skip to main content

FORMULASI IKAN LELE DAN BAYAM HIJAU TERHADAP NILAI GIZI, MUTU ORGANOLEPTIK, DAYA TERIMA RISOLES ROTI TAWAR SEBAGAI SNACK BALITA

1Pendidikan Profesi Dietisien, Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Indonesia

2Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Indonesia

Received: 24 Apr 2021; Published: 31 Jul 2021.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Balita merupakan kelompok rentan terhadap masalah gizi kurang atau gizi buruk, seperti stunting. Salah satu penanganan masalah gizi dengan karakteristik masalah gizi kronis yaitu dengan Pemberian Makanan Tambahan tinggi energi dan tinggi protein pada balita yang sesuai kebutuhan gizi berdasarkan AKG 2019 serta memanfaatkan pangan lokal seperti ikan lele dan bayam hijau.

Tujuan: Mengetahui karakteristik dan daya terima dari risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam hijau sebagai salah satu alternatif pangan fungsional dalam bentuk PMT Pemulihan balita yang padat gizi.

Metode: Penelitian eksperimental dengan desain 2 taraf perlakuan yaitu proposi ikan lele dan bayam hijau masing-masing sebesar 80%:20% dan 75%:25%. Parameter penelitian yang dilakukan terhadap produk yaitu uji organoleptik (hedonik) pada 15 panelis, perlakuan terbaik, menghitung komposisi gizi secara empiris, mutu protein, penentuan takaran saji, dan daya terima pada 12 balita RW 06 kelurahan Merjosari Kota Malang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif dengan Microsoft Excel 2010.

Hasil: Perlakuan terbaik dari penelitian ini adalah P2 (ikan lele 75%:bayam hijau 25%) memiliki kandungan zat gizi per 120 gram yaitu energi 300 Kkal , protein 14 gram, lemak 10 gram, karbohidrat 33 gram, Fe 2 mg, Zinc 1 mg, mutu cerna 97%, NPU 72%, PST 120%, PER 149%. Rata-rata uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur) pada tiap perlakuan yaitu 3 (suka) terhadap risoles roti tawar ragout ikan lele dan bayam hijau. Rata-rata daya terima balita terhadap produk yaitu 60,4%.

Simpulan: Pemberian formulasi pada P2 sudah memenuhi kebutuhan snack balita (10% dari total kebutuhan energi) dan sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 2018.

Fulltext View|Download
Keywords: Risoles; Ikan lele; Bayam hijau; Balita; Stunting

Article Metrics:

  1. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2020
  2. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian Status Gizi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2016
  3. Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI; 2018
  4. Balitbang Kemenkes RI. Hasil Utama RISKESDAS 2018 Provinsi Jawa Timur. Jakarta: Balitbag Kemenkes RI; 2018
  5. Waryana. Promosi Kesehatan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2016
  6. Engle PL, Menon P, Haddad, L. Care and Nutrition Concepts and Measurement. Washington, D.C: International Food Policy Research Institute; 2017
  7. Iskandar. Pengaruh pemberian makanan tambahan modifikasi terhadap status gizi balita. Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal. November 2017; 2(2): 120-125
  8. Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita-Anak Sekolah-Ibu Hamil). Jakarta: Kemenkes RI; 2018
  9. Rini,I., Pangestuti RD & Rahfiludin MZ. Pengaruh pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) terhadap perubahan status gizi balita gizi buruk tahun 2017 (studi di rumah gizi kota Semarang). J. Kesehat. Masy, 2017; 5: 698–705
  10. Lingga N, Kurniawan N. Pengaruh pemberian variasi makanan terhadap pertumbuhan ikan lele (Clarias gariepinus). Jurnal Biotropika. 2013;1(3):114-118
  11. Zuhri M, Swastawati F, Wijayanti I. Pengkayaan kualitas mi kering dengan penambahan tepung daging ikan leledumbo (clarias gariepinus) sebagai sumber protein. Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS). 2014;3(4):119-126
  12. Rohimah I, Etti S, Ernawati N. Analisis Energi dan Protein serta Daya Terima Biskuit Tepung Labu Kuning dan Ikan Lele. Jurnal USU; 2014
  13. Kementerian Kelautan Perikanan. Nilai Produksi Perikanan menurut Komudias Utama, 2017. Jakarta: KKP; 2018
  14. Kementerian Kesehatan RI. Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI; 2018
  15. Supariasa, IDN. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC; 2019
  16. Sundari E, Nuryanto N. Hubungan asupan protein, seng, zat besi, dan riwayat penyakit infeksi dengan z-score TB/U pada balita. Journal of Nutrition Collage. 2016:5(4): 520-529
  17. Block RJ, Mitchell HH. The Correlation of the Amino Acid Composition of Protein with the Nutritive Value. Nutr. Abstr. Rev.1946;16: 249-278
  18. Gay, LR, Geoffrey E, Mills and Peter Airasian. Education Reseacrh, Competencies, for Analysis and Application. New Jarsey: Person Education, Inc; 2009
  19. Annisaa’ A, Afifah DN. kadar protein, nilai cerna protein in vitro dan tingkat kesukaan kue kering komplementasi tepung jagung dan tepung kacang merah sebagai makanan tambahan anak gizi kurang. Journal of Nutrition College. 2015; 4(2): 365-371
  20. Dianah MS. Uji Hedonik dan Mutu Hedonik Es Krim Susu Sapi dengan Penambahan Pasta Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L). Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Skripsi. 2020
  21. Susrini. Pengantar Teknologi Pengolahan Susu. Malang: Fakultas Peternakan UB; 2003
  22. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2019
  23. Sinaga. Kualitas Sarapan Menu Sepinggan, Daya Terima, Tingkat Kesukaan, dan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Bogor. Jurnal Teknologi dan Kejuaran. 2012;35(1):93-102
  24. Harja AT. Tips Sukses Menggoreng Risoles atau Kroket. Dalam Khoiriyah T, Windrati WS, Diniyah N. Subtitusi Remah Beras Cerdas terhadap Remah Roti sebagai Bahan Pelapis pada Nugget Ayam. Jember: Berkala Ilmiah Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember; 2019;2(1): 6-12
  25. Andarwulan N, Faradila R. Pewarna Alami untuk Pangan. Bogor: SEAFAST Center; 2012
  26. Winarno, FG. Pangan, Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004
  27. Asyari M, Afrianto E, dan Pratama RI. Fortifikasi Surimi Lele Dumbo sebagai Sumber Protein terhadap Tingkat Kesukaan Donat Ubi Jalar. Jurnal Perikanan Kelautan; 2016;7(2):71-79
  28. Faridah DN. Cookies Berbahan Baku Pati Garut Termodifikasi. Majalah Foodreview Indonesia; 2011
  29. Nugroho A, Swastawani F, Anggo D. Pengaruh Bahan Pengikat Waktu Penggorengan terhadap Mutu Produk Nugget Kaki Naga Tengiri. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Pertanian; 2014;4:140-143
  30. Simanjuntak L. Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Biskuit Mocaf dengan Penambahan Tepung Bayam. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Skripsi. 2016
  31. Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI; 2008

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.