BibTex Citation Data :
@article{JTP21524, author = {Maxwell Pradolin and Untung Budiarto and Sarjito Jokosisworo}, title = {Analisa Kekuatan Tarik, Tekuk, dan Mikrografi Baja St 42 Akibat Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) dengan Variasi Posisi Pengelasan}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {6}, number = {4}, year = {2018}, keywords = {Baja St 42, Pengelasan FCAW, Posisi Pengelasan, Tarik, Tekuk, Mikrografi}, abstract = { Baja St 42 tergolong baja karbon rendah, dimana baja karbon rendah merupakan jenis baja yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi dalam berbagai bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat sangat dibutuhkan agar sambungan las yang dihasilkan dapat maksimal. Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) adalah salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam perindustrian dan rangka konstruksi . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan struktur mikrografi dari sambungan las jenis single v-butt joint 60° dengan perbedaan posisi pengelasan pada baja St 42. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor posisi pengelasan pada hasil pengelasan mempengaruhi kualitas sambungan ditinjau dari kekuatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baja S t 42 dengan posisi pengelasan 1G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 419,88 MPa , rata-rata regangan sebesar 47,05 % , dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,94 GPa . Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 5 78,42 MPa . B aja S t 42 dengan posisi pengelasan 2G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 408,71 MPa , rata-rata regangan sebesar 46,21 % , dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,85 GPa . Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 5 62,90 MPa . B aja S t 42 dengan posisi pengelasan 3G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 413,97 MPa , rata-rata regangan sebesar 46,67 % , dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,88 GPa . Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 5 66,14 MPa . Sedangkan b aja S t 42 dengan posisi pengelasan 4G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 400,33 MPa , rata-rata regangan sebesar 45,59 % , dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,79 GPa . Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 5 45,80 MPa . Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja S t 42 dengan posisi pengelasan 1G memiliki kekuatan yang lebih baik dari posisi pengelasan 2G, 3G, ataupun 4G. }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/21524} }
Refworks Citation Data :
Baja St 42 tergolong baja karbon rendah, dimana baja karbon rendah merupakan jenis baja yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi dalam berbagai bidang industri sebagai rangka konstruksi. Jenis pengelasan yang tepat sangat dibutuhkan agar sambungan las yang dihasilkan dapat maksimal. Pengelasan FCAW (Flux-Cored Arc Welding) adalah salah satu teknik pengelasan yang banyak digunakan dalam perindustrian dan rangka konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil kekuatan tarik, tekuk, dan struktur mikrografi dari sambungan las jenis single v-butt joint 60° dengan perbedaan posisi pengelasan pada baja St 42. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor posisi pengelasan pada hasil pengelasan mempengaruhi kualitas sambungan ditinjau dari kekuatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baja St 42 dengan posisi pengelasan 1G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 419,88 MPa, rata-rata regangan sebesar 47,05%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,94 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 578,42 MPa. Baja St 42 dengan posisi pengelasan 2G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 408,71 MPa, rata-rata regangan sebesar 46,21%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,85 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 562,90 MPa. Baja St 42 dengan posisi pengelasan 3G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 413,97 MPa, rata-rata regangan sebesar 46,67%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,88 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 566,14 MPa. Sedangkan baja St 42 dengan posisi pengelasan 4G memiliki rata-rata kekuatan tarik sebesar 400,33 MPa, rata-rata regangan sebesar 45,59%, dan rata-rata modulus elastisitas sebesar 8,79 GPa. Serta memiliki tegangan tekuk sebesar 545,80 MPa. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa baja St 42 dengan posisi pengelasan 1G memiliki kekuatan yang lebih baik dari posisi pengelasan 2G, 3G, ataupun 4G.
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License