BibTex Citation Data :
@article{dmj15491, author = {Mitha Istiqomah and Prasetyowati Subchan and Aryoko Widodo S.}, title = {PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA KETOMBE PADA POLISI LALU LINTAS KOTA SEMARANG}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {5}, number = {4}, year = {2016}, keywords = {ketombe, hiegiene perorangan, tempat penyimpanan topi polisi, faktor-faktor yang mempengaruhi.}, abstract = { Latar Belakang : Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi jamur yang sering diderita salah satunya adalah ketombe. Ketombe adalah suatu gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya skuama atau sisik berwarna putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang bervariasi. Profesi polisi lalu lintas (Polantas) diperkirakan memiliki resiko tinggi terkena ketombe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan faktor resiko ketombe pada Polantas di Semarang. Metode : Penelitian ini bersifat belah lintang dengan subjek penelitian 58 Polantas di Semarang pada bulan Mei 2016. Diagnosis ketombe berdasarkan pemeriksaan klinis oleh residen penyakit kulit kelamin dan kerokan kulit kepala. Data diambil dengan kuesioner meliputi higiene perorangan dan tempat penyimpanan topi polisi. Analisa data menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p < 0,05; Interval Kepercayaan 95%. Hasil : P ada penelitian ini didapatkan 14 dari 58 polisi lalu lintas kota Semarang terdiagnosa ketombe. Dari hasil analisis kuesioner higiene perorangan (p = 0,145) dan tempat penyimpanan topi polisi (p = 0,750) secara statistik tidak bermakna karena p> 0,05. Simpulan : Prevalensi kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang sebanyak 24,1%. Higiene perorangan yang buruk dan tempat penyimpanan topi polisi bukan merupakan faktor risiko kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang . }, issn = {2540-8844}, pages = {1276--1283} doi = {10.14710/dmj.v5i4.15491}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/15491} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi jamur yang sering diderita salah satunya adalah ketombe. Ketombe adalah suatu gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya skuama atau sisik berwarna putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang bervariasi. Profesi polisi lalu lintas (Polantas) diperkirakan memiliki resiko tinggi terkena ketombe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian dan faktor resiko ketombe pada Polantas di Semarang.
Metode : Penelitian ini bersifat belah lintang dengan subjek penelitian 58 Polantas di Semarang pada bulan Mei 2016. Diagnosis ketombe berdasarkan pemeriksaan klinis oleh residen penyakit kulit kelamin dan kerokan kulit kepala. Data diambil dengan kuesioner meliputi higiene perorangan dan tempat penyimpanan topi polisi. Analisa data menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kemaknaan p < 0,05; Interval Kepercayaan 95%.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan 14 dari 58 polisi lalu lintas kota Semarang terdiagnosa ketombe. Dari hasil analisis kuesioner higiene perorangan (p = 0,145) dan tempat penyimpanan topi polisi (p = 0,750) secara statistik tidak bermakna karena p> 0,05.
Simpulan : Prevalensi kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang sebanyak 24,1%. Higiene perorangan yang buruk dan tempat penyimpanan topi polisi bukan merupakan faktor risiko kejadian ketombe pada polisi lalu lintas kota Semarang.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.