BibTex Citation Data :
@article{JTP21293, author = {Muhammad Rinaldy and Untung Budiarto and Wilma Amiruddin}, title = {Pengaruh Media Pendingin Air Garam dan Oli Terhadap Kekuatan Tarik, Impak, dan Mikrografi Pada Sambungan Las Aluminium 6061 Pasca Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas)}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {6}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Aluminium 6061, Media Pendingin, Pengelasan TIG, Pengelasan MIG, Tarik, Impak, Mikrografi}, abstract = { Aluminium 6061 merupakan logam paduan yang banyak digunakan dalam bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) merupakan jenis pengelasan yang digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis pengelasan yang lain. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi dengan variasi media pendingin air garam dan oli untuk memperoleh hasil yang paling optimal. Pada aluminium 6061 dilakukan pengelasan TIG dan MIG dengan sambungan double v-butt joint 60°. Hasil penelitian menunjukkan faktor pendinginan berpengaruh Aluminium 6061 merupakan logam paduan yang banyak digunakan dalam bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) merupakan jenis pengelasan yang digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis pengelasan yang lain. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi dengan variasi media pendingin air garam dan oli untuk memperoleh hasil yang paling optimal. Pada aluminium 6061 dilakukan pengelasan TIG dan MIG dengan sambungan double v-butt joint 60°. Hasil penelitian menunjukkan faktor pendinginan berpengaruh terhadap kualitas pengelasan dilihat dari grafik kekuatannya. Pengelasan TIG dengan pendingin air garam mendapatkan nilai tertinggi sebesar 184 MPa untuk kekuatan tarik dan 12,67% untuk regangan rata-rata. Kekuatan impak terbesar dari pengelasan MIG dengan pendingin oli sebesar 0,40 J/mm 2 . Dari hasil pengujian di dapatkan nilai terendah yaitu pengelasan MIG dengan pendingin oli untuk kekuatan tarik dan regangan. Kekuatan impak terendah dari pengelasan TIG dengan pendingin oli. Perubahan struktur mikro sambungan las TIG lebih baik dibandingkan dengan MIG, karena strukturya lebih menyatu dilihat pada daerah HAZ (Heat Afected Zone) . Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil pengelasan rata-rata TIG lebih baik dibandingkan MIG dengan variasi media pendingin air garam dan oli. terhadap kualitas pengelasan dilihat dari grafik kekuatannya. Pengelasan TIG dengan pendingin air garam mendapatkan nilai tertinggi sebesar 184 MPa untuk kekuatan tarik dan 12,67% untuk regangan rata-rata. Kekuatan impak terbesar dari pengelasan MIG dengan pendingin oli sebesar 0,40 J/mm 2 . Dari hasil pengujian di dapatkan nilai terendah yaitu pengelasan MIG dengan pendingin oli untuk kekuatan tarik dan regangan. Kekuatan impak terendah dari pengelasan TIG dengan pendingin oli. Perubahan struktur mikro sambungan las TIG lebih baik dibandingkan dengan MIG, karena strukturya lebih menyatu dilihat pada daerah HAZ (Heat Afected Zone) . Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil pengelasan rata-rata TIG lebih baik dibandingkan MIG dengan variasi media pendingin air garam dan oli. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/21293} }
Refworks Citation Data :
Aluminium 6061 merupakan logam paduan yang banyak digunakan dalam bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) merupakan jenis pengelasan yang digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis pengelasan yang lain. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi dengan variasi media pendingin air garam dan oli untuk memperoleh hasil yang paling optimal. Pada aluminium 6061 dilakukan pengelasan TIG dan MIG dengan sambungan double v-butt joint60°. Hasil penelitian menunjukkan faktor pendinginan berpengaruh
Aluminium 6061 merupakan logam paduan yang banyak digunakan dalam bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengelasan TIG (Tungsten Inert Gas) dan MIG (Metal Inert Gas) merupakan jenis pengelasan yang digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan jenis pengelasan yang lain. Penelitian ini bertujuan membandingkan hasil kekuatan tarik, impak, dan mikrografi dengan variasi media pendingin air garam dan oli untuk memperoleh hasil yang paling optimal. Pada aluminium 6061 dilakukan pengelasan TIG dan MIG dengan sambungan double v-butt joint 60°. Hasil penelitian menunjukkan faktor pendinginan berpengaruh terhadap kualitas pengelasan dilihat dari grafik kekuatannya. Pengelasan TIG dengan pendingin air garam mendapatkan nilai tertinggi sebesar 184 MPa untuk kekuatan tarik dan 12,67% untuk regangan rata-rata. Kekuatan impak terbesar dari pengelasan MIG dengan pendingin oli sebesar 0,40 J/mm2. Dari hasil pengujian di dapatkan nilai terendah yaitu pengelasan MIG dengan pendingin oli untuk kekuatan tarik dan regangan. Kekuatan impak terendah dari pengelasan TIG dengan pendingin oli. Perubahan struktur mikro sambungan las TIG lebih baik dibandingkan dengan MIG, karena strukturya lebih menyatu dilihat pada daerah HAZ (Heat Afected Zone). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil pengelasan rata-rata TIG lebih baik dibandingkan MIG dengan variasi media pendingin air garam dan oli.
terhadap kualitas pengelasan dilihat dari grafik kekuatannya. Pengelasan TIG dengan pendingin air garam mendapatkan nilai tertinggi sebesar 184 MPa untuk kekuatan tarik dan 12,67% untuk regangan rata-rata. Kekuatan impak terbesar dari pengelasan MIG dengan pendingin oli sebesar 0,40 J/mm2. Dari hasil pengujian di dapatkan nilai terendah yaitu pengelasan MIG dengan pendingin oli untuk kekuatan tarik dan regangan. Kekuatan impak terendah dari pengelasan TIG dengan pendingin oli. Perubahan struktur mikro sambungan las TIG lebih baik dibandingkan dengan MIG, karena strukturya lebih menyatu dilihat pada daerah HAZ (Heat Afected Zone). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan hasil pengelasan rata-rata TIG lebih baik dibandingkan MIG dengan variasi media pendingin air garam dan oli.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License