skip to main content

Kuis Kebangsaan sebagai Propaganda Politik


Citation Format:
Abstract

Propaganda dapat berarti menyampaikan pesan yang benar atau pun yang
menyesatkan, dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta
pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu untuk mengubah pemikiran
kognitif kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu. Propaganda diatur melalui
simbol-simbol signifikan. Program acara Kuis Kebangsaan ini merupakan salah
satu bentuk nyata propaganda melalui simbol-simbol, dengan menampilkan
simbol-simbol yang barkaitan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden
dari Partai Hanura, yaitu Wiranto dan Hary Tanoesudibjo.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan propaganda politik yang
digunakan dalam program Kuis Kebangsaan pada stasiun RCTI. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model John Fiske
melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan tiga level, yaitu
level realitas, level representasi, dan level ideologi.
Strategi propaganda program acara kuis ini adalah dengan menggunakan
topeng pendidikan. Dalam program acara mencantumkan simbol-simbol WIN-HT
pada dekorasi, editing, dan password. Narasumber yang hadir pun juga
merupakan calon legislatif Partai Hanura. Setiap warna yang digunakan selalu
diusahakan berkaitan dengan Hanura, yaitu kuning. Program acara ini juga
menunjukkan propaganda secara ideologi. Pertama populisme, yaitu usaha-usaha
dari pemimpin untuk “merakyat” melalui penggambaran sosok Wiranto dan Hary
Tanoesudibjo yang terkesan nasionalis dan herois. Kedua dumbing down melalui
penanyangan kuis pendidikan yang dikemas sebagai edutainment. Terakhir adalah
demokrasi media. Dengan adanya kapitalisme media, maka pemilik media yang
ikut dalam politik, dapat dengan mudah mengendalikan sisi politik melalui
medianya. Berbagai teknik propaganda pun telah diterapkan dalam Kuis
Kebangsaan.
Propaganda politik yang ada di program acara Kuis Kebangsaan adalah
propaganda yang tersusun dengan baik. Namun propaganda ini gagal dengan
adanya sikap yang sudah ada dan tren sosial di masyarakat.
Kata kunci : propaganda, politik, kuis

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.