skip to main content

ASUPAN Fe, KEBIASAAN MINUM TEH, DAN STATUS GIZI BERKAITAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SANTRI PUTRI

Program Studi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, Universitas Islam Negeri Walisongo, Jawa Tengah, Indonesia

Received: 3 Mar 2024; Revised: 30 Jul 2024; Accepted: 30 Jul 2024; Available online: 31 Jul 2024; Published: 31 Jul 2024.

Citation Format:
Abstract

ABSTRACT

Background: Anemia must receive special attention because it can affect health status, especially in women. Anemia can be caused by a lack of consuming foods containing iron (Fe), vitamin C, protein, the habit of consuming Fe inhibitor substances such as caffeine, oxalate, phytate, and tannins contained in tea as well as other factors such as blood loss and nutritional status.

Objectives: To determine the relationship between Fe intake, tea-drinking habits, and nutritional status with the incidence of anemia in female students.

Methods: This research used a cross-sectional design with a total sample of 73 female students at the Sirojuth Tholibin Islamic Boarding School in Grobogan Regency, Central Java. The sample was collected with accidental sampling. Data on Fe intake were obtained using the Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), tea-drinking habits using the Food Frequency Questionnaire (FFQ), nutritional status using Body Mass Index by Age (BMI/U), and the incidence of anemia was determined by measuring hemoglobin using the Point of Care Testing (POCT) method with the easytouch GCHb digital device. Bivariate analysis with Gamma (g) correlation test.

Results The results of this study obtained the characteristics of respondents with sufficient Fe intake 41 (56,2%) respondents, good tea-drinking habits 51 (69.9%) respondents, good nutritional status 54 (74%) respondents, and no anemia category 52 (71.2%) respondents. Based on the results of the bivariate test analysis, it showed that Fe intake, tea-drinking habits, and nutritional status had a relationship with the incidence of anemia (p-value <0.05).

Conclusion: There is a relationship between Fe intake, tea-drinking habits, and nutritional status with the incidence of anemia in female students.

Keywords : anemia; Fe intake; female students; nutritional status; tea-drinking habit.

 

                                                                     ABSTRAK

Latar belakang: Anemia harus mendapat perhatian khusus karena dapat memengaruhi status kesehatan khususnya pada perempuan. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi (Fe), vitamin C, protein, kebiasaan konsumsi zat inhibitor Fe seperti kafein, oksalat, fitat dan tanin yang terkandung dalam teh serta faktor lain seperti kehilangan darah dan status gizi.

Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan Fe, kebiasaan minum teh, dan status gizi dengan kejadian anemia pada santri putri.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 73 santri putri di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin di Kab. Grobogan, Jawa Tengah. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling. Data asupan Fe diperoleh dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ), kebiasaan minum teh dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ), status gizi dengan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U), dan kejadian anemia ditentukan dengan pengukuran hemoglobin menggunakan metode Point of Care Testing (POCT) dengan alat digital Easytouch GCHb. Analisis bivariat dengan uji korelasi Gama (g).

Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh karakteristik responden dengan asupan Fe cukup 41 responden (56,2%), kebiasaan minum teh baik 51 responden (69,9%) status gizi baik 54 responden (74%), dan kejadian anemia dengan kategori tidak anemia 52 responden (71,2%). Berdasarkan hasil analisa uji bivariat menunjukkan bahwa asupan Fe, kebiasaan minum teh, dan status gizi memiliki hubungan dengan kejadian anemia (nilai p<0,05).

Simpulan: Terdapat hubungan antara asupan Fe, kebiasaan minum teh, dan status gizi dengan kejadian anemia pada santri putri.

Kata Kunci : anemia; asupan Fe; santri putri; status gizi; kebiasaan minum teh.


