skip to main content

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DAN MPASI DENGAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI BADUTA PADA KELUARGA NELAYAN

*Novi Kardyanti  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Suyatno Suyatno  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Martha Irene Kartasurya  -  Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.,Tembalang, Semarang, Indonesia | Universitas Diponegoro, Indonesia
Received: 5 Apr 2021; Published: 30 Sep 2021.

Citation Format:
Abstract

Praktik pemberian ASI dan MPASI perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas yang sesuai agar asupan zat gizi baduta terpenuhi secara maksimal. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan pemberian ASI dan MPASI dengan tingkat kecukupan energi (TKE) dan protein (TKP) baduta usia 6-24 bulan di desa nelayan Kabupaten Demak.  Jenis penelitian explanatory research ini menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian (61 orang) dipilih secara purposive, menggunakan kriteria inklusi: masih diberi ASI, memiliki ayah nelayan serta tidak cacat fisik dan mental. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis dilakukan dengan uji korelasi Rank spearman, dan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan rerata frekuensi pemberian ASI usia 6-12 bulan 9,1 kali/hari dan 12-24 bulan 6,9 kali/hari. Rerata durasi pemberian ASI 122,5 menit/hari. Baduta dengan pemberian MPASI lokal 65,6%, tekstur MPASI yang kurang sesuai 37,7%, rerata TKE 82,7%, kontribusi energi ASI 47,4%, kontribusi energi MPASI 40,5%, TKP 115,3%, kontribusi protein ASI 46,8%, kontribusi protein MPASI 84,5%. Ada hubungan antara frekuensi (p=0,008, r=0,336) dan durasi (p=0,001, r=0,412) pemberian ASI dengan TKE Baduta, tetapi tidak berhubungan dengan TKP baduta. Ada hubungan frekuensi pemberian MPASI (p=0,006, r=0,351) dan jenis MPASI (p=0,043) terhadap TKP Baduta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambah usia baduta semakin sedikit kandungan zat gizi  yang di peroleh dari ASI, sehingga pemberian MPASI perlu diperhatikan baik dari frekuensi dan jenis MPASI yang diberikan.  

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Hubungan Pemberian Asi dan Mpasi dengan Tingkat Kecukupan Gizi Baduta pada Keluarga Nelayan
Subject
Type Research Instrument
  Download (37KB)    Indexing metadata
Keywords: ASI; MPASI; TKE; TKP

Article Metrics:

  1. Soetjiningsih. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC; 1997
  2. World Health Organization, Unicef. Global strategy for infant and young child feeding. Geneva, Swiss: World Health Organization; 2003
  3. Ministry of Health Indonesia. Data dan informasi profil kesehatan Indonesia 2018 [Indonesia Health Profile 2018]. 2019;207
  4. Kementerian Kesehatan, RI. 2014. Pedoman gizi seimbang,Jakarta
  5. Hariani RE, Amareta DI, Arinda D, Suryana L, Kesehatan J, Jember PN. Pola pemberian asi dan makanan pendamping asi terhadap grafik pertumbuhan pada kartu menuju sehat (kms). J Ilm Inov. 2016;1(1):41–6
  6. Susanty, M., Kartika M., Veni., H., dan Alharini, S. Hubungan Pola Pemberian Asi dan Mp Asi dengan gizi buruk pada anak 6-24 bulan di Kelurahan Pannampu Makassar. Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia 2012; 2(1): 97-103
  7. Soetjiningsih. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC; 1997
  8. Fatimah, S., Ikeu N., dan Windy R. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap status gizi pada balita Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya. 2008; 10(18); 37
  9. WHO. Infant and young child feeding counseling : An Integrated Course;2006
  10. Triana, A, Liva Maita. Pengaruh pemberian MPASI pabrikan dan MPASI lokal terhadap status gizi bayi. Jurnal Media Kesehatan 2019; 12(1):040-044
  11. Olivia, M., Mayulu, N., Kawengian, S. Gambaran pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 bulan di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk. Jurnal e-Biomedik (eBm). Juli-Desember 2016;4(2) Manado

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.