slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
PENGARUH PEMBERIAN RANITIDIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN METANOL DOSIS BERTINGKAT | Utama | Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) skip to main content

PENGARUH PEMBERIAN RANITIDIN TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI PARU TIKUS WISTAR PADA PEMBERIAN METANOL DOSIS BERTINGKAT

Gatot Suharto  -  , Indonesia
Saebani Saebani  -  , Indonesia

Citation Format:
Abstract
Latar belakang: Penyalahgunaan metanol menyebabkan keracunan toksik di dalam tubuh yaitu organ paru dan asidosis format. Terapi asidosis yaitu dengan mensupresi enzim alkohol dehidrogenase (ADH) sebagai inhibitor untuk mencegah pembentukan asam format. Ranitidin memiliki aktivitas inhibitor gastic alcohol and enzim hepatic dehydrogenase.
Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ranitidin terrhadap gambaran histopatologi paru tikus wistar pada pemberian metanol dosis bertingkat.
Metode: True experimental post test only with controlled group design. Sampel sebanyak 35 ekor tikus wistar jantan usia 2-3 bulan, berat badan 150-250 gram dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu kelompok kontrol (K) yang hanya diberi makan dan minum standar, kontrol positif 1 (K1) yang diberi dosis ¼ LD-100 metanol, kontrol positif 2 (K2) yang diberi dosis ½ LD-100 metanol, kontrol positif 3 (K3) yang diberi dosis 1 LD-100 metanol, kelompok perlakuan 1 (P1) diberi ¼ LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB, perlakuan 2 (P2) diberi ½ LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB dan perlakuan 3 (P3) diberi 1 LD-100 metanol dan ranitidin 30 mg/kgBB. Penelitian dilakukan selama 8 hari. Pada hari ke-8, tikus diterminasi untuk diambil parunya serta dilakukan pengamatan histopatologi.
Hasil: Pada kelompok kontrol positif dan perlakuan ditemukan gambaran histopatologi oedema alveolus, destruksi septum interalveolaris dan infiltrasi sel radang dengan uji statistic Mann Whitney dan Independent Samples T-Test. Uji statistik kelompok antara K2 dan P2 gambaran edema dan destruksi menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05), namun kelompok K1 dengan P1 dan K3 dengan P3 gambaran edema dan destruksi serta antar kelompok gambaran infiltrasi menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Pada pengamatan antara kelompok P1, P2, P3 menunjukkan mikroskopis oedema, destruksi dan infiltrasi yang lebih berat dibanding K0, meskipun bermakna secara statistik (p<0,05).
Simpulan: Pemberian ranitidin tidak berpengaruh terhadap gambaran histopatologi paru tikus wistar.
Fulltext View|Download
Keywords: metanol, ranitidin, histopatologi, paru.

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.