skip to main content

Memahami Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Antara Pemilik Homestay dengan Wisatawan Asing di Karimunjawa


Citation Format:
Abstract

Karimunjawa merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan,
termasuk wisatawan asing. Banyak masyarakat Karimunjawa memanfaatkan
peluang tersebut untuk membuka bisnis homestay. Pemilik homestay dan
wisatawan asing, memiliki perbedaan kebudayaan, kebiasaan, dan bahasa,
sedangkan mereka harus dapat hidup berdampingan dan saling berkomunikasi
setiap harinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kompetensi komunikasi
antarbudaya antara pemilik homestay dengan wisatawan asing di Karimunjawa.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
yang menjelaskan pengalaman unik pemilik homestay dan wisatawan asing dalam
berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth
interview) dengan enam subjek penelitian, yaitu tiga orang pemilik homestay dan
tiga orang wisatawan asing di Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan Teori
Kompetensi Komunikasi Antarbudaya oleh Lustig dan Koester (1996), Teori
Interaksi Simbolik oleh George Herber Mead (1934), serta Teori Pengelolaan
Ketidakpastian dan Kecemasan oleh William Gudykunst (2005) sebagai landasan
teori.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak semua wisatawan asing mengalami
ketidakpastian dan kecemasan ketika pertamakali datang ke Karimunjawa, hal ini
dikarenakan singkatnya kunjungan mereka yaitu hanya beberapa hari dan tujuan
mereka ke Karimunjawa adalah untuk berlibur. Meskipun tidak semua wisatawan
asing mengalami kecemasan dan ketidakpastian, namun mereka melakukan
strategi aktif, pasif, dan interaktif untuk menghindari dan mengurangi kecemasan
dan ketidakpastian mereka. Strategi tersebut mereka gunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai Karimunjawa dan pemilik homestay. Untuk
dapat berkomunikasi secara lancar, pemilik homestay dan wisatawan asing
menggunakan aktivitas non verbal kinesis, yaitu menggunakan gerakan tangan
dan anggota tubuh bersamaan dengan komunikasi verbal dan tergolong dalam
perilaku non verbal illustrator yang bersifat komunikatif, informatif, dan
interaktif. Penelitian menunjukkan bahwa pemilik homestay dan wisatawan asing
memiliki motivasi yang kuat untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi,
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kebudayaan, kebiasaan dan bahasa
masing-masing, dan bertindak untuk membaur dan berkomunikasi. Selain itu,
mereka juga memahami konteks komunikasi antarbudaya dan memiliki
kepantasan dan efektivitas dalam interaksi antarbudaya. Hal-hal tersebut
merupakan komponen yang dibutuhkan untuk mencapai kecakapan dalam
kompetensi komunikasi antarbudaya.

Fulltext View|Download
Keywords: interaksi simbolik, karimunjawa, kecemasan dan ketidakpastian, komunikasi antarbudaya.

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.