BibTex Citation Data :
@article{HIST49180, author = {Sulistyo Pamungkas and Haryono Rinardi}, title = {Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Masa Prakemerdekaan hingga Orde Baru}, journal = {Historiografi}, volume = {4}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {}, abstract = { Artikel ini membahas mengenai ekspor kopi Indonesia. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menganalisis perkembangan ekspor kopi Indonesia sebagai salah satu sumber devisa negara. Pada 1970-an pendapatan negara sangat bergantung pada sektor migas yang menjadi sumber devisa negara terbesar. Guna mengurangi ketergantungan pada sektor migas, pemerintah kemudian berupaya mengembangkan ekspor dari komoditas lain. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekspor kopi bertujuan untuk menjadi pengganti komoditi sektor non-migas yang mengalami penurunan akibat bonanza minyak. Pemerintah mendorong ekspor kopi setelah menerbitkan kebijakan untuk memperbaiki berbagai aspek penunjang budidaya kopi, salah satunya melalui KNOP 15 1978. Kebijakan itu mendorong kopi menjadi laku keras dikala tidak ada penerapan sistem kuota di pasar internaional. Namun demikian, sangat disayangkan karena KNOP 15 1978 hanya bersifat sementara yang pada perkembangan-perkembangan selanjutnya membuat grafik ekspor kopi menjadi stagnan. Kata Kunci : Perkebunan Kopi; Ekspor kopi Indonesia; Sumber Devisa Negara. }, issn = {2774-3128}, pages = {108--116} url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/historiografi/article/view/49180} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini membahas mengenai ekspor kopi Indonesia. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menganalisis perkembangan ekspor kopi Indonesia sebagai salah satu sumber devisa negara. Pada 1970-an pendapatan negara sangat bergantung pada sektor migas yang menjadi sumber devisa negara terbesar. Guna mengurangi ketergantungan pada sektor migas, pemerintah kemudian berupaya mengembangkan ekspor dari komoditas lain. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekspor kopi bertujuan untuk menjadi pengganti komoditi sektor non-migas yang mengalami penurunan akibat bonanza minyak. Pemerintah mendorong ekspor kopi setelah menerbitkan kebijakan untuk memperbaiki berbagai aspek penunjang budidaya kopi, salah satunya melalui KNOP 15 1978. Kebijakan itu mendorong kopi menjadi laku keras dikala tidak ada penerapan sistem kuota di pasar internaional. Namun demikian, sangat disayangkan karena KNOP 15 1978 hanya bersifat sementara yang pada perkembangan-perkembangan selanjutnya membuat grafik ekspor kopi menjadi stagnan.
Kata Kunci: Perkebunan Kopi; Ekspor kopi Indonesia; Sumber Devisa Negara.
Last update:
Historiografi (e-ISSN: 2774-3128) diterbitkan oleh Program Studi S1 Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, S.H. Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275-IndonesiaTelpon/Faks: +6224 74680619historiografi@live.undip.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.