slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH KONSELING MODIFIKASI GAYA HIDUP TERHADAP ASUPAN SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PUASA, DAN KADAR INTERLEUKIN 18 (IL-18) PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK | Shofia | Journal of Nutrition College skip to main content

PENGARUH KONSELING MODIFIKASI GAYA HIDUP TERHADAP ASUPAN SERAT, KADAR GLUKOSA DARAH PUASA, DAN KADAR INTERLEUKIN 18 (IL-18) PADA REMAJA OBESITAS DENGAN SINDROM METABOLIK

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 1 Jun 2015.

Citation Format:
Abstract

Latar Belakang: Obesitas pada remaja berperan dalam perkembangan sindrom metabolik (SM). Peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) dan interleukin 18 (IL-18) merupakan faktor risiko terjadinya SM. Pengaturan diet dan aktivitas fisik adalah cara efektif untuk menurunkan risiko SM.

Metode: Dua puluh tujuh remaja obesitas dengan SM mengikuti konseling modifikasi gaya hidup. Enam belas remaja mendapat satu kali konseling dan sebelas remaja mengikuti konseling intensif selama dua bulan. Asupan, aktivitas fisik, kadar GDP, dan kadar IL-18 diukur sebelum dan sesudah intervensi. Kadar GDP diukur menggunakan metode automatic dengan alat ABX pentra 400 dan kadar IL-18 dianalisis dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

Hasil: Terdapat peningkatan bermakna pada kualitas diet dan aktivitas fisik serta penurunan bermakna pada kadar IL-18, tetapi tidak pada asupan serat dan kadar GDP, setelah konseling modifikasi gaya hidup. Kelompok konseling intensif, menunjukkan perbedaan bermakna pada kualitas diet (p=0,006) dan kadar IL-18 (p=0,006), sedangkan perbedaan bermakna pada kelompok konseling tidak intensif adalah pada kualitas diet (p=0,040), aktivitas fisik p=0,001), dan kadar IL-18 (p=0,002). Peningkatan kualitas diet lebih tinggi pada kelompok konseling intensif (1,09±1,04) dibandingkan kelompok konseling tidak intensif (0,81±1,47). Namun, peningkatan aktivitas fisik lebih tinggi pada kelompok konseling tidak intensif (1089,47±1373,68) dibandingkan kelompok konseling intensif (179,409±524,151). Penurunan kadar IL-18 juga lebih tinggi pada kelompok konseling tidak intensif (210,60±217,97) dibandingkan kelompok konseling intensif (175,98±167,98).

Simpulan: Konseling terbukti memodifikasi gaya hidup berupa peningkatan kualitas diet, aktivitas fisik, dan penurunan kadar IL-18, tetapi tidak terbukti meningkatkan asupan serat dan menurunkan kadar GDP. Konseling modifikasi gaya hidup secara intensif terbukti lebih meningkatkan kualitas diet dibandingkan kelompok konseling tidak intensif, tetapi tidak terbukti lebih meningkatkan aktivitas fisik dan kadar IL-18.

Fulltext View|Download
Keywords: sindrom metabolik; konseling modifikasi gaya hidup; serat; glukosa darah puasa; IL-18
Funding: expocpnsbumn.blogspot.co.id

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.