Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Unversitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JGUndip9939, author = {Tengku Al Akbar and Yudo Prasetyo and Arwan Wijaya}, title = {ANALISIS DAMPAK PENURUNAN MUKA TANAH TERHADAP TINGKAT EKONOMI MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE DINSAR DAN SIG (Studi Kasus : Kota Semarang)}, journal = {Jurnal Geodesi Undip}, volume = {4}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {}, abstract = { ABSTRAK Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada koordinat 110 o 16’20”- 110 o 30’29” BT dan 60 o 55’34”-70 o 7’04” LS dengan luas wilayah sekitar 391,2 km 2 . Kota Semarang merupakan salah satu kota pesisir yang secara umum terbentuk dari endapan aluvial. Adapun karakteristik dari endapan aluvial ini adalah tanahnya masih mengalami proses konsolidasi. Proses konsolidasi ini mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah pada daerah tersebut. Selain itu, pengambilan air tanah dan pengaruh beban permukaan juga berkontribusi dalam terjadinya penurunan muka tanah di Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan muka tanah di Kota Semarang dengan metode DInSAR. DInSAR adalah metode pencitraan radar ke samping yang memanfaatkan informasi fasa, amplitudo, dan panjang gelombang pada pengolahannya untuk mendapatkan topografi dan deformasi. Data yang digunakan adalah citra satelit ALOS PALSAR level 1.0 dengan akuisisi data Juni 2007 (20070608), Juli 2008 (20080726), dan September 2008 (20080910). Metode DInSAR yang digunakan adalah two-pass interferometry dengan Shuttle Radar Topography (SRTM) sebagai Digital Elevation Model (DEM) referensi untuk topografi. Proses DInSAR ini diproses dengan menggunakan software SARScape dan menggunakan kombinasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis kerugian ekonomi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan muka tanah di kota Semarang kecepatan penurunan muka tanah rata-rata tertinggi dari pasangan citra 20070608-20080910 adalah sebesar 9,059±1,89 cm/tahun dan 20080726-20080910 adalah sebesar 1,979±1,24 cm/tahun. Dan luas wilayah yang terkena dampak penurunan muka tanah paling tingggi adalah seluas 69,58 km2 serta menunjukkan hasil kerugian ekonomi terhadap dampak penurunan muka dari sektor infrastruktur jalan sebesar Rp. 70,983 Miliyar, fasilitas umum sebesar Rp. 16,472 Miliyar, pertanian sebesar Rp. 1,563 Miliyar, dan pemukiman sebesar Rp 57,238Miliyar. Kata Kunci : ALOS PALSAR, DInSAR, Penurunan Muka Tanah, SARScape, SIG ABSTRACT Semarang city is the capital city of Central Java Province which is geographically located in 110 o 16’20”- 110 o 30’29” E and 60 o 55’34”- 70 o 7’04” N, and it is about 391,2 km 2 . Semarang is a city in a coastal area which was formed alluvial sediment. It has it’s characteristic process where the land is still through the consolidation process. It causes a land subsidence in those area. Moreover, explorations of land water and the burden of the surface of the land also contribute the land subsidence in Semarang. The purpose of this research is to find out the land subsidence in Semarang by using DInSAR method. DInSAR is a side scan radar technology which uses a phase information, amplitudo, and the wave length to get topography and deformation data. The data which was used in the process is ALOS PALSAR level 1.0 images with the acquisition data in June 2007 (20070608), July 2008 (20080726), and September 2008 (20080910). DInSAR method which was used to process the data was two-pass interferometry with Shuttle Radar Topography (SRTM) as Digital Elevation Model (DEM) to give the topography reference. The DInSAR Process was processed with SARScape software and use a combination of Geographic Information Systems (GIS) for the analysis of economic losses. The result of this research showed the land subsidence in Semarang has got the maximum velocity rate is about 9.059±1.89 cm/year in 20070608-20080910 and it’s about 1.979±1.24 cm/year in 20080726-20080910. The area which got the worst impact of the land subsidence is around 69.58 km2 and showed the results in economic losses to the effects of subsidence from the infrastucture sector amounted to idr. 70.983 billion, public facilities idr.16.472 billion, agriculture idr. 1.563 billion and idr. 57.238 billion for settlement. Keywords : ALOS PALSAR, DInSAR, Land Subsidence, SARScape, GIS *) Penulis, Penanggungjawab }, issn = {2809-9672}, pages = {136--143} doi = {10.14710/jgundip.2015.9939}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/9939} }
