skip to main content

GAMBARAN LAMA PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN TUBERKULOSIS DENGAN DIABETES MELLITUS DI TIGA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

*Diina Ul Qoyyima  -  Mahasiswa Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
M. Arie Wuryanto  -  Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Praba Ginandjar scopus  -  Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Martini Martini scopus  -  Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
Received: 6 Apr 2020; Published: 30 Jun 2020.

Citation Format:
Abstract

Prevalensi kasus TB pada penderita TB dengan penderita DM yang menjalani pengobatan TB lebih lama semakin meningkat di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita TB dengan DM terkait lamanya pengobatan TB pada penderita TB di beberapa Puskesmas Kota Semarang. Penelitian observasional analitik menggunakan desain studi cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan rumus besar analitik sampel kategorik tidak berpasangan. Sampel sebanyak 75 responden di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo, Puskesmas Tlogosari Kulon dan Puskesmas Pegandan. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Analisis data kuantitatif berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi penderita TB dengan DM sudah mengalami> Pengobatan 6 bulan sebanyak 82,6%. Responden dengan pengobatan TB> 6 bulan berjenis kelamin laki-laki (62,9%), berada pada kategori umur 15-50 tahun (51,61%), bekerja (72,58%), status gizi normal (80,65%), status kontrol. gula darah tidak terkontrol (70,97%), tingkat pengetahuan cukup baik (54,84%), ketaatan pengobatan (82,26%), tidak rutin berolahraga dan aktivitas fisik (69,35%), serta merasakan peran pengawasan minum obat ( 50%). Edukasi tentang TB dengan DM dan kepatuhan minum obat dinilai penting untuk mendukung efektivitas pengobatan TB. tingkat pengetahuan cukup baik (54,84%), ketaatan pengobatan (82,26%), tidak rutin olah raga dan aktivitas fisik (69,35%), dan merasakan peran pengawasan minum obat (50%). Edukasi tentang TB dengan DM dan kepatuhan minum obat dinilai penting untuk mendukung efektivitas pengobatan TB. tingkat pengetahuan cukup baik (54,84%), ketaatan pengobatan (82,26%), tidak rutin berolahraga dan aktivitas fisik (69,35%), dan merasakan peran pengawasan minum obat (50%). Edukasi tentang TB dengan DM dan kepatuhan minum obat dinilai penting untuk mendukung efektivitas pengobatan TB.

Fulltext View|Download
Keywords: Duration of Treatment; TB with DM; drug-taking compliance; blood sugar control

Article Metrics:

