Program Studi Ilmu G izi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC16424, author = {Cleo Indaryono and Muhammad Sulchan}, title = {PENGARUH KONSELING MODIFIKASI GAYA HIDUP TERHADAP ASUPAN LEMAK, KADAR TRIGLISERIDA DAN INTERLEUKIN(IL)-18 PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {5}, number = {4}, year = {2017}, keywords = {sindrom metabolik, konseling modifikasi gaya hidup, asupan lemak, trigliserida, Interleukin-18}, abstract = { Latar Belakang: Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari berbagai kelainan metabolik seperti resistensi insulin, obesitas sentral, hipertensi, dislipidemi, keadaan proinflamasi dan protrombik. Keadaan sindrom metabolik pada umumnya diawali dengan obesitas, terutama obesitas viseral. Keseimbangan antara asupan dan aktivitas fisik merupakan faktor yang mengurangi perkembangan sindrom metabolik. Asupan lemak, kadar tirgliserida dan interleukin-18 merupakan salah satu faktor resiko pada sindrom metabolik, dan dengan menggunakan modifikasi gaya hidup diharapkan dapat memberikan penurunan terhadap kadar kadar tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan studi penelitian non-randomized pre-post test control group design. Populasi penelitian adalah 27 remaja obesitas dengan sindrom metabolik di SMA Negeri 2 Semarang. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan variasi konseling yang didapatkan. Sebelas remaja mengikuti kelompok konseling intensif dan enam belas remaja tidak intensif selama 2 bulan. Kualitas diet, aktivitas fisik, asupan lemak, kadar trigliserida, dan kadar IL-18 diukur sebelum dan sesudah intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test, Wilcoxon , independent t -tes, dan Mann Whitney. Hasil: Konseling modifikasi gaya hidup meningkatkan kualitas diet, juga menurunkan kadar asupan lemak, kadar trigliserida dan kadar IL-18. Pada kelompok konseling intensif, variabel yang memiliki perbedaan signifikan adalah kualitas diet (p=0,01), asupan lemak (p=0,04) dan kadar IL-18 (p=0,01), sedangkan kelompok konseling tidak intensif yang memiliki perbedaan signifikan adalah kualitas diet (p=0,04) , aktivitas fisik (p=0,001), asupan lemak (p=0,009), kadar trigliserida (p=0,001) dan kadar IL-18 (p=0,007). Peningkatan kadar trigliserida pada kelompok tidak intensif lebih besar dibandingkan kelompok intensif (65,75 mg/dL dibandingkan 11,54 mg/dL) Simpulan: Ada pengaruh konseling modifikasi gaya hidup terhadap kualitas diet, aktivitas fisik, asupan lemak, kadar trigliserida dan IL-18. Aktivitas fisik pada kedua kelompok meningkat namun kelompok konseling tidak intensif memiliki perubahan rerata yang lebih besar. Asupan lemak pada kedua kelompok konseling menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar. Kadar trigliserida meningkat pada kedua kelompok konseling, namun kelompok konseling intensif memiliki peningkatan yang lebih kecil. Kadar IL-18 pada kedua kelompok menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar. Latar Belakang: Sindrom metabolik merupakan kumpulan dari berbagai kelainan metabolik seperti resistensi insulin, obesitas sentral, hipertensi, dislipidemi, keadaan proinflamasi dan protrombik. Keadaan sindrom metabolik pada umumnya diawali dengan obesitas, terutama obesitas viseral. Keseimbangan antara asupan dan aktivitas fisik merupakan faktor yang mengurangi perkembangan sindrom metabolik. Asupan lemak, kadar tirgliserida dan interleukin-18 merupakan salah satu faktor resiko pada sindrom metabolik, dan dengan menggunakan modifikasi gaya hidup diharapkan dapat memberikan penurunan terhadap kadar kadar tersebut. Metode: Penelitian ini menggunakan studi penelitian non-randomized pre-post test control group design . Populasi penelitian adalah 27 remaja obesitas dengan sindrom metabolik di SMA Negeri 2 Semarang. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan variasi konseling yang didapatkan. Sebelas remaja mengikuti kelompok konseling intensif dan enam belas remaja tidak intensif selama 2 bulan. Kualitas diet, aktivitas fisik, asupan lemak , kadar trigliserida , dan kadar IL-18 diukur sebelum dan sesudah intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah paired t-test, Wilcoxon , independent t -tes, dan Mann Whitney. Hasil: Konseling modifikasi gaya hidup meningkatkan kualitas diet, juga menurunkan kadar asupan lemak, kadar trigliserida dan kadar IL-18. Pada kelompok konseling intensif, variabel yang memiliki perbedaan signifikan adalah kualitas diet (p=0,01), asupan lemak (p=0,04) dan kadar IL-18 (p=0,01), sedangkan kelompok konseling tidak intensif yang memiliki perbedaan signifikan adalah kualitas diet (p=0,04) , aktivitas fisik (p=0,001), asupan lemak (p=0,009), kadar trigliserida (p=0,001) dan kadar IL-18 (p=0,007). Peningkatan kadar trigliserida pada kelompok tidak intensif lebih besar dibandingkan kelompok intensif (65,75 mg/dL dibandingkan 11,54 mg/dL) *) Penulis Penanggungjawab Simpulan: Ada pengaruh konseling modifikasi gaya hidup terhadap kualitas diet, aktivitas fisik, asupan lemak, kadar trigliserida dan IL-18. Aktivitas fisik pada kedua kelompok meningkat namun kelompok konseling tidak intensif memiliki perubahan rerata yang lebih besar. Asupan lemak pada kedua kelompok konseling menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar. Kadar trigliserida meningkat pada kedua kelompok konseling, namun kelompok konseling intensif memiliki peningkatan yang lebih kecil. Kadar IL-18 pada kedua kelompok menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar. }, issn = {2622-884X}, pages = {298--306} doi = {10.14710/jnc.v5i4.16424}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16424} }
Refworks Citation Data :
*) Penulis Penanggungjawab
Simpulan: Ada pengaruh konseling modifikasi gaya hidup terhadap kualitas diet, aktivitas fisik, asupan lemak, kadar trigliserida dan IL-18. Aktivitas fisik pada kedua kelompok meningkat namun kelompok konseling tidak intensif memiliki perubahan rerata yang lebih besar. Asupan lemak pada kedua kelompok konseling menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar. Kadar trigliserida meningkat pada kedua kelompok konseling, namun kelompok konseling intensif memiliki peningkatan yang lebih kecil. Kadar IL-18 pada kedua kelompok menurun, namun kelompok konseling tidak intensif memiliki rerata yang lebih besar.
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats