skip to main content

Perkembangan Ekspor Kopi Indonesia Masa Prakemerdekaan hingga Orde Baru

*Sulistyo Agung Pamungkas  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, S.H. Semarang, Jawa Tengah – Indonesia, Indonesia
Haryono Rinardi  -  , Indonesia

Citation Format:
Abstract

Artikel ini membahas mengenai ekspor kopi Indonesia. Dengan menggunakan metode sejarah, artikel ini menganalisis perkembangan ekspor kopi Indonesia sebagai salah satu sumber devisa negara. Pada 1970-an pendapatan negara sangat bergantung pada sektor migas yang menjadi sumber devisa negara terbesar. Guna mengurangi ketergantungan pada sektor migas, pemerintah kemudian berupaya mengembangkan ekspor dari komoditas lain. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa ekspor kopi bertujuan untuk menjadi pengganti komoditi sektor non-migas yang mengalami penurunan akibat bonanza minyak. Pemerintah mendorong ekspor kopi setelah menerbitkan kebijakan untuk memperbaiki berbagai aspek penunjang budidaya kopi, salah satunya melalui KNOP 15 1978. Kebijakan itu mendorong kopi menjadi laku keras dikala tidak ada penerapan sistem kuota di pasar internaional. Namun demikian, sangat disayangkan karena KNOP 15 1978 hanya bersifat sementara yang pada perkembangan-perkembangan selanjutnya membuat grafik ekspor kopi menjadi stagnan.

Kata Kunci: Perkebunan Kopi; Ekspor kopi Indonesia; Sumber Devisa Negara.

Fulltext View|Download
  1. Bremen, J. (2014). Keuntungan kolonial dari kerja paksa: sistem perdagangan dari tanam paksa di Jawa 1720-1870. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
  2. Chandra, D.D. (2020). Paket november (PAKNOV 1978): Kebijakan devaluasi rupiah tahun 1978 sebagai upaya pendorong ekspor non- migas Indonesia [Skripsi, Universitas Diponegoro]
  3. Gottschalk, L. (1983). Mengerti sejarah (Nugroho Notosusanto, trans.). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  4. Ilyas, R. (1991). Analisis permintaan negeri terhadap kopi Indonesia [Disertasi, Universitas Gadjah Mada]
  5. Ismanto, A. (2000). Analisis strategi ekspor kopi Indonesia [Tesis, Universitas Jember]
  6. Kahpi, A. (2017). Budidaya dan produksi kopi di Sulawesi Bagian Selatan pada abad ke-19. Lensa Budaya, 12(1), 13-26
  7. Kansil, C.S.T. (1970). Inti pengetahuan rentjana pembangunan lima tahun 1969-1973. Jakarta: Erlangga
  8. Kartodirdjo, S. (1991). Sejarah perkebunan di Indonesia: Kajian sosial ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media.WW
  9. Leirissa, R.Z. (1996). Sejarah perekonomian Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI
  10. Retnandari, D. (1991). Kopi: Kajian sosial-ekonomi. Yogyakarta: Aditya Media
  11. Ricklefs, M.C. (2005). Sejarah Indonesia modern 1200-2004. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta
  12. Sianaga, D. M. & Wisnu. (2018). Aktivitas perdagangan deli maatschappij di Sumatera Timur 1870-1930. Avatar: e-Journal Pendidikan Sejarah, 6(1), 267-272
  13. Siswoputranto, P.S. (1993). Kopi internasional dan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
  14. Suroyo, A.M.D. (1990). Industri perkebunan dan dampaknya pada masyarakat: Perkebunan kopi di Karesidenan Kedu 1950-1990. Seminar Sejarah Nasional V Subtema Sejarah Industrialisasi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  15. Wasino, Margana, S., Supriyono, A., Nawiyanto, Juwono, H., Hartatik, E. S., Baha’ Uddin, Shokheh, M., Radjimo, dan Prayatmoko, H. (2014). Sejarah nasionalisasi aset-aset BUMN: Dari perusahaan kolonial menuju perusahaan nasional. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara
  16. Zaenab, U. (2018). Perkembangan perminyakan Indonesia: Pertamina menghadapi krisis keuangan dan korupsi pada era booming minyak [Skripsi, Universitas Diponegoro]
  17. Zulfikar, F. (2017). Perkebunan kopi di Banyuwangi, 1818-1865. Verleden: Jurnal Kesejarahan, 11(2), 129-136

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.