Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC20824, author = {Yulia Puspitasari and Muhammad Sulchan and Choirun Nissa}, title = {ASUPAN MAKANAN PADAT ENERGI RENDAH MIKRONUTRIEN PADA REMAJA STUNTED OBESITAS USIA 15-18 TAHUN DI KOTA SEMARANG}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {Makanan Padat Energi Rendah Mikronutrien, Obesitas, Stunted, Remaja}, abstract = { Latar Belakang: Kejadian stunted obesitas pada remaja disebabkan karena adanya perpindahan pola konsumsi tradisional menjadi western. Makanan ini mengandung tinggi lemak, miyak dan gula namun keberadaan zat gizi mikronutrien sangatlah minim. Makanan padat energi rendah mikronutrien terbagi menjadi 5 kategori yaitu visible fat, sweeteners, dessert, snack asin dan lain-lain. Terjadinya status gizi kurang secara kronis dan mengalami stunted berkaitan dengan terjadinya remaja obesitas. Oksidasi lemak yang rendah menyebabkan lemak dipecah lebih lama sehingga terjadi penumpukkan lemak pada tubuh. Tujuan: Menganalisis perbedaan asupan makanan padat energi rendah mikronutrien pada remaja stunted dan stunted obesitas usia 15-18 tahun di kota Semarang Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan populasi remaja SMA di Semarang. Subjek penelitian diambil dengan cara cluster random-sampling antara kelompok urban dan sub-urban. Besar sampel sebanyak 42 orang remaja terdiri dari 21 remaja stunted dan 21 remaja stunted obesitas. Hasil: Didapatkan prevalensi remaja stunted obesitas sebesar 1,9%. Sebanyak 53,8% anak stunted obesitas mengkonsumsi makanan padat energi dengan rata-rata konsumsi yaitu sebesar 2,92 kkal/gr. Jenis makanan padat energi rendah mikronutrien yang sering dikonsumsi oleh remaja stunted obesitas yaitu visible fat. Kelompok remaja stunted obesitas memiliki rerata asupan kolesterol dan natrium lebih tinggi dibandingkan kelompok remaja stunted. Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat perbedaan secara bermakna (p=0,004 dan p=0,011). Pada remaja stunted obesitas, sebesar 37% energi berasal dari makanan padat energi rendah mikronutrien. Simpulan: Asupan makanan padat energi rendah mikronutrien pada remaja stunted obesitas lebih tinggi dibandingkan remaja stunted. Rerata asupan kolesterol dan natrium dalam makanan padat energi rendah mikronutrien pada kelompok remaja stunted obesitas lebih tinggi secara bermakna. }, issn = {2622-884X}, pages = {61--70} doi = {10.14710/jnc.v7i2.20824}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/20824} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Kejadian stunted obesitas pada remaja disebabkan karena adanya perpindahan pola konsumsi tradisional menjadi western. Makanan ini mengandung tinggi lemak, miyak dan gula namun keberadaan zat gizi mikronutrien sangatlah minim. Makanan padat energi rendah mikronutrien terbagi menjadi 5 kategori yaitu visible fat, sweeteners, dessert, snack asin dan lain-lain. Terjadinya status gizi kurang secara kronis dan mengalami stunted berkaitan dengan terjadinya remaja obesitas. Oksidasi lemak yang rendah menyebabkan lemak dipecah lebih lama sehingga terjadi penumpukkan lemak pada tubuh.
Tujuan: Menganalisis perbedaan asupan makanan padat energi rendah mikronutrien pada remaja stunted dan stunted obesitas usia 15-18 tahun di kota Semarang
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan populasi remaja SMA di Semarang. Subjek penelitian diambil dengan cara cluster random-sampling antara kelompok urban dan sub-urban. Besar sampel sebanyak 42 orang remaja terdiri dari 21 remaja stunted dan 21 remaja stunted obesitas.
Hasil: Didapatkan prevalensi remaja stunted obesitas sebesar 1,9%. Sebanyak 53,8% anak stunted obesitas mengkonsumsi makanan padat energi dengan rata-rata konsumsi yaitu sebesar 2,92 kkal/gr. Jenis makanan padat energi rendah mikronutrien yang sering dikonsumsi oleh remaja stunted obesitas yaitu visible fat. Kelompok remaja stunted obesitas memiliki rerata asupan kolesterol dan natrium lebih tinggi dibandingkan kelompok remaja stunted. Berdasarkan hasil analisis statistik terdapat perbedaan secara bermakna (p=0,004 dan p=0,011). Pada remaja stunted obesitas, sebesar 37% energi berasal dari makanan padat energi rendah mikronutrien.
Simpulan: Asupan makanan padat energi rendah mikronutrien pada remaja stunted obesitas lebih tinggi dibandingkan remaja stunted. Rerata asupan kolesterol dan natrium dalam makanan padat energi rendah mikronutrien pada kelompok remaja stunted obesitas lebih tinggi secara bermakna.
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats