BibTex Citation Data :
@article{dmj20853, author = {Hasan Murdiman and Arif Wildan and Maharani Maharani}, title = {FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN KACAMATA PADA ANAK SEKOLAH}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {tekanan intraokular, miopia, emetropia}, abstract = { Latar Belakang: Menurut data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Miopia aksial, dimana panjang bola mata menjadi lebih panjang dari normal merupakan jenis yang sering terjadi, biasanya disertai dengan tipisnya central corneal thickness (CCT). Pengukuran tekanan intraokular (TIO) menggunakan tonometer applanasi maupun indentasi pada miopia ini seharusnya akan memberikan hasil yang lebih rendah dari TIO sebenarnya. Penelitian pada anak mengenai TIO pada miopia jarang dilakukan, padahal tekanan intraokular abnormal pada anak, juga dapat menimbulkan kerusakan saraf mata. Tujuan: Mengetahui perbedaan TIO anak miopia dan emetropia. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional . Sampel sebanyak 42 subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 miopia dan 21 emetropia. Penelitian dilakukan di SD Negeri Meteseh Semarang, dengan subjek berasal dari kelas 4 hingga 6. Pemeriksaan tekanan intraokular menggunakan TonoPen XL. Uji statistik menggunakan uji t-tes tidak berpasangan untuk varian berbeda dan uji Spearman. Hasil: Tekanan intraokular rerata pada miopia sebesar 19,52 ± 0,71 mmHg, dan pada emetropia sebesar 21,23 ± 0,33 mmHg. Perbedaan TIO antara mata miopia dan emetropia adalah signifikan dengan nilai p=0,039 (p<0,05) berdasarkan uji t tes tidak berpasangan untuk varian berbeda. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara besar miopia dengan besar tekanan intraokular dengan nilai p=0,056 (p>0,05). Simpulan: Terdapat perbedaan TIO antara anak miopia dan anak emetropia. Tidak terdapat hubungan antara besar miopia dengan tekanan intraokular. }, issn = {2540-8844}, pages = {1063--1071} doi = {10.14710/dmj.v7i2.20853}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20853} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Menurut data WHO tahun 2010 didapatkan prevalensi miopia di dunia sebesar 27% dan 2,8% untuk miopia tinggi. Miopia aksial, dimana panjang bola mata menjadi lebih panjang dari normal merupakan jenis yang sering terjadi, biasanya disertai dengan tipisnya central corneal thickness (CCT). Pengukuran tekanan intraokular (TIO) menggunakan tonometer applanasi maupun indentasi pada miopia ini seharusnya akan memberikan hasil yang lebih rendah dari TIO sebenarnya. Penelitian pada anak mengenai TIO pada miopia jarang dilakukan, padahal tekanan intraokular abnormal pada anak, juga dapat menimbulkan kerusakan saraf mata.
Tujuan: Mengetahui perbedaan TIO anak miopia dan emetropia.
Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel sebanyak 42 subjek terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 21 miopia dan 21 emetropia. Penelitian dilakukan di SD Negeri Meteseh Semarang, dengan subjek berasal dari kelas 4 hingga 6. Pemeriksaan tekanan intraokular menggunakan TonoPen XL. Uji statistik menggunakan uji t-tes tidak berpasangan untuk varian berbeda dan uji Spearman.
Hasil: Tekanan intraokular rerata pada miopia sebesar 19,52 ± 0,71 mmHg, dan pada emetropia sebesar 21,23 ± 0,33 mmHg. Perbedaan TIO antara mata miopia dan emetropia adalah signifikan dengan nilai p=0,039 (p<0,05) berdasarkan uji t tes tidak berpasangan untuk varian berbeda. Uji Spearman menunjukkan tidak ada hubungan antara besar miopia dengan besar tekanan intraokular dengan nilai p=0,056 (p>0,05).
Simpulan: Terdapat perbedaan TIO antara anak miopia dan anak emetropia. Tidak terdapat hubungan antara besar miopia dengan tekanan intraokular.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.