skip to main content

KARAKTERISTIK KELUARGA DAN TINGKAT KECUKUPAN ASUPAN ZAT GIZI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA

Departemen Ilmu Gizi, Fakultas kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 14 Feb 2020; Published: 25 Apr 2020.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan indikator masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting dapat berakibat pada penurunan produktivitas dan peningkatan risiko penyakit degeneratif. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stunting seperti karakteristik keluarga dan tingkat kecukupan asupan zat gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta.

Metode : Penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Sampel dipilih dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah 69 subjek untuk masing-masing kelompok. Data karakteristik keluarga diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang telah divalidasi sebelumnya. Pengukuran tingkat kecukupan asupan zat gizi menggunakan kuesioner semi-quantitative food frequency. Analisis bivariat menggunakan Chi-Square dengan melihat Odds Ratio (OR) dan multivariat dengan regresi logistik ganda.

Hasil : Hasil bivariat menunjukkan variabel usia baduta, panjang badan lahir, tingkat kecukupan protein, karbohidrat, vitamin A, kalsium, zinc dan zat besi berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta. Uji multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan protein (p<0,001) dengan kejadian stunting pada baduta. Anak dengan tingkat kecukupan protein yang rendah berisiko 6,495 kali mengalami stunting.

Simpulan : Faktor utama yang berhubungan dengan kejadian stunting pada baduta adalah tingkat kecukupan protein.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Ethical Clearence
Subject
Type Research Instrument
  Download (129KB)    Indexing metadata
Keywords: Stunting; Karakteristik keluarga; Tingkat kecukupan Asupan Zat Gizi; Baduta
Funding: Program Studi Ilmu Gizi Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Article Metrics:

