skip to main content

PERBEDAAN KADAR SERUM FERRITIN REMAJA PUTRI STATUS GIZI NORMAL DAN STATUS GIZI LEBIH

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: .

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang : Karakteristik obesitas adalah inflamasi tingkat rendah. Salah satu efek yang ditimbulkan adalah peningkatan serum ferritin terkait inflamasi melalui kerja hepsidin. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan serum ferritin antara remaja putri usia 15-18 tahun status gizi lebih dengan status gizi normal.

Metode : Jenis penelitian ini adalah analitic observational dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian adalah remaja putri usia 15-18 tahun yang berada di SMA N 5 dan SMA N 11 Semarang. Subjek terbagi atas status gizi lebih (n = 22) dan status gizi lebih (n = 17). Analisis ferritin menggunakan metode ELISA. Pengambilan data asupan dengan FFQ-SQ untuk melihat pengaruh asupan protein, zat besi, dan vitamin C terhadap serum ferritin.

Hasil : Rata-rata status gizi subjek yaitu 0,8764±1,42384 SD, dan 18,0374±1.4713E1 ng/mL untuk serum ferritin. Serum ferritin subjek status gizi normal adalah 19.1146±1.11747E1 ng/ml dibandingkan 16.6434±1.71414E1 ng/ml pada status gizi lebih. Rata-rata asupan protein adalah 76.8490 gram/hari, zat besi adalah 13.3110 miligram/hari, dan vitamin C sebanyak 1.0535E2 miligram/hari.

Kesimpulan : Tidak ada perbedaan serum ferritin yang signifikan antara remaja putri status gizi normal dengan status gizi lebih  (p>0,05). Tidak ada pengaruh yang signifikan antara asupan protein, zat besi, dan vitamin C dengan kadar serum ferritin (p >0,05) pada kategori status gizi normal. Asupan zat besi berhubungan signifikan dan berkorelasi poitif dengan serum ferritin (p <0,05) pada subjek status gizi lebih.  

Fulltext View|Download
Keywords: Serum Ferritin, Status Gizi, Asupan Protein, Asupan Zat Besi, Asupan Vitamin C

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.