Fulltext View|Download
Keywords: anemia; asupan Fe; santri putri; status gizi; kebiasaan minum teh

Article Metrics:

  1. WHO. The global prevalence of anaemia in 2011. Who. Published online 2015:1-48. https://apps.who.int/iris/handle/10665/177094
  2. Fikawati S, Syafiq A, Veratamala A. Gizi Anak Dan Remaja. PT Raja Grafindo Persada; 2017
  3. WHO. Prevalence of anaemia in women of reproductive age (aged 15-49) (%). Glob Heal Obs. 2021;23:2021. https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/prevalence-of-anaemia-in-women-of-reproductive-age-(-)
  4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2019
  5. https://doi.org/10.12688/f1000research.46544.1
  6. Sulistiani RP, Rizky Fitriyanti A, Dewi L. Pengaruh edukasi pencegahan anemia dengan metode kombinasi ceramah dan team game tournament pada remaja putri. Sport Nutr J. 2021;3(1):39-47. https://doi.org/10.15294/spnj.v3i1.44880
  7. Julaecha J. Upaya pencegahan anemia pada remaja putri. J Abdimas Kesehat. 2020;2(2):109. https://doi.org/10.36565/jak.v2i2.105
  8. Jaelani M, Simanjuntak BY, Yuliantini E. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. J Kesehat. 2017;8(3):358
  9. https://doi.org/10.26630/jk.v8i3.625
  10. Briawan D. Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Buku Kedokteran ECG; 2014
  11. Sari A, Pamungkasari EP, Dewi YLR. Hubungan asupan Fe dengan kadar hemoglobin pada remaja putri anemia di SMK 2 Muhammadiyah Sukoharjo dan SMA N 1 Nguter. Univ Res Colloq. Published online 2017:385-388
  12. Masthalina H, Laraeni Y, Dahlia YP. Pola konsumsi (faktor inhibitor dan enhancer Fe) terhadap status anemia remaja putri. J Kesehat Masy. 2015;11(1):80
  13. https://doi.org/10.15294/kemas.v11i1.3516
  14. Sumiswatrika A. Keanekaragaman serangga pada perkebunan teh Wonosari Lawang dengan dan tanpa aplikasi pestisida. Univ Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Published online 2012
  15. Boli EB, Al-Faida N, Nur. Konsumsi tablet tambah darah, kebiasaan minum teh, dan anemia pada remaja putri di Nabire. Hum Care. 2022;7(1):141-145
  16. https://doi.org/10.32883/hcj.v7i1.1617
  17. Widya Y. Hubungan antara konsumsi teh dengan kadar hemoglobin pada remaja putri SMA Negeri 1 Banyudono. Univ Muhammadiyah Surakarta. Published online 2020:13
  18. Kementerian Kesehatan RI. Bahan Ajar Gizi Penilaian Status Gizi. Kemeskes RI; 2017
  19. Cepeda-Lopez AC, Osendarp SJ, Melse-Boonstra A, et al. Sharply higher rates of iron deficiency in obese Mexican women and children are predicted by obesity-related inflammation rather than by differences in dietary iron intake. Am J Clin Nutr. 2011;93(5):975-983. https://doi.org/10.3945/ajcn.110.005439
  20. Indartanti D, Kartini A. Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. J Nutr Coll. 2014;3(2):33-39
  21. https://doi.org/10.36998/jkmm.v8i2.108
  22. Daris C, Wibowo T, Notoatmojo H, Rohmani A. Hubungan antara status gizi dengan anemia pada remaja putri di SMP Muhammadiyah 3 Semarang. J Kedokt Muhammadiyah. 2013;1(2):3-7. https://doi.org/10.14710/jnc.v3i2.5438
  23. Taqhi A. Gambaran sistem penyelenggaraan makan di Pondok Pesantren Hubulo Gorontalo. Media Kesehat Masy Indones. 2014;2(1):241-247
  24. Ekanah KS, Otowve A, Rose E. Nutritional status of day and boarding female adolescent secondary school students in Warri South Local Government Area of Delta State. J Food Nutr Sci. 2017;5(3):131-139
  25. https://doi.org/10.11648/j.jfns.20170503.20
  26. Ekayanti I, Rimbawan R, Kusumawati D. Faktor risiko anemia anemia pada santri putri di Pondok Pesantren Darusalam Bogor. Media Gizi Indones. 2020;15(2):79. https://doi.org/10.20473/mgi.v15i2.79-87
