skip to main content

HUBUNGAN KELIMPAHAN KEPITING DENGAN BAHAN ORGANIK DAN TEKSTUR SEDIMEN PADA MANGROVE DI PANTAI MARON, TIRANG DAN MANGUNHARJO SEMARANG

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 19 Dec 2018; Published: 19 Dec 2018.
Open Access Copyright (c) 2018 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Pantai Maron, Pantai Tirang dan Pantai Mangunharjo Semarang memiliki hutan mangrove yang tumbuh secara alami dan buatan untuk mencegah erosi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tekstur sedimen dan bahan organik, kelimpahan kepiting serta hubungan kelimpahan kepiting dengan bahan organik dan tekstur sedimen di kawasan hutan mangrove. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dilakukan 3 kali pengulangan selama 3 minggu pada bulan Desember 2016. Langkah pertama dilakukan pengukuran parameter lingkungan; kedua diambil sampel kepiting dan sedimen, ketiga dilakukan analisis laboratorium, analisis tekstur sedimen dan analisis bahan organik, keempat perhitungan kelimpahan kepiting dan analisis korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekstur sedimen yang didapatkan pada ketiga stasiun yaitu clay (liat). Persentasi liat 59,80% - 74,99% dengan persentasi tertinggi pada Pantai Maron. Fraksi sand (pasir) 22,44% - 38,29% dengan persentasi tertinggi pada Pantai Tirang. Fraksi silt (lumpur) 1,83% - 2,57% dengan persentasi tertinggi pada Pantai Maron. Kandungan bahan organik 7,33% - 9,33% dengan persentasi tertinggi pada Pantai Maron. Kepiting yang didapatkan pada ketiga stasiun yaitu Metopograpsus latifrons dan Scylla serrata. Struktur komunitas kepiting didapatkan nilai kelimpahan stasiun I 5720 ind/m2, stasiun II 5432 ind/m2 dan stasiun III 5802 ind/m2. Indeks keanekaragaman kepiting dalam kategori rendah dan hubungan tekstur sedimen dengan bahan organik memiliki hasil yang sedang. Hubungan tekstur sedimen dengan kelimpahan kepiting memiliki hasil korelasi yang sedang dan hasil dari hubungan bahan organik dengan kelimpahan kepiting memiliki hasil korelasi yang sedang.

  

Maron Beach, Tirang Beach and Mangunharjo Beach Semarang have mangrove forests that grow both naturally and artificially to prevent erosion. The purpose of this research are to analyze the texture of sediment and organic material, crab abundance, and the relation of crab abundance with organic material and sediment texture in mangrove forest area. The sampling technique used in this research is purposive sampling method, with 3 repetitions conducted in three weeks in December 2016. The first step was the measurement of environmental parameters. The second step was samples collections of crabs and sediments. The third step conducted was laboratory analysis on sediment texture and organic material. The last step was to calculate crab abundance and perform Pearson correlation analysis. The results showed that the sediment texture obtained in three stations was clay. Clay percentage was 59.80% - 74.99% with the highest percentage on Maron Beach. Sand fraction percentage was 22.44% - 38.29% with the highest percentage on Tirang Beach. The silt fraction was 1.83% - 2.57% with the highest percentage on Maron Beach. The content of organic materials is 7.33% - 9.33% with the highest percentage on Maron Beach. Crabs in the three stations obtained are Metopograpsus latifrons and Scylla serrata. Crab abundance on station I is 5720 ind / m2, while on station II and station III is 5432 ind / m2 and 5802 ind / m2, respectively. The index of crab diversity is low and the relationship of sediment texture with organic matter is moderate. The relationship of sediment texture with crab abundance has a moderate correlation, while the relationship of organic material with crab abundance also has a moderate correlation result.

Fulltext View|Download
Keywords: Kepiting; Bahan Organik; Tekstur Sedimen; Pantai Maron; Pantai Tirang; Pantai Mangunharjo

Article Metrics:

  1. Adha, M. 2015. Analisis Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylls spp.) Di Kawasan Mangrove Dukuh Senik, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo. Semarang
  2. Bambang, A., K. Sambodho dan Suntoyo. 2010. Studi dampak Reklamasi di Kawasan Kenjeran dengan Penekanan pada Pola Arus dan Transpor Sedimen. Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Kelautan ITS. Surabaya
  3. Brower, J. E. & Zar, J. H. 1977. Field and laboratory methods for generalecology. USA: Brown Co Publisher
  4. Edward, A. 2014. Kelimpahan makrozoo-benthos di perairan Situ Pamulang. Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 7(2), 69-73
  5. Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan ling-kungan perairan. Jakarta: Kanisius
  6. Hamidy, R. 2010. Struktur dan keragaman komunitas kepiting di kawasan hutan mangrove stasiun kelautan Universitas Riau Desa Purnama Dumai. Jurnal Ilmu Lingkungan. 2(4), 81-91
  7. Kinasih, A. R. N., P.W. Purnomo dan Ruswahyuni. 2015. Analisis Hubungan Tekstur Sedimen dengan Bahan Organik, Logam Berat (Pb dan Cd) dan Makrozoobentos di Sungai Betahwalang. Demak. 4(3): 99-107
  8. Kusnadi, S.B. 2002. Studi Kualitas Fisika-Kimia Perairan dan Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor
  9. Misbahudin, I. Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara
  10. Odum, E. P. & Eugene, P. 1993. Dasar-dasar ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  11. Rachmawaty. 2011. Indeks keanekaragaman makrozoobenthos sebagai bioindikator tingkat pencemaran di Muara Sungai Jeneberang. Jurnal Bionature, 12(2), 103-109
  12. Ridwan, Muhammad, R. Fathoni, I. Fatihah, D.A. Pangestu. 2016. Struktur Komunitas Makrozoobenthos Di Empat Muara Sungai Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten. Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
  13. Santono, N., Bayu, C.N., Ahmad, F.S, dan Ida, F. 2005. Resep Makanan Berbahan Baku Mangrove dan Pemanfaatan Nipah. Lembaga Pengembangan dan Pengkajian Mangrove
  14. Triyanto, Wijaya NI, Yuniarti I, Widianti T, Sutrisno, Setiawan F, Lestari FS. 2013. Peranan ekologis hutan mangove dalam menunjang produksi kepiting perikanan bakau (Scylla serrata) di Kabupaten Berau. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan MLI I-2013. Hlm.:275-284

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.