BibTex Citation Data :
@article{IO8276, author = {Bhaswarani Oktadianisty and Hapsari Dwiningtyas and Wiwid Rakhmad and M Widagdo}, title = {Father Daughter Relationship dalam Film I Am Sam Karya Jessica Nelson}, journal = {Interaksi Online}, volume = {3}, number = {2}, year = {2015}, keywords = {father daughter relationship, tunagrahita, disabilitas, film}, abstract = { Father daughter relationship mengacu pada Oedipus complexyang diungkapkan psikoanalis Sigmund Freud dengan menempatkan sosok ayah sebagai pusat dari kehidupan anak perempuan setelah anak perempuan tidak lagi menjadikan ibu sebagai objek cinta menjadikan ibunya sebagai saingan untuk mendapatkan cinta ayah. Film I Am Sam ini mencoba menyajikanfather daughter relationship secara berbeda dengan menghadirkan sosok ayah yang menyandang disabilitas tunagrahita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi teks yang digunakan oleh sutradara melalui film dan juga untuk mengetahui nilai-nilai dalam kultur dominan yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini terkait dengan naturalisasi fatherdaughter relationship dengan kondisi dimana sang ayah merupakantunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan menggunakan lima kode pokok pembacaan teks. Strategi film dalam melakukan naturalisasi dengan menunjukkan bahwa seorangtunagrahita mampu berfungsi sebagai ayah, anak perempuan dari tunagrahita tumbuh normal, ikatan emosional anak perempuan dengan ayahnya ketika sedang berkonflik (ditunjukkan melalui ekspresi tertawa, menangis, marah, kecewa dan bahagia), adegan-adegan yang melibatkan kontak fisik antara ayah dan anak perempuan (pelukan, ciuman, menggendong, dan bergandengan), serta adanya transformasi nilai-nilai sosial dari ayah ke anak perempuan. Dalam rangka mendukung kaum penyandang disabilitas tunagrahita dalam mengasuh anak, masih terdapat nilai-nilai penolakan terhadap penyandang disabilitas tunagrahita yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini. Penyandang tunagrahita yang selalu membutuhkan dan mendapatkan bantuan orang lain dalam mengasuh anaknya menjadi bukti bahwa film ini masih mengadopsi nilai-nilai yang terdapat dalam kultur dominan. Namun film ini juga menunjukkan bahwa anak perempuan tidak bisa melepaskan diri dari ayahnya terlepas dari kemampuan intelektual ayah itu sendiri, apakah ayahnya seorang tunagrahita atau tidak. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/8276} }
Refworks Citation Data :
Father daughter relationship mengacu pada Oedipus complexyang diungkapkan psikoanalis Sigmund Freud dengan menempatkan sosok ayah sebagai pusat dari kehidupan anak perempuan setelah anak perempuan tidak lagi menjadikan ibu sebagai objek cinta menjadikan ibunya sebagai saingan untuk mendapatkan cinta ayah. Film I Am Sam ini mencoba menyajikanfather daughter relationship secara berbeda dengan menghadirkan sosok ayah yang menyandang disabilitas tunagrahita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi teks yang digunakan oleh sutradara melalui film dan juga untuk mengetahui nilai-nilai dalam kultur dominan yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini terkait dengan naturalisasi fatherdaughter relationship dengan kondisi dimana sang ayah merupakantunagrahita. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model Roland Barthes melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan menggunakan lima kode pokok pembacaan teks.Strategi film dalam melakukan naturalisasi dengan menunjukkan bahwa seorangtunagrahita mampu berfungsi sebagai ayah, anak perempuan dari tunagrahitatumbuh normal, ikatan emosional anak perempuan dengan ayahnya ketika sedang berkonflik (ditunjukkan melalui ekspresi tertawa, menangis, marah, kecewa dan bahagia), adegan-adegan yang melibatkan kontak fisik antara ayah dan anak perempuan (pelukan, ciuman, menggendong, dan bergandengan), serta adanya transformasi nilai-nilai sosial dari ayah ke anak perempuan.Dalam rangka mendukung kaum penyandang disabilitas tunagrahita dalam mengasuh anak, masih terdapat nilai-nilai penolakan terhadap penyandang disabilitas tunagrahita yang tidak bisa dilepaskan oleh film ini. Penyandang tunagrahita yang selalu membutuhkan dan mendapatkan bantuan orang lain dalam mengasuh anaknya menjadi bukti bahwa film ini masih mengadopsi nilai-nilai yang terdapat dalam kultur dominan. Namun film ini juga menunjukkan bahwa anak perempuan tidak bisa melepaskan diri dari ayahnya terlepas dari kemampuan intelektual ayah itu sendiri, apakah ayahnya seorang tunagrahita atau tidak.
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.