BibTex Citation Data :
@article{IO6513, author = {Yoana Elianna and Dr Sunarto and Hapsari Dwiningtyas and Lintang Rahmiaji}, title = {Subjektivitas Seksualitas Perempuan Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Pada hakikatnya setiap orang diciptakan sebagai subjek yang unik, baik laki-laki maupun perempuan. Namun realita dalam masyarakat patriarki seakan menempatkan lelaki sebagai subjek dan perempuan sebagai objek. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang subjektivitas seksualitas perempuan, proses terjadinya, serta gagasan dominan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang (PEPL) karya Ayu Utami. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya teori standpoint; feminis posmodern dan woman writing; teori subjektivitas, identitas, dan seksualitas; teori representasi dan semiotika, serta ideologi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika naratif yang dikembangkan Algirdas Julien Greimas. Analisis semiotika naratif terdiri atas analisis struktur luar dan analisis struktur dalam yang berisi makna serta manifestasi nilai dalam teks. Analisis struktur luar dilakukan dengan analisis aktansial dan fungsional yang menghasilkan sebuah aktan utama. Sedangkan pada analisis struktur dalam diperoleh hasil bahwa subjektivitas seksualitas perempuan merupakan hasil dari wacana kekuasaan patriarki. Subjektivitas seksualitas adalah adalah sikap yang diambil seseorang, dengan kesadaran penuh, sebagai subjek dalam menentukan peranannya dalam masyarakat. Ciri-ciri subjektivitas seksualitas perempuan adalah merasa telah menempatkan diri sebagai subjek secara sadar, memiliki kepercayaan diri, berani mengambil keputusan (risiko), memiliki suatu kebanggaan tersendiri, memiliki eksistensi di ranah privat dan publik, sehingga posisi perempuan sebagai istri dalam rumah tangga keluarga yang dibangun pun setara dengan suaminya. Ideologi dominan yang melahirkan subjektivitas seksualitas dalam novel adalah patriarkisme, kapitalisme, dan liberalisme. Patriarkisme berperan dalam menciptakan kesadaran tokoh A dalam novel PEPL sebagai perempuan yang teropresi. Kapitalisme memunculkan wacana ‘nilai’ pada suatu hal sehingga diagung-agungkan oleh masyarakat. Kemudian liberalisme menumbuhkan kesadaran tokoh A untuk memperoleh kesetaraan sesuai dengan sesamanya, yakni laki-laki. Ideologi-ideologi tersebut memiliki pengaruh penting untuk tokoh utama dalam novel PEPL untuk secara sadar memilih menjadi subjek. Baik sebagai subjek yang berkuasa maupun subjek yang tertundukkan oleh subjektivitas dominan. Penelitian ini membuka paradigma bahwa perempuan memiliki pilihan dalam hidup. Meskipun sangat sulit untuk mengaktualisasikan kebebasannya, perempuan harus tetap berusaha menjadi subjek atas dirinya sendiri. Kata kunci: subjektivitas, seksualitas, perempuan, woman writing, novel, semiotika naratif }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/6513} }
Refworks Citation Data :
Pada hakikatnya setiap orang diciptakan sebagai subjek yang unik, baik laki-laki maupun perempuan. Namun realita dalam masyarakat patriarki seakan menempatkan lelaki sebagai subjek dan perempuan sebagai objek. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang subjektivitas seksualitas perempuan, proses terjadinya, serta gagasan dominan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang (PEPL) karya Ayu Utami. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya teori standpoint; feminis posmodern dan woman writing; teori subjektivitas, identitas, dan seksualitas; teori representasi dan semiotika, serta ideologi.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika naratif yang dikembangkan Algirdas Julien Greimas. Analisis semiotika naratif terdiri atas analisis struktur luar dan analisis struktur dalam yang berisi makna serta manifestasi nilai dalam teks. Analisis struktur luar dilakukan dengan analisis aktansial dan fungsional yang menghasilkan sebuah aktan utama. Sedangkan pada analisis struktur dalam diperoleh hasil bahwa subjektivitas seksualitas perempuan merupakan hasil dari wacana kekuasaan patriarki. Subjektivitas seksualitas adalah adalah sikap yang diambil seseorang, dengan kesadaran penuh, sebagai subjek dalam menentukan peranannya dalam masyarakat. Ciri-ciri subjektivitas seksualitas perempuan adalah merasa telah menempatkan diri sebagai subjek secara sadar, memiliki kepercayaan diri, berani mengambil keputusan (risiko), memiliki suatu kebanggaan tersendiri, memiliki eksistensi di ranah privat dan publik, sehingga posisi perempuan sebagai istri dalam rumah tangga keluarga yang dibangun pun setara dengan suaminya. Ideologi dominan yang melahirkan subjektivitas seksualitas dalam novel adalah patriarkisme, kapitalisme, dan liberalisme. Patriarkisme berperan dalam menciptakan kesadaran tokoh A dalam novel PEPL sebagai perempuan yang teropresi. Kapitalisme memunculkan wacana ‘nilai’ pada suatu hal sehingga diagung-agungkan oleh masyarakat. Kemudian liberalisme menumbuhkan kesadaran tokoh A untuk memperoleh kesetaraan sesuai dengan sesamanya, yakni laki-laki. Ideologi-ideologi tersebut memiliki pengaruh penting untuk tokoh utama dalam novel PEPL untuk secara sadar memilih menjadi subjek. Baik sebagai subjek yang berkuasa maupun subjek yang tertundukkan oleh subjektivitas dominan.Penelitian ini membuka paradigma bahwa perempuan memiliki pilihan dalam hidup. Meskipun sangat sulit untuk mengaktualisasikan kebebasannya, perempuan harus tetap berusaha menjadi subjek atas dirinya sendiri. Kata kunci: subjektivitas, seksualitas, perempuan, woman writing, novel, semiotika naratif
Last update:
Interaksi Online, is published by Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024)7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.