skip to main content

HUBUNGAN KERAGAMAN ASUPAN PROTEIN HEWANI, POLA ASUH MAKAN, DAN HIGIENE SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN STUNTING

Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia

Received: 7 Oct 2021; Published: 31 Jan 2022.

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

 

Latar Belakang: Stunting merupakan terhambatnya tumbuh kembang yang ditandai nilai Z-score indeks PB/U atau TB/U <-2SD. Stunting menjadi masalah utama di Indonesia dengan persentase balita stunting di tahun 2018 mencapai 30%. Banyumas merupakan kabupaten kedua dengan prevalensi balita stunting terbanyak di Jawa Tengah. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya asupan protein hewani, higiene sanitasi rumah yang buruk, dan pola asuh yang kurang tepat.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan keragaman asupan protein hewani, pola asuh makan, dan higiene sanitasi rumah terhadap kejadian stunting anak balita.

Metode: Rancangan penelitian berupa observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 61 anak balita, ditentukan menggunakan simple random sampling pada balita berusia 12-59 bulan di Desa Karanglewas, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Pengambilan data menggunakan kuesioner FFQ, CFQ, dan observasi rumah sehat. Data dianalisis menggunakan Pearson Product Moment, kemudian dilanjutkan dengan uji regresi linier berganda.

Hasil : Keragaman asupan protein hewani pada responden tidak berbeda jauh (50,8% rendah dan 49,2% tinggi). Sebagian besar responden mendapatkan pola asuh makan tepat (98,4%), tetapi higiene sanitasi rumah masih rendah (70,5%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan keragaman asupan protein hewani terhadap kejadian stunting pada anak balita (p=0,024, r=0,289). Namun tidak terdapat hubungan pola asuh makan (p=0,327) dan higiene sanitasi rumah (p=0,103) terhadap kejadian stunting pada anak balita. Uji multivariat menunjukkan keragaman asupan protein hewani dan higiene sanitasi rumah secara bersama-sama mempengaruhi kejadian stunting (p=0,038, r2=0,102).

Simpulan: Terdapat hubungan keragaman asupan protein hewani terhadap kejadian stunting. Keragaman asupan protein hewani dan higinene sanitasi rumah mempengaruhi kejadian stunting apabila terjadi bersama-sama.

Fulltext View|Download
Keywords: Higiene sanitasi; Pola asuh makan; Protein hewani; Stunting

Article Metrics:

  1. WHO. Stunting in a Nutshell [Internet]. 2015 [cited 2021 Apr 27]. Available from: https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell#:~:text=Stunting is the impaired growth,WHO Child Growth Standards median
  2. Kemenkes RI. Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat Tahun 2020-2025. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020
  3. Aritonang EA, Margawati A, Dieny FF. Analisis Pengeluaran Pangan, Ketahanan Pangan dan Asupan Zat Gizi Anak Bawah Dua Tahun (Baduta) Sebagai Faktor Risiko Stunting. J Nutr Coll. 2020;9(1):71–80. https://doi.org/10.14710/jnc.v9i1.26584
  4. Par’i HM, Wiyono S, Harjatmo TP. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017
  5. Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018
  6. Pratiwi TD, Masrul, Yerizel E. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. J Kesehat Andalas. 2016;5(3):661–5. https://doi.org/10.25077/jka.v5i3.595
  7. Kullu VM, Yasnani, Hariati L. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. J Ilm Mhs Kesehat Masy. 2018;3(2):1–11. https://doi.org/ 10.37887/jimkesmas.v3i2.3997
  8. UNICEF. Improving child nutrition: The achievable imperative for global progress. New York: United Nations Children’s Fund (UNICEF); 2013
  9. Purwoko SA. Gambaran Keragaman Pangan, Pola Asuh Makan dan Hygiene Pada Balita Stunting. Viva Media J Kesehatan, Kebidanan, dan Keperawatan. 2020;14(1):94–109. https://doi.org/10.35960/vm.v14i01.562
  10. DKK Banyumas. Analisa Situasi Stunting dari hasil Penimbangan Serentak Tahun 2020 dan Trend Prevalensi Stunting di Kabupaten Banyumas Tahun 2015-2020. Banyumas; 2021
  11. Lemeshow, S. et al. 1990. Adequacy of Sample Size in Health Studies. West Sussex: World Health Organizaton
  12. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2016
  13. Headey D, Hirvonen K, Hoddinott J. Animal sourced foods and child stunting. Am J Agric Econ. 2018 Oct 1;100(5):1302–19. https://doi.org/10.1093/ajae/aay053
  14. Wu G, Fanzo J, Miller DD, Pingali P, Post M, Steiner JL, et al. Production and supply of high-quality food protein for human consumption: Sustainability, challenges, and innovations. Ann N Y Acad Sci. 2014;1321(1):1–19. https://doi.org/ 10.1111/nyas.12500
  15. Anzar J. Nutrisi untuk Stunting. In: Prosiding Ilmiah Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang: UNSRI Press; 2019. p. 1–5
  16. Alfioni W, Siahaan G. Gambaran Asupan Energi dan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Baduta (Bawah Dua Tahun). Nutr Gizi. 2021;1(1):42–52
  17. Sari EM, Juffrie M, Nurani N, Sitaresmi MN. Asupan protein, kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. J Gizi Klin Indones. 2016;12(4):152. https://doi.org/10.22146/ijcn.23111
  18. Izhar MD. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pola Asuh Makan Terhadap Status Gizi Anak Di Kota Jambi. J Kesmas Jambi. 2017;1(2):61–75. https://doi.org/10.22437/jkmj.v1i1.6531
  19. Ningtias LO, Solikhah U. Perbedaan Pola Pemberian Nutrisi pada Balita dengan Stunting dan Non-Stunting di Desa Rempoah Kecamatan Baturaden. J Ilmu Keperawatan Anak. 2020;3(1):1–8. https://doi.org/10.32584/jika.v3i1.529
  20. Yuliyawati DK, Pangestuti DR, Suyatno. Hubungan Pola Pemberian MP-ASI dan Pola Asuh Gizi dengan Status Gizi Bayi Usia 6-23 Bulan, Studi Kasus di Kelurahan Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. J KesehatanMasyarakat. 2018;6(5):342–9
  21. Loya RRP, Nuryanto. Pola Asuh Pemberian Makan Pada Balita Stunting Usia 6 – 12 Bulan di Kabupaten Sumba Tengah Nusa Tenggara Timur. J Nutr Coll. 2017;6(1):83–95. https://doi.org/10.14710/jnc.v6i1.16897
  22. Apriluana G, Fikawati S. Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2018;28(4):247–56. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.472
  23. Kemenkes RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018. 198 p
  24. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009
  25. Pratiwi AR, Al-Baarri AN, Hasdar M, Nurrahman, Nurhidajah, Rohadi, et al. Pangan Untuk Sistem Imun. Semarang: SCU Knowledge Media; 2020
  26. Abeng AT, Ismail D, Huriyati E. Sanitasi, infeksi, dan status gizi anak balita di Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. J Gizi Klin Indones. 2014;10(3):159. https://doi.org/10.22146/ijcn.18867
  27. Subowo. Imunologi klinik / oleh Subowo. 2nd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2010
  28. Asiah A, Yogisutanti G, Purnawan AI. Asupan Mikronutrien Dan Riwayat Penyakit Infeksi Pada Balita Stunting Di UPTD Puskesmas Limbangan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. J Nutr Coll. 2020;9(1):6–11. https://doi.org/10.14710/jnc.v9i1.24647

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.