Refworks Citation Data :
ABSTRAK
Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah yang secara geografis terletak pada koordinat 110o16’20”- 110o30’29” BT dan 60o55’34”-70o7’04” LS dengan luas wilayah sekitar 391,2 km2. Kota Semarang merupakan salah satu kota pesisir yang secara umum terbentuk dari endapan aluvial. Adapun karakteristik dari endapan aluvial ini adalah tanahnya masih mengalami proses konsolidasi. Proses konsolidasi ini mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah pada daerah tersebut. Selain itu, pengambilan air tanah dan pengaruh beban permukaan juga berkontribusi dalam terjadinya penurunan muka tanah di Semarang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan muka tanah di Kota Semarang dengan metode DInSAR. DInSAR adalah metode pencitraan radar ke samping yang memanfaatkan informasi fasa, amplitudo, dan panjang gelombang pada pengolahannya untuk mendapatkan topografi dan deformasi. Data yang digunakan adalah citra satelit ALOS PALSAR level 1.0 dengan akuisisi data Juni 2007 (20070608), Juli 2008 (20080726), dan September 2008 (20080910). Metode DInSAR yang digunakan adalah two-pass interferometry dengan Shuttle Radar Topography (SRTM) sebagai Digital Elevation Model (DEM) referensi untuk topografi. Proses DInSAR ini diproses dengan menggunakan software SARScape dan menggunakan kombinasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk analisis kerugian ekonomi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadi penurunan muka tanah di kota Semarang kecepatan penurunan muka tanah rata-rata tertinggi dari pasangan citra 20070608-20080910 adalah sebesar 9,059±1,89 cm/tahun dan 20080726-20080910 adalah sebesar 1,979±1,24 cm/tahun. Dan luas wilayah yang terkena dampak penurunan muka tanah paling tingggi adalah seluas 69,58 km2 serta menunjukkan hasil kerugian ekonomi terhadap dampak penurunan muka dari sektor infrastruktur jalan sebesar Rp. 70,983 Miliyar, fasilitas umum sebesar Rp. 16,472 Miliyar, pertanian sebesar Rp. 1,563 Miliyar, dan pemukiman sebesar Rp 57,238Miliyar.
Kata Kunci : ALOS PALSAR, DInSAR, Penurunan Muka Tanah, SARScape, SIG
ABSTRACT
Semarang city is the capital city of Central Java Province which is geographically located in 110o16’20”- 110o30’29” E and 60o55’34”- 70o7’04” N, and it is about 391,2 km2. Semarang is a city in a coastal area which was formed alluvial sediment. It has it’s characteristic process where the land is still through the consolidation process. It causes a land subsidence in those area. Moreover, explorations of land water and the burden of the surface of the land also contribute the land subsidence in Semarang.
The purpose of this research is to find out the land subsidence in Semarang by using DInSAR method. DInSAR is a side scan radar technology which uses a phase information, amplitudo, and the wave length to get topography and deformation data. The data which was used in the process is ALOS PALSAR level 1.0 images with the acquisition data in June 2007 (20070608), July 2008 (20080726), and September 2008 (20080910). DInSAR method which was used to process the data was two-pass interferometry with Shuttle Radar Topography (SRTM) as Digital Elevation Model (DEM) to give the topography reference. The DInSAR Process was processed with SARScape software and use a combination of Geographic Information Systems (GIS) for the analysis of economic losses.
The result of this research showed the land subsidence in Semarang has got the maximum velocity rate is about 9.059±1.89 cm/year in 20070608-20080910 and it’s about 1.979±1.24 cm/year in 20080726-20080910. The area which got the worst impact of the land subsidence is around 69.58 km2 and showed the results in economic losses to the effects of subsidence from the infrastucture sector amounted to idr. 70.983 billion, public facilities idr.16.472 billion, agriculture idr. 1.563 billion and idr. 57.238 billion for settlement.
Keywords: ALOS PALSAR, DInSAR, Land Subsidence, SARScape, GIS
*) Penulis, Penanggungjawab
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Geodesi Undip
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro