Amerta Nutrition 2019: 78-84
  17. Hanum F, Khomsan A and Heryatno Y. Hubungan asupan gizi dan tinggi badan ibu dengan status gizi anak balita. J Gizi Pangan 2014; 9: 1-6
  18. Kusuma KE and Nuryanto. Faktor risiko stunting pada anak usia 2-3 tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Journal of Nutrition College 2013; 2: 523-530
  19. de Onis M and Branca F. Childhood stunting: a global perspective. Matern Child Nutr 2016; 12 Suppl 1: 12-26. 2016/05/17
  20. Victora CG, De Onis M, Hallal PC, et al. Worldwide timing of growth faltering: Revisiting implications for interventions. Pediatrics 2010; 125: e473-e480
  21. Lemeshow S, Hosmer DW, Klar J, et al. Adequacy of sample size in health studies. World Health Organization (WHO), 1990
  22. WHO. WHO Child Growth Standards: length/heightfor-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: methods and development. Geneva: World Health Organization, 2006
  23. Nasikhah R and Margawati A. Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College 2012; 1: 176-184
  24. Bork KA and Diallo A. Boys are more stunted than girls from early infancy to 3 years of age in rural senegal. J Nutr 2017; 147: 940-947
  25. Paramashanti BA, Hadi H and Gunawan IMA. Pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6–23 bulan di Indonesia. Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics 2015; 3: 162-174
  26. Prado EL, Yakes Jimenez E, Vosti S, et al. Path analyses of risk factors for linear growth faltering in four prospective cohorts of young children in Ghana, Malawi and Burkina Faso. BMJ Glob Health 2019; 4: e001155
  27. Alderman H and Headey D. The timing of growth faltering has important implications for observational analyses of the underlying determinants of nutrition outcomes. PLoS ONE 2018; 13. Article
  28. Supriyanto Y, Paramashanti BA and Astiti D. Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics 2018; 5: 23
  29. Addo OY, Stein AD, Fall CH, et al. Maternal height and child growth patterns. J Pediatr 2013; 163: 549-554
  30. Ahmed T, Hossain M and Sanin KI. Global Burden of Maternal and Child Undernutrition and Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012; 61(suppl 1): 8-17
  31. Silventoinen K. Determinants of variation in adult body height. J Biosoc Sci 2003; 35: 263-285
  32. Addo OY, Stein AD, Fall CHD, et al. Parental childhood growth and offspring birthweight: pooled analyses from four birth cohorts in low and middle income countries. Am J Hum Biol 2015; 27: 99-105.

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.