BibTex Citation Data :
@article{IO8342, author = {Meidiza Mapikawanti and Sri Herieningsih and Taufik Suprihartini and Turnomo Rahardjo}, title = {Memahami Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Antara Pemilik Homestay dengan Wisatawan Asing di Karimunjawa}, journal = {Interaksi Online}, volume = {3}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {interaksi simbolik, karimunjawa, kecemasan dan ketidakpastian, komunikasi antarbudaya.}, abstract = { Karimunjawa merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, termasuk wisatawan asing. Banyak masyarakat Karimunjawa memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka bisnis homestay. Pemilik homestay dan wisatawan asing, memiliki perbedaan kebudayaan, kebiasaan, dan bahasa, sedangkan mereka harus dapat hidup berdampingan dan saling berkomunikasi setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi antarbudaya antara pemilik homestay dengan wisatawan asing di Karimunjawa. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menjelaskan pengalaman unik pemilik homestay dan wisatawan asing dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan enam subjek penelitian, yaitu tiga orang pemilik homestay dan tiga orang wisatawan asing di Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan Teori Kompetensi Komunikasi Antarbudaya oleh Lustig dan Koester (1996), Teori Interaksi Simbolik oleh George Herber Mead (1934), serta Teori Pengelolaan Ketidakpastian dan Kecemasan oleh William Gudykunst (2005) sebagai landasan teori. Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua wisatawan asing mengalami ketidakpastian dan kecemasan ketika pertamakali datang ke Karimunjawa, hal ini dikarenakan singkatnya kunjungan mereka yaitu hanya beberapa hari dan tujuan mereka ke Karimunjawa adalah untuk berlibur. Meskipun tidak semua wisatawan asing mengalami kecemasan dan ketidakpastian, namun mereka melakukan strategi aktif, pasif, dan interaktif untuk menghindari dan mengurangi kecemasan dan ketidakpastian mereka. Strategi tersebut mereka gunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai Karimunjawa dan pemilik homestay. Untuk dapat berkomunikasi secara lancar, pemilik homestay dan wisatawan asing menggunakan aktivitas non verbal kinesis, yaitu menggunakan gerakan tangan dan anggota tubuh bersamaan dengan komunikasi verbal dan tergolong dalam perilaku non verbal illustrator yang bersifat komunikatif, informatif, dan interaktif. Penelitian menunjukkan bahwa pemilik homestay dan wisatawan asing memiliki motivasi yang kuat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi, memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kebudayaan, kebiasaan dan bahasa masing-masing, dan bertindak untuk membaur dan berkomunikasi. Selain itu, mereka juga memahami konteks komunikasi antarbudaya dan memiliki kepantasan dan efektivitas dalam interaksi antarbudaya. Hal-hal tersebut merupakan komponen yang dibutuhkan untuk mencapai kecakapan dalam kompetensi komunikasi antarbudaya. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/8342} }
Refworks Citation Data :
Karimunjawa merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, termasuk wisatawan asing. Banyak masyarakat Karimunjawa memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka bisnis homestay. Pemilik homestay dan wisatawan asing, memiliki perbedaan kebudayaan, kebiasaan, dan bahasa, sedangkan mereka harus dapat hidup berdampingan dan saling berkomunikasi setiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi antarbudaya antara pemilik homestay dengan wisatawan asing di Karimunjawa. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menjelaskan pengalaman unik pemilik homestay dan wisatawan asing dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan enam subjek penelitian, yaitu tiga orang pemilik homestay dan tiga orang wisatawan asing di Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan Teori Kompetensi Komunikasi Antarbudaya oleh Lustig dan Koester (1996), Teori Interaksi Simbolik oleh George Herber Mead (1934), serta Teori Pengelolaan Ketidakpastian dan Kecemasan oleh William Gudykunst (2005) sebagai landasan teori.Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua wisatawan asing mengalami ketidakpastian dan kecemasan ketika pertamakali datang ke Karimunjawa, hal ini dikarenakan singkatnya kunjungan mereka yaitu hanya beberapa hari dan tujuan mereka ke Karimunjawa adalah untuk berlibur. Meskipun tidak semua wisatawan asing mengalami kecemasan dan ketidakpastian, namun mereka melakukan strategi aktif, pasif, dan interaktif untuk menghindari dan mengurangi kecemasan dan ketidakpastian mereka. Strategi tersebut mereka gunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai Karimunjawa dan pemilik homestay. Untuk dapat berkomunikasi secara lancar, pemilik homestay dan wisatawan asing menggunakan aktivitas non verbal kinesis, yaitu menggunakan gerakan tangan dan anggota tubuh bersamaan dengan komunikasi verbal dan tergolong dalam perilaku non verbal illustrator yang bersifat komunikatif, informatif, daninteraktif. Penelitian menunjukkan bahwa pemilik homestay dan wisatawan asing memiliki motivasi yang kuat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi, memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kebudayaan, kebiasaan dan bahasa masing-masing, dan bertindak untuk membaur dan berkomunikasi. Selain itu, mereka juga memahami konteks komunikasi antarbudaya dan memiliki kepantasan dan efektivitas dalam interaksi antarbudaya. Hal-hal tersebut merupakan komponen yang dibutuhkan untuk mencapai kecakapan dalam kompetensi komunikasi antarbudaya.
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.