BibTex Citation Data :
@article{JTP19915, author = {Fahrizal Amir and Berlian Adietya and Muhammad Iqbal}, title = {Anaslisa Optimasi Lambung Demihull Katamaran Menggunakan Response Surface Methode Pada Motion Sickness Incidence}, journal = {Jurnal Teknik Perkapalan}, volume = {6}, number = {1}, year = {2018}, keywords = {Optimasi; Response Surface Methode; Motion Sickness Incidence; Katamaran}, abstract = { Gerakan kapal terombang – ambing atau naik turun di laut lepas yang diakibatkan oleh ombak yang besar dan terus menerus dapat mengakibatkan gejala sakit berupa kepala pusing, mual bahkan muntah yang seringkali diistilahkan sebagai mabuk laut (sea sickness atau motion sickness) . Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran lambung yang optimal dan sesuai kriteria Nortforks 1987. Dengan contoh kasus mencari nilai Motion Sickness Incidence yang minimum yang dipengaruhi oleh perubahan nilai Coefisien Block dan Coefisien Midship yang dirangkum dengan perhitungan Response Surface Methode (RSM). Bentuk lambung tersebut diubah dengan mengubah parameter nilai koefisien blok (Cb) dan koefisien midship (Cm) awal sebesar -1% dan +1% pada Orde 1 menggunakan bantuan software Maxsurf Modeler Advance . Hasil bentuk lambung yang optimal didapatkan dengan memperkecil nilai Cb menjadi 0,37 serta pada perubahan Cm menjadi 0,62 pada head seas untuk dimasukan dalam model awal pada Orde 2 . Sehingga didapatkan Model variasi Nilai Coefisen block sebesar 0,373 dan nilai Coefisien Midship 0,619 dengan nilai Motion Sickness Incidence 7,581 pada Orde 2. Lambung Demihull memenuhi kriteria seakeeping pada semua kondisi wave heading sampai sea state 2 dengan tinggi gelombang 1,006 m dan periode gelombang 3,6 s pada kondisi pelayaran 120 menit kapal dinyatakan nyaman dan aman }, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval/article/view/19915} }
Refworks Citation Data :
Gerakan kapal terombang – ambing atau naik turun di laut lepas yang diakibatkan oleh ombak yang besar dan terus menerus dapat mengakibatkan gejala sakit berupa kepala pusing, mual bahkan muntah yang seringkali diistilahkan sebagai mabuk laut (sea sickness atau motion sickness). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ukuran lambung yang optimal dan sesuai kriteria Nortforks 1987. Dengan contoh kasus mencari nilai Motion Sickness Incidence yang minimum yang dipengaruhi oleh perubahan nilai Coefisien Block dan Coefisien Midship yang dirangkum dengan perhitungan Response Surface Methode (RSM). Bentuk lambung tersebut diubah dengan mengubah parameter nilai koefisien blok (Cb) dan koefisien midship (Cm) awal sebesar -1% dan +1% pada Orde 1 menggunakan bantuan software Maxsurf Modeler Advance. Hasil bentuk lambung yang optimal didapatkan dengan memperkecil nilai Cb menjadi 0,37 serta pada perubahan Cm menjadi 0,62 pada head seas untuk dimasukan dalam model awal pada Orde 2 . Sehingga didapatkan Model variasi Nilai Coefisen block sebesar 0,373 dan nilai Coefisien Midship 0,619 dengan nilai Motion Sickness Incidence 7,581 pada Orde 2. Lambung Demihull memenuhi kriteria seakeeping pada semua kondisi wave heading sampai sea state 2 dengan tinggi gelombang 1,006 m dan periode gelombang 3,6 s pada kondisi pelayaran 120 menit kapal dinyatakan nyaman dan aman
Last update:
Jurnal Teknik Perkapalan oleh http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/naval disebarluaskan di bawah Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License