  1. Handayani N, Sisca D. Risiko Terjadinya Kegemukan pada Anak Usia 3-5 Tahun dengan Status Gizi Pendek Di Indonesia. J Ekol Kesehat. 2015;14(3):273–83
  2. Kemenkes RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan : Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. 2018;1–2
  3. Kemenkes. Hasil Pemantauan Status Gizi PSG Tahun 2017. Jakarta; 2018. 7-10 p
  4. Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. J Pustaka Kesehat [Internet]. 2015;3(1):163–70. Available from: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/ar%0Aticle/view/2520/2029
  5. Astari DL et al. Hubungan Konsumsi Air dan MP-ASI serta Kejadian Stunting Anak Usia 6-12 bulan di Kabupaten Bogor. Media Gizi dan Kel. 2006;30(1):15–23
  6. Najahah I. Faktor Risiko Panjang Lahir Bayi Pendek di Ruang Bersalin RSUD Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Media Bina Ilm. 2014;8(1978–3787):16–23
  7. Azmy U, Mundiastuti L. Konsumsi Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non- Stunting di Kabupaten Bangkalan. Amerta Nutr. 2018;2(3):292–8
  8. Adani FY, Nindya TS. The Differences of Energy , Protein , Zinc Intake and Development to Stunting and non-Stunting Toddler. Amerta Nutr. 2017;46–51
  9. Diniyyah RS, Nindya ST. Asupan Energi , Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci , Gresik. Amerta Nutr. 2017;1(4):341–50
  10. Hadi H, Julia M, Herman S. Defisiensi Vitamin A dan Zinc Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting pada Balita di Nusa Tenggara Barat. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2009;XIX:S84–94
  11. Sari EM, Juffrie M, Nurani N, Sitaresmi MN. Asupan protein , kalsium dan fosfor pada anak stunting dan tidak stunting usia 24-59 bulan. J Gizi Klin Indones. 2016;12(4):152–9
  12. Bahmat DO, Herwanti Bahar IJA. Asupan Seng, Vitamin A, Zat Besi dan Kejadian Stunting 1. Dep Nutr Fact Heal Sci Esa Unggul Univ. 2010. p. 1–14
  13. Herlina S. Faktor - faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan bayi 6-12 bulan di puskesmas simpang baru. J Endur. 2018;3(2):330–6
  14. Sari M, Leersia R. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pola Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gapura Kabupaten Sumenep. Amerta Nutr. 2018;182–8
  15. Asrar M, Hadi H, Boediman D. Pola asuh, pola makan, asupan zat gizi dan hubungannya dengan status gizi anak balita masyarakat suku nuaulu di kecamatan amahai kabupaten maluku tengah provinsi maluku. J Gizi Klin Indones. 2009;6(2):84–94
  16. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil kesehatan kota semarang 2016. Semarang; 2016. p. 1–102
  17. Dahlan S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. 3rd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2012. 1-187 p
  18. Retnaningsih C, Putra BS, Sumardi. Penilaian Status Gizi berdasarkan Kecukupan Energi (Kalori) dan Protein pada Balita (Usia 3 – 5 Tahun) di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Seri Kaji Ilm. 2011;14(2):147–54
  19. Aziza Z, Dieny FF. Perbedaan Aktivitas Fisik Intensitas Berat, Asupan Zat Gizi Makro, Persentase Lemak Tubuh dan Lingkar Perut antara Pekerja Bagian Produksi dan Administrasi PT. Pupuk Kujang Cikampek. J Nutr. 2015;4(2):96–103
  20. Demilew YM. Factors associated with mothers ’ knowledge on infant and young child feeding recommendation in slum areas of Bahir Dar City , Ethiopia : cross sectional study. BMC Res Notes. 2017;10(191):1–7
  21. Zakria NM, Alina T, Ismail T, Nor W, Wan A. Validation of Infant and Young Child Feeding Questionnaire for the Assessment of Knowledge , Attitudes and Practices among Child Care Providers : The IYCF-CCPQ. Int J Enviromental Res Public Heal. 2019;16(2147):1–18
  22. Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Garis Kemiskinan di Kota Semarang, 2012-2018 [Internet]. semarangkota.bps.go.id. 2018. Available from: https://semarangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/50
  23. Wang X, Ho B, Guo S, Luo S, Zhou W, Wang Y. Stunting and “ overweight ” in the WHO Child Growth Standards – malnutrition among children in a poor area of China. Public Health Nutr. 2010;12(11):1991–8
  24. Nabuasa CD, Huriyati E. Riwayat pola asuh , pola makan , asupan zat gizi berhubungan dengan stunting pada anak 24 – 59 bulan di Biboki Utara , Timor Tengah Utara , Nusa Tenggara Timur. J Gi. 2013;1(3):151–63
  25. Khairy SA, Salem HYHA, Samy MA. Effect of Nutritional Status on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt National Nutrition Institute ( NNI ), Cairo , Egypt. Acad J Nutr. 2013;2(1):1–9
  26. Hayati AW, Hardinsyah, Jalal F, Madanijah S, Briawan D. Pola Konsumsi Pangan dan Asupan Energi dan Zat Gizi Anak Stunting dan Tidak Stunting 0 — 23 Bulan. J Gizi dan Pangan. 2012;7(2):0–7
  27. Wellina WF, Kartasurya MI, Rahfilludin MZ. Faktor risiko stunting pada anak umur 12-24 bulan. J Gizi Indones. 2016;5(1):55–61
  28. Ni’mah K, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Stunting Pada Balita. Media Gizi Indones. 2015;10(1):13–9
  29. Margawati A, Astuti AM. Pengetahuan ibu , pola makan dan status gizi pada anak stunting usia 1-5 tahun di Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk, Semarang. J Gizi Indones. 2018;6(2):82–9
  30. Rakhmawati NZ, Panunggal B. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. J Nutr Coll [Internet]. 2014;3(1):43–50. Available from: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
  31. M Candra A, Subagio HW, Margawati A. Determinan kejadian stunting pada bayi usia 6 bulan di kota semarang. J Gizi Indones. 2016;4(2):82–8
  32. Candra A. Hubungan underlying factors dengan kejadian stunting pada anak 1-2 tahun. J Nutr Heal. 2013;1(1):1–12
  33. Paudel R, Pradhan B, Pahari DP. Risk Factors for Stunting Among Children : A Community Based Case Control Risk Factors for Stunting Among Children : A Community Based Case Control Study in Nepal. 2012;(July)
  34. Fikadu T, Assegid S, Amente LD. Factors associated with stunting among children of age 24 to 59 months in Meskan district , Gurage Zone , South Ethiopia : a case-control study. BMC Public Health. 2014;14(800)
  35. World Health Organization. WHO Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief
  36. Meilysari F, Isnawati M. Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. J Nutr Coll. 2014;3(2):26–32
  37. Anugraheni HS, Kartasurya MI. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada anak usia 12-36 bulan di kecamatan Pati, Kabupaten Pati. J Nutr Coll. 2012;1(1):30–7

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.