slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor
Industri Konveksi Kaos Sablon di Desa Mutih Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak: Suatu Hasil Pengembangan Industri Kreatif | Firmansyah | Historiografi skip to main content

Industri Konveksi Kaos Sablon di Desa Mutih Wetan Kecamatan Wedung Kabupaten Demak: Suatu Hasil Pengembangan Industri Kreatif

*Arravi Rizal Firmansyah  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Dewi Yuliati  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

This article focuses on the development of the creative industry of screen printing t-shirt convection in Mutih Wetan Village, Wedung District, Demak Regency. This research uses historical methods that include discussions from the background of the emergence of creative industries in Indonesia and spread to various regions, one of which is in Demak Regency, to the application and results of the development of creative industries in Mutih Wetan Village. Mutih Wetan Village is one of the areas included in the government program, namely the development of the creative industry, especially the fashion creative industry subsector because there are many tailoring industries in that area. The Demak Regency Government strives to develop the creative industry through regulations and policies, support creative industry business actors, and develop strategies for developing the creative industry. The results of developing the creative industry of screen printing t-shirt convection in Mutih Wetan Village can be successful, as seen from the development of Human Resources, which includes labor recruitment and competency development. Production development includes the development of raw materials, equipment, and t-shirt models and marketing development, including marketing and promotion systems.

Keywords: Creative Industry, Convection Industry, Screen Printing t-shirts, Wedung, Mutih Wetan.

Fulltext View|Download
  1. Departemen Perindustrian (2009). Peta panduan (road map) pengembangan klaster industri prioritas industri penunjang industri kreatif dan industri kreatif tertentu tahun 2010–2014. Jakarta: Departemen Perindustrian Republik Indonesia
  2. Gottschalk, L. (2008). Mengerti sejarah, (Nugroho Notosusanto, Trans). Jakarta: Universitas Indonesia Press
  3. Haryantini (2019). Sistem informasi pemasaran. Banten: UNPAM Press
  4. Luzar, L. C. (2010). Kreasi cetak sablon mudah dan berkualitas tinggi pada kaos. Jurnal Humaniora I (2), p. 778-791. https://doi.org/10.21512/humaniora.v1i2.2919
  5. Mujiati, K. (2008). Manajemen sumber daya manusia jilid I edisi 10. Jakarta: Erlangga
  6. Musa, A. E. (5 April 2021). Karya anggota forum Demak kreatif pernah dibeli Cristiano Ronaldo. Jawa Pos
  7. Nashir, A. K. Potensi ekonomi kreatif Pemerintah Daerah sebagai andalan kerjasama internasional. Diakses pada 1 Juni 2021, dari http://library.upnvj.ac.id/
  8. Nawawi, H. (2003). Perencanaan SDM untuk organisasi profit yang kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  9. Nyoto (2019). Manajemen sumber daya manusia. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia
  10. Pangestu, M. E. (2014). Ekonomi kreatif: Rencana aksi jangka menengah 2015-2019. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia
  11. Pangestu, M. E. (2008). Rencana pengembangan 14 subsektor industri kreatif Indonesia (2009- 2015). Jakarta: Tim Indonesia Design Power-Departemen Perdagangan
  12. Parker, J. W. (2022). The piece work principle in agriculture. Journal of the Statistical Society of London 9(4). University College London Library, London
  13. Rahmawati (2016). Manajemen pemasaran. Samarinda: Mulawarman University Press
  14. Shadily, H. (2006). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  15. Sitorus, O. F. dan N. Utami (2017). Strategi promosi pemasaran. Jakarta: Muhammadiyah University Press
  16. Sudariyanto (2010). Industrialisasi. Semarang: ALPRINT
  17. Sugiyanto, E. K. (2017). Strategic for creative industry: Internal and external Enviromental Reviews. Jurnal Dinamika Sosial Ekonomi 4(1), pp. 45-57
  18. Sulistyorini, U. T., dkk. (2020). City mapping and leading creative industry subsectors as the basic of city branding policy in Central Java. Jurnal Admisi dan Bisnis 21(1), pp. 51-66. http://dx.doi.org/10.32497/ab.v21i1.1796
  19. Tekstil, K. (2021). Buku katalog aneka jenis kain untuk produksi konveksi. Bandung: PT. Knitto Tekstil Indonesia
  20. Umar, H. (2008). Desain penelitian manajemen sumber daya manusia dan perilaku karyawan paradigma positivistik dan berbasis pemecahan masalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
  21. Wasino (2005). Dari riset hingga tulisan sejarah. Semarang: Unnes Press
  22. Yani, A. (2004). Mencetak dengan teknik saring atau sablon. Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Menegah dan Kejuruan
  23. Informan
  24. Abdul Ershad Salam, (Ketua Forum Demak Kreatif)
  25. Anam, (Pekerja Konveksi Sablon Desa Mutih Wetan)
  26. Dwi Marfiana, (Kepala Seksi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Demak)
  27. Fikri, (Pekerja Konveksi Sablon di Desa Mutih Wetan)
  28. Husein, (Pekerja Konveksi Sablon di Desa Mutih Wetan)
  29. Muqowim, (Pemilik Konveksi Sablon di Desa Mutih Wetan)
  30. Nisa, (Pekerja Konveksi Sablon di Desa Mutih Wetan)

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.