BibTex Citation Data :
@article{dmj18635, author = {Suci Guntari and Budhi Surastri and Helmia Farida}, title = {PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM) DENGAN KETOKONAZOL 2% SECARA IN VITRO}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {6}, number = {2}, year = {2017}, keywords = {Ekstrak jahe merah, Ketokonazol 2%, Pitiriasis versicolor (PV), Malassezia sp.}, abstract = { Latar Belakang : Infeksi Malassezia sp . Sering terjadi di daerah tropis karena kurangnya efektivitas obat antijamur, sehingga perlu antijamur alternatif. Penelitian ini menguji efek antijamur jahe merah. Senyawa alami ekstrak jahe merah ini diharapkan mampu mengatasi infeksi Malassezia sp.. Tujuan : Menguji efektivitas ekstrak jahe merah dibanding ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan Malassezia sp. Metode : Penelitian eksperimental laboratorium dengan post test only control group design . Jumlah sampel 35 media MH yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Tiga kelompok diantaranya diberikan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi berturut 83%, 90%, 95%, 1 kelompok berupa MH dengan ketokonazol 2% dan 1 kelompok berupa media MH tanpa substansi antijamur (kontrol positif), dilanjutkan dengan menanam Malassezia sp. 0,5 McFarland . Sampel diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 34 o C. Analisis statistic menggunakan uji Kruskal- wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoct Mann-whitney . Hasil : Pertumbuhan Malassezia sp. didapatkan pada kelompok kontrol positif dan tidak didapatkan pada kelompok yang mengandung ekstrak jahe merah dan ketokonazol.Uji Kruskal-wallis dilanjutkan dengan Mann-whitney menunjukkan perbedaan bermakna (p= 0,000) antara kelompok kontrol positif dengan kelompok ekstrak jahe merah 83%,90%,dan 95% maupun kelompok ketokonazol 2% dan tidak ada perbedaan bermakna (p=1,000) diantara ekstrak jahe merah 83%, 90%, 95% dengan ketokonazol 2%. Kesimpulan : Ekstrak jahe merah memiliki efektivitas antijamur yang sama dengan ketokonazol 2%. }, issn = {2540-8844}, pages = {1228--1236} doi = {10.14710/dmj.v6i2.18635}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/18635} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Infeksi Malassezia sp. Sering terjadi di daerah tropis karena kurangnya efektivitas obat antijamur, sehingga perlu antijamur alternatif. Penelitian ini menguji efek antijamur jahe merah. Senyawa alami ekstrak jahe merah ini diharapkan mampu mengatasi infeksi Malassezia sp..
Tujuan : Menguji efektivitas ekstrak jahe merah dibanding ketokonazol 2% dalam menghambat pertumbuhan Malassezia sp.
Metode : Penelitian eksperimental laboratorium dengan post test only control group design. Jumlah sampel 35 media MH yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Tiga kelompok diantaranya diberikan ekstrak jahe merah dengan konsentrasi berturut 83%, 90%, 95%, 1 kelompok berupa MH dengan ketokonazol 2% dan 1 kelompok berupa media MH tanpa substansi antijamur (kontrol positif), dilanjutkan dengan menanam Malassezia sp. 0,5 McFarland. Sampel diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 34o C. Analisis statistic menggunakan uji Kruskal- wallis dan dilanjutkan dengan uji post hoct Mann-whitney.
Hasil : Pertumbuhan Malassezia sp. didapatkan pada kelompok kontrol positif dan tidak didapatkan pada kelompok yang mengandung ekstrak jahe merah dan ketokonazol.Uji Kruskal-wallis dilanjutkan dengan Mann-whitney menunjukkan perbedaan bermakna (p= 0,000) antara kelompok kontrol positif dengan kelompok ekstrak jahe merah 83%,90%,dan 95% maupun kelompok ketokonazol 2% dan tidak ada perbedaan bermakna (p=1,000) diantara ekstrak jahe merah 83%, 90%, 95% dengan ketokonazol 2%.
Kesimpulan : Ekstrak jahe merah memiliki efektivitas antijamur yang sama dengan ketokonazol 2%.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.