skip to main content

HUBUNGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DENGAN BAHAN ORGANIK DAN TEKSTUR SEDIMEN DIKAWASAN MANGROVE DI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 20 Dec 2018; Published: 20 Dec 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Desa Bedono mengalami abrasi yang mengakibatkan hilangnya lahan pemukiman dan lahan pertambakan. Kondisi tersebut berdampak pada hewan biota yang ada di dalamnya termasuk salah satunya hewan makrozoobenthos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tekstur sedimen, kandungan bahan organik, kelimpahan makrozoobentos, hubungan antar fraksi sedimen, kandungan bahan organik, dan makrozoobenthos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2017 di kawasan mangrove Desa Bedono. Penentuan lokasi sampling menggunakan purposive sampling method pada 12 stasiun. Variabel yang diukur adalah kelimpahan makrozoobenthos, bahan organik dan tekstur sedimen. Hasil penelitian menunjukkan tekstur sedimen pada fraksi sand berkisar antara 5,33% - 82,11%; fraksi silt berkisar antara 3,59% - 53,47% dan fraksi clay berkisar antara 5,14% - 83,83%. Makrozoobentos yang ditemukan dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: Gastropoda (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalvia (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), dan Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). Kelimpahan individu tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 12738 ind/m3, sedangkan kelimpahan individu terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 4246 ind/m3. Kandungan bahan organik berkisar antara 13,47% - 17,75%. Hubungan tesktur sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos tidak ada yang memiliki hubungan keeratan yang kuat antara pasir, liat, dan lumpur. Hubungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobenthos menunjukkan keeratan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,768. Hubungan bahan organik dengan tekstur sedimen tidak memiliki hubungan keeratan antara pasir, lumpur, dan liat.

 

Village of Bedono had an impact of abrasion resulting in the loss of residental and settlemant area. This condition would impact to animal that one of them is Macrozoobenthos. The aim of the research is to recognise type of sediment texture, the content of organic material, abundance of Macrozoobentos, relationships among sediment fraction. This reasearch used decriptive method done in September – Oktober 2017, mangrove plantation in Village of bedono. The desicion of Sampling location used purposive sampling method in 12 stations. Measured variable was the abundance of Macrozoobenthos, organic materials, and sediment texture. The result of research showed that sediment texture. Sediment texture on fractioned sand was about 6,15% - 82,11%; fractioned slit was about 3,59% - 53,47% and fractioned clay was about  5,63% - 83,83%. Macrozoobenthos that is found, was grouped into three classes; they are Gastropods (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalves (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), and Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). The highest individual abundance was gained at station 1 with 12.738 ind/m3, while The lowest individual abundance was gained at station 3 with  4.246 ind/m3. The content of organic material was about 13,47% - 17,75%. The relationships of sediment texture with macrozoobenthos abundancehas no strong tightness among sand, clay sand and muddy sand. The relationships organic materials with macrozoobenthos abundance was showing that strong tightness with koefisient value of correlation of 0,768. The relationships of organic materials with sediment texture has no tightness among sand, clay sand and muddy sand.
Fulltext View|Download
Keywords: Makrozoobenthos; Tekstur Sedimen; Bahan Organik

Article Metrics:

  1. Arief, A. M. P. 2003. Hutan Mangrove Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanasius
  2. Asriani, W. O., Emiyarti, dan E. Ishak. 2013. Studi Kualitas Lingkungan di Sekitar Pelabuhan Bongkar Muat Nikel (Ni) dan Hubungannya dengan Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Desa Motui Kabupaten Konawe Utara.Jurnal Mina Laut Indonesia. 3(12); 22-35
  3. Bengen, D. G. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove.Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB, Bogor
  4. Bengen, D. G. 2002. Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Cetakan Ketiga. Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor
  5. Buchanan, J. B. 1971. Sediment Analysis. In Home and Mclntyre. Method of Study Marine Benthos. Blackhel Scientific Publication. London
  6. Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air. Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Intitut Pertanian Bogor. Bogor
  7. Ghufron, H. K.M. 2012. Ekosistem Mangrove Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta. 256 hlm
  8. Hanifah, M.Z.N. 2007. Kualitas Fisika - Kimia Sedimen serta Hubungannya terhadap Struktur Komunitas Makrozoobentos di Estuari Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. [Tesis].Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor, 95 hlm
  9. Hawkes, H. A. 1979. Invertebrates as Indicator of River Water Quality. University of Newcastle Upon Tyme
  10. Irawan, I. 2008. Struktur Komunitas Moluska (Gastropodha dan Bivalvia) Serta Distribusi di Pulau Burung dan Pulau Tikus, Gugusan Pulau Pari, Kepulauan Seribu. IPB. Bogor
  11. Krebs, C. J. 1989. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Harper and Row Publication. New York
  12. Kusnadi, S. B. 2002. Studi Kualitas Fisika – Kimia Perairan dan Struktur Komunitas Makrozoobenhos di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 99 hlm
  13. Lind, L. T., 1979. Hand Book of Common Method in Lymnology. Second Edition.The C. V. Mosby Company St. Louis. Toronto. London
  14. Muhyin, M. 2006. Struktur Komunitas Makrozoobenthos dan Kaitannya dengan Karakteristik Sedimen di Areal Sekitar Penempatan Tailing PT. Newmont Nusa Tenggara.[Skripsi]. Program Studi Ilmu dan teknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 68 hlm
  15. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 208 hlm
  16. Rahman, F. A. 2009. Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Estuaria Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo), Jawa timur. IPB, Bogor, 98 hlm
  17. Santoso, S. 2011. Masteing SPSS. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
  18. Situmorang, S.P., 2008. Geokimia Pb, Cr, Cu, dalam Sedimen dan Ketersediaanya pada Biota Benthik di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur.[Skripsi].Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 100 hlm
  19. Sulistiyarto, B. 2008.Keterkaitan antara Kelimpahan Makrozoobenthos dengan Parameter Fisika Kimia Air di Danau Hanjalantung Palangka Raya Kalimantan Tengah. Fakultas Perikanan, Universitas Kristen Palangkaraya, Kalimantan Tengah
  20. Supriyadi, S. 2008. Kandungan Bahan Organik Sebagai Dasar Pengelolaan Tanah Di Lahan Kering Madura.Jurnal Embryo. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Unijoyo. 5(2): 176-183
  21. Woods, M. S. 1987. Subtidal Ecology. Edward Arnold Pty. Limited, Australia
  22. Yeanny, M. S. 2007. Keanekaragaman Makrozoobenthos Di Muara Sungai Belawan. Jurnal Biologi Sumatera. Medan. 2(2): 37 - 41
  23. Yurika, M. 2003. Karakteristik Komunitas Makrozoobenthos di Kepulauan Seribu, Jakarta. [Skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
  24. Zulfiandi.2012. Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pandansari Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Journal of Marine Research. Universitas Diponegoro, Semarang. 1(1):62-66

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.