skip to main content

KAITAN STUNTING DENGAN FREKUENSI DAN DURASI PENYAKIT INFEKSI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN SEDAYU, KABUPATEN BANTUL

1Program Studi Gizi, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata, Indonesia

2Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Alma Ata, Indonesia

3Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Received: 10 Mar 2020; Published: 15 Sep 2020.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Stunting pada balita perlu menjadi perhatian khusus karena dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Stunting juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kesakitan dan kematian, serta gangguan perkembangan lainnya.

Tujuan: Untuk menganalisis hubungan stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit infeksi pada anak berusia 24-59 bulan di Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.

Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Variabel dalam penelitian ini meliputi stunting pada anak bulan sebagai variabel bebas, serta frekuensi dan durasi penyakit infeksi sebagai variabel terikat. Subjek penelitian yaitu sebanyak 185 anak dan dipilih berdasarkan metode Probability Proporsionate to Size (PPS). Kriteria inklusi yaitu anak usia antara 24-59 bulan yang terdaftar dalam posyandu pada bulan Februari 2017, sedangkan kriteria ekslusi yaitu anak yang tidak hadir di posyandu saat penelitian berlangsung. Uji statistic deskriptif dan kai kuadrat dilakukan dalam penelitian ini.

Hasil: Tiga puluh persen anak menderita stunting dimana 21% memiliki riwayat ISPA, 31% memiliki riwayat diare dan 12% memiliki riwayat pneumonia dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara stunting dengan frekuensi diare, frekuensi ISPA, dan frekuensi pneumonia. Tidak ada hubungan yag bermakna antara stunting dan durasi diare, durasi ISPA, dan durasi pneumonia.

Simpulan: Tidak ada hubungan antara stunting dengan frekuensi dan durasi penyakit infeksi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kemungkinan terdapat faktor lain yang berkontribusi terhadap morbiditas akut seperti asupan gizi, akses ke fasilitas kesehatan, kondisi lingkungan dan penyebab sosial ekonomi pada anak usia 24-59 bulan.

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Surat pernyataan penulis
Subject
Type Research Instrument
  Download (161KB)    Indexing metadata
Keywords: stunting; penyakit infeksi; ISPA; diare; pneumonia

Article Metrics:

  1. UNICEF, WHO, and World Bank Group. Levels and trends in child malnutrition: Key findings of the 2019 edition. UNICEF, World Health Organization, World Bank Group. 2019
  2. Bappenas and UNICEF. SDG Baseline Report on Children in Indonesia. BAPPENAS and UNICEF; Jakarta. 2017
  3. Kementrian Kesehatan RI. Riskesdas 2018. Badan Penelitian dan pengembangan keseharan Kemenkes RI. 2018
  4. Kementrian Kesehatan RI. Riskesdas 2013. Badan Penelitian dan pengembangan keseharan Kemenkes RI. 2013
  5. de Onis M, Borghi E, Arimond M, et al. Prevalence thresholds for wasting, overweight and stunting in children under 5 years. Public Health Nutr, 2018; 22: 175-179
  6. World Bank Group. Aiming high: Indonesia's ambition to reduce stunting. Washington: World Bank, 2018
  7. Walson JL and Berkley JA. The impact of malnutrition on childhood infections. Curr Opin Infect Dis, 2018; 31: 231-236
  8. Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, et al. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet, 2008; 371: 243-260
  9. Odong RJ, Peters K and Atwiine BR. Infectious diseases in undernutrition and risk factors for stunting among hospitalized children 6 month to 12 years in paediatric ward of kampala international university teaching hospital. International Journal of Current Advanced Research, 2018; 7: 9540-9544
  10. Verkerke H, Sobuz S, Ma JZ, et al. Malnutrition Is Associated with Protection from Rotavirus Diarrhea: Evidence from a Longitudinal Birth Cohort Study in Bangladesh. Journal of Clinical Microbiology, 2016; 54: 2568-2574
  11. Nasikhah R and Margawati A. Faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College, 2012; 1: 176-184
  12. Desyanti C and Nindya TS. Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan Praktik Higiene dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Amerta Nutrition, 2017: 243-251
  13. Sundari E and Nuryanto. Hubungan asupan protein, seng, zat besi, dan riwayat penyakit infeksi dengan z-score TB/U pada balita. Journal of Nutrition College, 2016; 5: 520-529
  14. Setiawan E, Machmud R and Masrul. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 2018; 7: 275-284
  15. Balitbangkes. Laporan Nasional Riskesdas 2013. In: Ministry of Health of Indonesia, (ed.). Jakarta: National Institute of Health and Research Development (Balitbangkes), 2013
  16. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. Bantul: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.2017
  17. Tando NM. Durasi dan frekuensi sakit balita dengan terjadinya stunting pada anak SD di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jurnal GIZIDO, 2012; 4: 338-348
  18. WHO. WHO Child Growth Standards: length/heightfor-age, weight-for-age, weight-for-length, weight-for-height and body mass index-for-age: methods and development. Geneva: World Health Organization, 2006
  19. de Onis M and Branca F. Childhood stunting: a global perspective. Matern Child Nutr, 2016; 12 Suppl 1: 12-26
  20. Paramashanti BA, Paratmanitya Y and Marsiswati. Individual dietary diversity is strongly associated with stunting in infants and young children. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 2017; 14: 19-26
  21. Paramashanti BA, Hadi H and Gunawan IMA. Pemberian ASI eksklusif tidak berhubungan dengan stunting pada anak usia 6–23 bulan di Indonesia. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia, 2015; 3: 162-174
  22. TNP2K. 160 kabupaten/kota prioritas dengan masing masing 10 desa untuk penanganan stunting/kerdil. TNP2K and Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency: Jakarta. 2018
  23. Ullah MB, Mridha MK, Arnold CD, et al. Factors associated with diarrhea and acute respiratory infection in children under two years of age in rural Bangladesh. BMC Pediatr, 2019; 19: 386
  24. Nasution K, Sjahrullah MAR, Brohet KE, et al. Infeksi saluran napas akut pada balita di daerah urban Jakarta. Sari Pediatri, 2009; 11: 223-228
  25. Fatmi Z and White F. A comparison of 'cough and cold' and pneumonia: risk factors for pneumonia in children under 5 years revisited. Int J Infect Dis, 2002; 6: 294-301
  26. Strand TA, Sharma PR, Gjessing HK, et al. Risk Factors for Extended Duration of Acute Diarrhea in Young Children. PLoS One, 2012; 7: e36436
  27. Halder AK, Luby SP, Akhter S, et al. Incidences and Costs of Illness for Diarrhea and Acute Respiratory Infections for Children < 5 Years of Age in Rural Bangladesh. Am J Trop Med Hyg, 2017; 96: 953-960
  28. Moschovis PP, Addo-Yobo EOD, Banajeh S, et al. Stunting is associated with poor outcomes in childhood pneumonia. Trop Med Int Health, 2015; 20: 1320-1328
  29. Harris AM, Sempértegui F, Estrella B, et al. Air pollution and anemia as risk factors for pneumonia in Ecuadorian children: a retrospective cohort analysis. Environ Health, 2011; 10: 93-93

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.