skip to main content

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DAN KERAGAMAN KONSUMSI SUMBER VITAMIN A DAN ZAT BESI USIA 6-23 BULAN DI PROVINSI BENGKULU (ANALISIS DATA SDKI 2017)

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Indonesia

Received: 11 May 2021; Published: 31 Jul 2021.

Citation Format:
Abstract

Latar Balakang: Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan masa paling kritis untuk memperbaiki perkembangan fisik dan kognitif anak. Usia hingga 6 bulan hanya diberikan ASI eksklusif saja. Aktivitas bayi setelah usia 6 bulan semakin banyak sehingga diperlukan makanan pendamping dari ASI guna memenuhi kebutuhan gizi untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Waktu pemberian MP-ASI anak yang tepat adalah usia 6-24 bulan, pada usia tersebut pencernaan bayi mulai kuat.

Tujuan: Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan konsumsi sumber vitamin A dan Fe usia 6-23 bulan di Provinsi Bengkulu.

Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 yang dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 93 balita berusia 6-23 bulan. Penelitian ini menggunakan data hasil pengumpulan SDKI 2017 dengan metode observasi kuesioner terhadap sampel anak usia 6-23 bulan. Analisis yang digunakan adalah chi-squar.e

Hasil: Anak usia 6-23 bulan yang diberikan MP-ASI sesuai dengan umur sebanyak 51,7%. Keragaman konsumsi sumber zat gizi mikro (vitamin A) tidak beragam 52,7%, dan sumber zat besi sebesar 79,8%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI dengan konsumsi sumber zat gizi mikro (vitamin A) dan konsumsi sumber zat gizi mikro (Fe) usia 6-23 bulan di provinsi Bengkulu masing-masing p-value 1,000 dan 0.484.

Simpulan: Pemberian MPASI masih belum sesuai umur dan berkontribusi terhadap keragaman konsumsi sumber zat gizi vitamin A dan Fe

Fulltext View|Download
Keywords: Makanan Pendamping ASI (MPASI); Vitamin A; Zat Besi

Article Metrics:

  1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal) Tahun 2006. Jakarta : Depkes RI. 2016
  2. Rahmawati W, Novita Wirawan N, Saptaning Wilujeng C, Fadhilah E, Ari Nugroho F, Yusuf Habibie I, et al. Gambaran masalah gizi pada 1000 HPK di Kota dan Kabupaten Malang (Illustration of nutritional problem in the first 1000 days of life in both city and district of Malang, Indonesia). Indones J Hum Nutr. 2016; 3(1 suplemen): 20-31
  3. Kusumaningrum ND, Hastuti P, Mayasari AC. Hubungan perilaku pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi 6-24 bulan di posyandu Desa Bandung Mojokerto. Jurnal Surya. 2019; 11(3): 62-68
  4. Wardhani GK. Hubungan pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan di kelurahan Satabelan Kota Surakarta Tahun 2015. J Ilm Kesehat Media Husada. 2018; 7(2): 71-78
  5. Aprillia YT, Mawarni ES, Agustina S. Pengetahuan ibu tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI). J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2020; 9(2): 865-872
  6. Fitriani Y, Firdawati F, Lubis G. Hubungan pemberian jenis makanan pendamping ASI dengan perkembangan bayi umur 9-12 bulan di wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung Padang. J Kesehat Andalas. 2019; 8(4): 238-246
  7. Rohmani A. Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada anak usia 1-2 tahun di kelurahan Lamper Tengah Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional dan Internasional. Semarang : Universitas Muhamadiyah Semarang. 2010. hal. 81-87
  8. Fatimah NSH, Wirjatmadi B. Tingkat kecukupan vitamin A, seng dan zat besi serta frekuensi infeksi pada balita stunting dan non stunting. Media Gizi Indonesia. 2018;13(2):168
  9. Sariy RB, Simanjuntak BY, Suryani D. Pemberian MP-ASI dini dengan status gizi (PB/U) usia 4-7 bulan di Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu. AcTion Aceh Nutr J. 2018;3(2):103-109
  10. Simanjuntak BY, Haya M, Suryani D, Ahmad CA. Early inititation of breastfeeding and Vitamin A supplementation with nutritional status of children aged 6-59 months. Kesmas : National Public Health Journal. 2018; 12(3): 107-113
  11. Lestari IP, Lipoeto NI, Almurdi A. Hubungan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang. J Kesehat Andalas. 2018;6(3):507-511
  12. Nurdin SSI, Katili DNO, Ahmad ZF. Faktor ibu, pola asuh anak, dan MPASI terhadap kejadian stunting di kabupaten Gorontalo. J Ris Kebidanan Indones. 2019; 3(2): 74-81
  13. Arsyati AM, Rahayu YT. Budaya pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia kurang dari 6 bulan di desa Leuwibatu Rumpin. Hearty: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2019; 7(1): 9-17
  14. Ilmanisak R, Pudjirahaju A, Aswin AA. Edukasi MP-ASI, Sikap ibu dan tingkat konsumsi energi-protein baduta stunting usia 7-24 bulan. J Pendidik Kesehat. 2017; 6(1): 16-26
  15. Nurlaila N. Perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). J Ilm Kesehat Keperawatan. 2019; 15(2): 43-49
  16. Artini B. Analisis faktor yang memengaruhi pemberian MPASI dini. J Kebidanan. 2018; 7(1): 46-52
  17. Nurkomala S, Nuryanto N, Panunggal B. Praktik pemberian Mpasi (makanan pendamping air susu ibu) pada anak stunting dan tidak stunting usia 6-24 bulan. Journal of Nutrition College. 2018; 7(2): 45-53
  18. Sutriana VN. Determinan pemberian MPASI dini pada bayi 0-6 bulan di wilayah pedesaan Kabupaten Tuban. Berita Kedokteran Masyarakat. 2018; 34(5):1
  19. Fitriana EI, Anzar J, HZ HN, Theodorus T. Dampak usia pertama pemberian makanan pendamping ASI terhadap status gizi bayi usia 8-12 bulan di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang. Sari Pediatri. 2013; 15(4): 249-253
  20. Wahyunita VD, Sulatriningsih K, Harahap IZ. Faktor yang mempengaruhi pemberian vitamin A pada balita di kelurahan Ciriung Cibinong Kabupaten Bogor. Quality: Jurnal Kesehatan. 2019; 13(2): 50-53

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.