  27. Fauzy A. Metode Sampling. 2nd ed. Universitas Terbuka; 2019. http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/download/83/65%0Ahttp://www.embase.com/search/results?subaction=viewrecord&from=export&id=L603546864%5Cnhttp://dx.doi.org/10.1155/2015/420723%0Ahttp://link.springer.com/10.1007/978-3-319-76
  28. Kemenkes RI. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2017: kesehatan reproduksi remaja. Badan Kependud Dan Kel Berencana Nasional, Badan Pus Stat Kementeri Kesehatan. Published online 2018
  29. Rosita, Sumarni, H RJ. Hubungan kebiasaan minum teh setelah makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Pallangga. J Kesehat Masy. Published online 2019:4-12
  30. Kemenkes RI. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak.; 2020. http://clik.dva.gov.au/rehabilitation-library/1-introduction-rehabilitation%0Ahttp://www.scirp.org/journal/doi.aspx?DOI=10.4236/as.2017.81005%0Ahttp://www.scirp.org/journal/PaperDownload.aspx?DOI=10.4236/as.2012.34066%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.pbi.201
  31. Puspitasari P, Aliviameita A, Rinata E, Yasmin RAY, Saidah SN. Perbedaan hasil pemeriksaan hemoglobin antara metode point of care testing dengan metode sianmethemoglobin pada ibu hamil. J Anal Kesehat. 2020;9(1):24
  32. https://doi.org/10.26630/jak.v9i1.2113
  33. Lailla M, Zainar Z, Fitri A. Perbandingan hasil pemeriksaan hemoglobin secara digital terhadap hasil pemeriksaan hemoglobin secara cyanmethemoglobin. J Pengelolaan Lab Pendidik. 2021;3(2):63-68. https://doi.org/10.14710/jplp.3.2.63-68
  34. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pecegahan Dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur (WUS).; 2018
  35. Sulistyowati Y, Yuniritha E. Metabolisme Zat Gizi. Trans medika; 2015
  36. Rahmawati FC. Hubungan asupan zat besi dan usia menarche dengan kejadian dismenore pada remaja putri. J Penelit Inov. 2023;2(3):469-476
  37. https://doi.org/10.54082/jupin.105
  38. Dwi I, Wati P, Samodra YTJ. Analisis ketersediaan asupan zat besi terhadap kadar hemoglobin pada atlet bela diri. J Ilmu Olahraga dan Kesehat. 2022;11(1):86-94
  39. https://doi.org/10.36706/altius.v11i1.17977
  40. Nababan L, Widiastuti NS. Hubungan minum teh mahasiswi kebidanan dengan kejadian anemia pada mahasiswi kebidanan Akademi Kesehatan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu. Kebidanan Besurek. 2016;1(2):167-171
  41. Pebrina R, Leo MKW, Kusumaningrumi SBC, Wulandari M. Pengaruh kebiasaan minum teh terhadap kadar hemoglobin pada calon pendonor. J Kesehat Metro Sai Wawai. 2020;13(2):61-67. https://doi.org/10.26630/jkm.v13i2.2395
  42. Basith A, Agustina R, Diani N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Dunia Keperawatan. 2017;5(1):1-10
  43. https://doi.org/10.20527/dk.v5i1.3634
  44. Banowati L. Ilmu Gizi Dasar. Deepublish; 2019
  45. Kusumawati E, Lusiana N, Mustika I, Hidayati S, Andyarini EN. Perbedaan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) remaja menggunakan metode sahli dan digital (easy touch GCHb). J Heal Sci Prev. 2018;2(2):95-98
  46. https://doi.org/10.29080/jhsp.v2i2.128
  47. Putra KA, Munir Z, Siam WN. Hubungan kepatuhan minum tablet Fe dengan kejadian anemia (Hb) pada remaja putri di SMP Negeri 1 Tapen Kabupaten Bondowoso. J Keperawatan Prof. 2020;8(1):49-61
  48. https://doi.org/10.33650/jkp.v8i1.1021
  49. Hardiansyah A, Alamsah AW, Hinyah IR, et al. Analisis faktor determinan kebugaran jasmani remaja putri di Madrasah Aliyah. J Nutr Coll. 2023;12(2):144-152
  50. https://doi.org/10.14710/jnc.v12i2.36755
  51. Emilia E. Hubungan asupan zat besi dengan status anemia pada santri putri di Pondok Pesantren Hidayatussalikin Air Itam Kota Pangkalpinang Tahun 2017. J Kesehat Poltekkes Kemenkes RiIPangkalpinang. 2019;7(2):64
  52. https://doi.org/10.32922/jkp.v7i2.88
