skip to main content

ANALISIS KANDUNGAN GIZI DAN DAYA TERIMA COOKIES BERBAHAN DASAR TEPUNG BEKATUL DAN TEPUNG IKAN TUNA UNTUK BALITA GIZI KURANG

1Program Studi Ilmu Gizi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta,, Indonesia

2Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia

Received: 17 Jun 2021; Published: 31 Jan 2022.

Citation Format:
Abstract

 

Latar belakang: Pemberian makanan tambahan padat energi dan protein dapat mengatasi asupan energi dan protein pada balita gizi kurang. Bekatul dan ikan tuna memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi yang dapat meningkatkan kandungan gizi pada cookies.

Tujuan: Mengembangkan formula dan mengetahui kandungan gizi serta daya terima cookies tepung bekatul dan tepung ikan tuna sebagai alternatif makanan selingan untuk balita gizi kurang.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri tiga taraf perlakuan yaitu perbandingan tepung terigu dengan tepung sumber protein (tepung bekatul dan tepung ikan tuna) F1 (50:50), F2 (40:60), F3 (30:70). Analisis statistik organoleptik menggunakan uji Kruskal Wallis. Analisis statistik kandungan gizi menggunakan uji ANOVA.

Hasil: Substitusi tepung bekatul dan tepung ikan tuna memberikan pengaruh signifikan (P<0,05) terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, rasa, dan tekstur cookies. Namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0,05) terhadap warna dan aroma cookies.

Simpulan: Substitusi tepung bekatul dan tepung ikan tuna dapat meningkatkan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan menurunkan kadar karbohidrat pada cookies. Perlakuan F2 merupakan formula terpilih dengan takaran saji (40 gram) memiliki energi sebesar 200 kkal; protein sebesar 5 gram; lemak sebesar 10 gram; dan karbohidrat sebesar 22 gram.

Fulltext View|Download
Keywords: Balita; Bekatul; Cookies; Gizi Kurang; Ikan Tuna

Article Metrics:

  1. Kementrian Kesehatan RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. 2018
  2. Bappenas. Pembangunan Gizi Indonesia. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN; 2019
  3. Diniyyah SR. Asupan energi , protein dan lemak dengan kejadian gizi kurang pada balita usia 24-59 bulan di Desa Suci , Gresik. J Artic. 2017;7(1):341-350. https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i4.2017.341-350
  4. Anindita P. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan protein & zinc dengan stunting (pendek) pada balita usia 6 – 35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2012;1:617-626
  5. Supadmi S, Saidin S, Samsudin M. Pengaruh pemberian makanan tambahan pada balita kurang energi protein (kep) pengunjung balai penelitian dan pengembangan gangguan akibat kekurangan iodium (BPP GAKI) Magelang. Penelit Gizi dan Makanan (Nutrition Food Res. 2008;31(2):59-66
  6. Retnowati DH, Syamsianah A, Handarsari E. Pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap perubahan berat badan balita bawah garis merah kecacingan Di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan. J Gizi. 2015;4(1):30-36
  7. Wulandari M& Handarsari E. Pengaruh penambahan bekatul terhadap kadar protein dan sifat organoleptik biskuit. J Pangan dan Gizi. 2010; 01(02): 55-62. https://doi.org/10.26714/jpg.1.2.2010.%25p
  8. Nursalim Y. Bekatul : Makanan Yang Menyehatkan. (Mulyono, ed.). AgroMedia; 2007
  9. Kurnia P., Sarbini D. Rahmawaty S. Efek fortifikasi Fe dan Zn pada biskuit yang diolah dari kombinasi tempe dan bekatul untuk meningkatkan kadar albumin anak balita kurang gizi dan anemia. Eksplanasi. 2010;5(Oktober):1-14
  10. Adhawati SS. Program pengembangan usaha produk intelektual kampus (PPMU-PPUPIK): Produk Tuna Nut Cookies. J Pengabdi Kepada Masy. 2019;3(1)
  11. Arfiyanti. Cookies untuk mencegah stunting. J Kim Saintek dan Pendidik. 2021;V:121-132
  12. Salsabiila FZ. Formulasi, daya terima, dan kandungan gizi cookies galohgor dan tepung ikan lele (Clarias gariepinus) untuk Ibu Menyusui. IPB University. Skripsi. 2018:1-44
  13. Standar Nasional Indonesia. Biskuit. Badan Standarisasi Nasional; 2011
  14. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan Olahan. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2019;53:1689-1699
  15. Association of Official Analytical Chemist. Official Methods of Analysis of the Association of Analytical Chemist. Association of Official Analytical Chemist, Inc; 2005
  16. Sanger G. Oksidasi lemak ikan tongkol (auxis thazard) asap yang direndam dalam larutan ekstrak daun sirih. Pacific J. 2010;2(5):870-873
  17. Roifah M, Razak M, Suwita IK. Subtitusi Tepung kacang hijau (vigna radiata) dan tepung ikan tuna (thunnus sp.) sebagai biskuit PMT ibu hamil terhadap kadar proksimat, nilai energi, kadar zat besi, dan mutu organoleptik. Teknol Pangan Media Inf dan Komun Ilm Teknol Pertan. 2019;10(2):128-138. https://doi.org/10.35891/tp.v10i2.1662
  18. Rahmawati L, Asmawati A, Saputrayadi A. Inovasi pembuatan cookies kaya gizi dengan proporsi tepung bekatul dan tepung kedelai. J Agrotek Ummat. 2020;7(1):30. https://doi.org/10.31764/agrotek.v7i1.1906
  19. USDA. National Nutrient Database for Standard Reference. National Agricultural Library; 2019
  20. Sahril DF, Lekahena VNJ. Pengaruh konsentrasi asam asetat terhadap karakteristik fisikokimia tepung ikan dari daging merah ikan tuna. J Ilm Agribisnis dan Perikan. 2015;8(1)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.