skip to main content

Subjektivitas Seksualitas Perempuan Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami


Citation Format:
Abstract

Pada hakikatnya setiap orang diciptakan sebagai subjek yang unik, baik
laki-laki maupun perempuan. Namun realita dalam masyarakat patriarki seakan
menempatkan lelaki sebagai subjek dan perempuan sebagai objek. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan tentang subjektivitas seksualitas perempuan, proses
terjadinya, serta gagasan dominan dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang
(PEPL) karya Ayu Utami. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini di
antaranya teori standpoint; feminis posmodern dan woman writing; teori
subjektivitas, identitas, dan seksualitas; teori representasi dan semiotika, serta
ideologi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan
analisis semiotika naratif yang dikembangkan Algirdas Julien Greimas. Analisis
semiotika naratif terdiri atas analisis struktur luar dan analisis struktur dalam yang
berisi makna serta manifestasi nilai dalam teks. Analisis struktur luar dilakukan
dengan analisis aktansial dan fungsional yang menghasilkan sebuah aktan utama.
Sedangkan pada analisis struktur dalam diperoleh hasil bahwa subjektivitas
seksualitas perempuan merupakan hasil dari wacana kekuasaan patriarki.
Subjektivitas seksualitas adalah adalah sikap yang diambil seseorang, dengan
kesadaran penuh, sebagai subjek dalam menentukan peranannya dalam
masyarakat. Ciri-ciri subjektivitas seksualitas perempuan adalah merasa telah
menempatkan diri sebagai subjek secara sadar, memiliki kepercayaan diri, berani
mengambil keputusan (risiko), memiliki suatu kebanggaan tersendiri, memiliki
eksistensi di ranah privat dan publik, sehingga posisi perempuan sebagai istri
dalam rumah tangga keluarga yang dibangun pun setara dengan suaminya.
Ideologi dominan yang melahirkan subjektivitas seksualitas dalam novel adalah
patriarkisme, kapitalisme, dan liberalisme. Patriarkisme berperan dalam
menciptakan kesadaran tokoh A dalam novel PEPL sebagai perempuan yang
teropresi. Kapitalisme memunculkan wacana ‘nilai’ pada suatu hal sehingga
diagung-agungkan oleh masyarakat. Kemudian liberalisme menumbuhkan
kesadaran tokoh A untuk memperoleh kesetaraan sesuai dengan sesamanya, yakni
laki-laki. Ideologi-ideologi tersebut memiliki pengaruh penting untuk tokoh utama
dalam novel PEPL untuk secara sadar memilih menjadi subjek. Baik sebagai
subjek yang berkuasa maupun subjek yang tertundukkan oleh subjektivitas
dominan.
Penelitian ini membuka paradigma bahwa perempuan memiliki pilihan
dalam hidup. Meskipun sangat sulit untuk mengaktualisasikan kebebasannya,
perempuan harus tetap berusaha menjadi subjek atas dirinya sendiri.
Kata kunci: subjektivitas, seksualitas, perempuan, woman writing, novel,
semiotika naratif

Fulltext View|Download

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.