  53. Sholicha CA, Muniroh L. Hubungan asupan zat besi, protein, vitamin C, dan pola menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMAN 1 Manyar Gresik. Media Gizi Indones. 2019;14(2):147
  54. https://doi.org/10.20473/mgi.v14i2.147-153
  55. Cia A, Annisa SN, F Lion H. Asupan zat besi dan prevalensi anemia pada remaja usia 16-18 tahun di SMAN 3 dan MA Darul Ulum Palangka Raya. J Kesehat. 2021;4(2):144-150. https://doi.org/10.33096/woh.vi.248
  56. Sun H, Weaver CM. Decreased iron intake parallels rising iron deficiency anemia and related mortality rates in the US Population. J Nutr. 2021;151(7):1947-1955. https://doi.org/10.1093/jn/nxab064
  57. Tania LE. Hubungan asupan zat besi, protein, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMK Yamas Jakarta Timur tahun 2018. Publ Kesehat Masy Indones. 2018;3(1):26-31
  58. Lewa AF. Hubungan asupan protein, zat besi, dan vitamin C dengan kejadian anemia pada remaja putri di MAN 2 Model Palu. Publ Kesehat Masy Indones. 2016;3(1):26-31
  59. Pratama FN, Noor MS, Heriyani F. Hubungan asupan protein dan zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMPN 18 Banjarmasin. Homeostasis. 2020;3(1):43-48
  60. Jausal AN, Zuraida R, Susianti. Iron consumption and anemia in adolescent girls in Junior High School 1 Tanjung Sari, South Lampung. Int J Heal Educ Soc. 2022;5(8):1-16. www.ijhes.com
  61. Wande I, Hernaningsih Y, Ariawati K, Notopurobudiono P, Linawati NM, Dewi PPAP. Eritropoiesis. Internatonal J Pharaceutical Res. 2023;15(2)
  62. Bungsu P. Pengaruh kadar tanin pada teh celup terhadap anemia gizi besi (AGB) pada ibu hamil di UPT Puskesmas Citeurep Kabupaten Bogor (Tesis). Univ Indones. Published online 2012
  63. Simanungkalit SF, Simarmata OS. Pengetahuan dan perilaku konsumsi remaja putri yang berhubungan dengan status anemia. Bul Penelit Kesehat. 2019;47(3):175-182. https://doi.org/10.22435/bpk.v47i3.1269
  64. Royani I, Irwan AA, Arifin A. Pengaruh mengkonsumsi teh setelah makan terhadap kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri. UMI Med J. 2019;2(2):20-25
  65. https://doi.org/10.33096/umj.v2i2.22
  66. Fan FS. Iron deficiency anemia due to excessive green tea drinking. Clin Case Reports. 2016;4(11):1053-1056
  67. https://doi.org/10.1002/ccr3.707
  68. Gunec CB. A mini review on the relationship between coffee and tea consumption and iron absorption in the gut – iron deficiency anemia. Japan J Clin Med Res. 2023;3(1):1-3. https://doi.org/10.47363/JJCMR/2023(3)145
  69. Content T, The O, Compound F, et al. Kandungan senyawa flavonoid dan aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau pada perlakuan suhu awal dan lama penyeduhan. J Rekayasa dan Manaj Agroindustri. 2018;6(3):196-202
  70. https://doi.org/10.24843/JRMA.2018.v06.i03.p02
  71. Muhayati A, Ratnawati D. Hubungan antara status gizi dan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri. J Ilm Ilmu Keperawatan Indones. 2019;9(1):563-570. https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i01.183
  72. Hamidiyah A. Hubungan asupan nutrisi dengan kejadian anemia pada remaja putri. JOMIS (Journal Midwifery Sci. 2020;4(1):1-8. https://doi.org/10.36341/jomis.v4i1.1091
  73. Sukarno J, Marunduh R, Pangemanan DHC, et al. Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar hemoglobin pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. J Kedokt Klin. 2016;1(1):1-7
  74. Nisa AK, Nissa C, Probosari E. Perbedaan asupan gizi dan kadar hemoglobin pada remaja perempuan obesitas dan tidak obesitas. J Nutr Coll. 2019;8(1):21. https://doi.org/10.14710/jnc.v8i1.23809
  75. Pagani A, Nai A, Silvestri L, Camaschella C. Hepcidin and anemia: a tight relationship. Front Physiol. 2019;10(October):1-7. https://doi.org/10.3389/fphys.2019.01294

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.