BibTex Citation Data :
@article{IO6603, author = {Novelia S and Much. Yulianto and Triyono Lukmantoro and M Widagdo}, title = {Kuis Kebangsaan sebagai Propaganda Politik}, journal = {Interaksi Online}, volume = {2}, number = {4}, year = {2014}, keywords = {}, abstract = { Propaganda dapat berarti menyampaikan pesan yang benar atau pun yang menyesatkan, dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu untuk mengubah pemikiran kognitif kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu. Propaganda diatur melalui simbol-simbol signifikan. Program acara Kuis Kebangsaan ini merupakan salah satu bentuk nyata propaganda melalui simbol-simbol, dengan menampilkan simbol-simbol yang barkaitan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura, yaitu Wiranto dan Hary Tanoesudibjo. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan propaganda politik yang digunakan dalam program Kuis Kebangsaan pada stasiun RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model John Fiske melalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Strategi propaganda program acara kuis ini adalah dengan menggunakan topeng pendidikan. Dalam program acara mencantumkan simbol-simbol WIN-HT pada dekorasi, editing, dan password. Narasumber yang hadir pun juga merupakan calon legislatif Partai Hanura. Setiap warna yang digunakan selalu diusahakan berkaitan dengan Hanura, yaitu kuning. Program acara ini juga menunjukkan propaganda secara ideologi. Pertama populisme, yaitu usaha-usaha dari pemimpin untuk “merakyat” melalui penggambaran sosok Wiranto dan Hary Tanoesudibjo yang terkesan nasionalis dan herois. Kedua dumbing down melalui penanyangan kuis pendidikan yang dikemas sebagai edutainment. Terakhir adalah demokrasi media. Dengan adanya kapitalisme media, maka pemilik media yang ikut dalam politik, dapat dengan mudah mengendalikan sisi politik melalui medianya. Berbagai teknik propaganda pun telah diterapkan dalam Kuis Kebangsaan. Propaganda politik yang ada di program acara Kuis Kebangsaan adalah propaganda yang tersusun dengan baik. Namun propaganda ini gagal dengan adanya sikap yang sudah ada dan tren sosial di masyarakat. Kata kunci : propaganda, politik, kuis }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/6603} }
Refworks Citation Data :
Propaganda dapat berarti menyampaikan pesan yang benar atau pun yang menyesatkan, dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-faktapilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu untuk mengubah pemikiran kognitif kelompok sasaran untuk kepentingan tertentu. Propaganda diatur melalui simbol-simbol signifikan. Program acara Kuis Kebangsaan ini merupakan salahsatu bentuk nyata propaganda melalui simbol-simbol, dengan menampilkan simbol-simbol yang barkaitan dengan pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura, yaitu Wiranto dan Hary Tanoesudibjo.Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan propaganda politik yang digunakan dalam program Kuis Kebangsaan pada stasiun RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika model John Fiskemelalui tahapan analisis sintagmatik dan paradigmatik dengan tiga level, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Strategi propaganda program acara kuis ini adalah dengan menggunakan topeng pendidikan. Dalam program acara mencantumkan simbol-simbol WIN-HT pada dekorasi, editing, dan password. Narasumber yang hadir pun juga merupakan calon legislatif Partai Hanura. Setiap warna yang digunakan selalu diusahakan berkaitan dengan Hanura, yaitu kuning. Program acara ini juga menunjukkan propaganda secara ideologi. Pertama populisme, yaitu usaha-usaha dari pemimpin untuk “merakyat” melalui penggambaran sosok Wiranto dan Hary Tanoesudibjo yang terkesan nasionalis dan herois. Kedua dumbing down melalui penanyangan kuis pendidikan yang dikemas sebagai edutainment. Terakhir adalah demokrasi media. Dengan adanya kapitalisme media, maka pemilik media yang ikut dalam politik, dapat dengan mudah mengendalikan sisi politik melalui medianya. Berbagai teknik propaganda pun telah diterapkan dalam Kuis Kebangsaan.Propaganda politik yang ada di program acara Kuis Kebangsaan adalah propaganda yang tersusun dengan baik. Namun propaganda ini gagal dengan adanya sikap yang sudah ada dan tren sosial di masyarakat. Kata kunci : propaganda, politik, kuis
Last update:
Interaksi Online, is published by Undergraduate Program of Communication Science, Universitas Diponegoro, Jln. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275; Telp. (024) 7460056, Fax: (024)7460055
Interaksi Online by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
situs slot 4d
toto slot 88