  1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Paru. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009)
  2. Ivansek, N. An Overview of Best Practice Guidelines for Mycobacterium Tuberculosis Screening and Treatment. Physician Assist. Clin.2, 219–227 (2017)
  3. World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2018. (World Health Organization, 2018)
  4. Siddiqui, A. N., Khayyam, K. U. & Sharma, M. Effect of Diabetes Mellitus on Tuberculosis Treatment Outcome and Adverse Reactions in Patients Receiving Directly Observed Treatment Strategy in India: A Prospective Study. Biomed Res. Int.2016, (2016)
  5. Prayogi, N. A. Management of Pulmonary Tuberculosis with Diabetes Mellitus on 52 Years Old Male Patient. (2015)
  6. Zheng, C., Hu, M. & Gao, F. Diabetes and Pulmonary Tuberculosis: A Global Overview with Special Focus on The Situation in Asian Countries with High TB-DM Burden. Glob. Health Action10, 1–11 (2017)
  7. Tankeu, A. et al. Global Prevalence of Diabetes Mellitus in Patients with Tuberculosis : A Systematic Review and Meta-Analysis Protocol. BMJ Open7, 10–13 (2017)
  8. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2018. in (ed. Suhito, H. P.) (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2018)
  9. Nurmasadi, K., Rahmalia, S. & Indriati, G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis Paru. Jom2, 729–241 (2015)
  10. Medea, G. et al. Tobacco Smoking and Tuberculosis Treatment Outcomes: A Prospective Cohort Study in Georgia. Bull. World Health Organ.93, 390–399 (2015)
  11. Liu, Y. et al. Ambient Air Pollution Exposures and Risk of Drug-Resistant Tuberculosis. Environ. Int.124, 161–169 (2019)
  12. American Diabetes Association. Lifestyle Management: Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care42, S46–S60 (2019)
  13. Riono, P. Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia : Tantangan & Peluang. Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2018 (2018)
  14. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. 110 (Kementerian Kesehatan, 2011)
  15. Ariani, N. W., Rattu & Ratag. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keteraturan Minum Obat Penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag , Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. J. Ilmu Kesehat. Masy.5, 157–168 (2015)
  16. Amaliah, R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kegagalan Konversi Penderita TB Paru BTA Positif Pengobatan Fase Intensif di Kabupaten Bekasi Tahun 2010. (Universitas Indonesia, 2012)
  17. Maulidya, Y. N., Redjeki, E. S. & Fanani, E. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis (Tb) Paru pada Pasien Pasca Pengobatan di Puskesmas Dinoyo. Prev. Indones. J. Public Heal.2, (2017)
  18. Lonnroth, K., WIlliams, B., Cegielski, P. & Dye, C. A Consistent Log-Linear Relationship between Tuberculosis Incidence and Body Mass Index. Int. J. Epidemiol.39, 149–155 (2010)
  19. Narasimhan, P., Wood, J., Macintyre, C. R. & Mathai, D. Risk Factors for Tuberculosis. Pulm. Med.10, (2013)
  20. Nyoman, N. L., Pradnyadewi, T. A. & Putra, I. W. G. A. E. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku dan Konversi Penderita Tuberkulosis Paru Bakteri Tahan Asam (BTA) Positif di Kota Denpasar Tahun 2012. Arc.Com.Health2, 1–11 (2013)
  21. Dooley, K. E. & Chaisson, R. E. Tuberculosis and Diabetes Mellitus: Convergence of Two Epidemics. Lancet Infect. Dis.9, 737–746 (2009)
  22. Baghaei, P., Marjani, M., Javanmard, P., Tabarsi, P. & Masjedi, M. R. Diabetes Mellitus and Tuberculosis Facts and Controversies. J. Diabetes Metab. Disord.12, 1–8 (2013)
  23. Ruslami, R., Aarnoutse, R. E., Alisjahbana, B. & Ven, A. J. A. M. Van Der. Implications of The Global Increase of Diabetes for Tuberculosis Control and Patient Care. Trop. Med. Int. Heal.15, 1289–1299 (2010)
  24. Jimenez, C. M. E. et al. Association of Diabetes and Tuberculosis: Impact on Treatment and Post-Treatment Outcomes. Thorax68, 214–220 (2013)
  25. Baker, M. A. et al. The Impact of Diabetes on Tuberculosis Treatment Outcomes: A Systematic Review. BMC Med.9, (2011)
  26. Harries, A. D. et al. The Looming Epidemic of Diabetes-Associated Tuberculosis : Learning Lessons from HIV-Associated Tuberculosis. 15, 1436–1444 (2011)
  27. Sari, I. D., Mubasyiroh, R. & Supardi, S. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan Berobat pada Pasien TB Paru yang Rawat Jalan di Jakarta Tahun 2014. Media Litbangkes26, 243–248 (2016)
  28. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. 1–166 (Kementerian Kesehatan, 2016)
  29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tuberkulosis ( TB ). Tuberkulosis1, (2018)
  30. Wang, J., Lee, M., Shu, C., Lee, C. & Lee, L. Optimal Duration of Anti-TB Treatment in Patients With Diabetes Nine or Six Months ? Chest147, 520–528 (2015)
  31. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Konsensus Pengelolaan Tuberkulosis dan Diabetes Melitus (TB-DM) di Indonesia. (2015)
  32. Cho, N. H. et al. IDF Diabetes Atlas : Global Estimates of Diabetes Prevalence for 2017 and Projections for 2045. Diabetes Res. Clin. Pract.138, 271–281 (2018)
  33. Novita, E., Ismah, Z. & pariyana. Angka Kejadian Diabetes Melitus pada Pasien Tuberkulosis. JKK5, 20–25 (2018)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.