BibTex Citation Data :
@article{dmj23890, author = {Mochammad Fatoni and Riski Prihatningtias and Arnila Saubig}, title = {HUBUNGAN JUMLAH KONSUMSI ROKOK PER HARI PADA PEROKOK AKTIF DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN WARNA}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {8}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Buta warna, rokok, Farnsworth-Munsell 15 Hue Test}, abstract = { Latar Belakang : Buta warna adalah ketidakmampuan atau kurangnya seseorang untuk membedakan warna-warna. Salah satu penyebab buta warna yang didapat adalah neuropati optik toksik yang merusak saraf optikus oleh karena toksin. Rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang menyebabkan kelainan mata, salah satunya gangguan penglihatan warna. Tujuan : Mengetahui hubungan jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif terhadap gangguan penglihatan warna. Metode : Penelitian observasional analitik dengan pengambilan data secara cross-sectional . Subjek penelitian ini adalah 46 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Semua data dikumpulkan menggunakan data primer berupa data hasil uji Farnsworth-Munsell 15 Hue Test . Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji korelasi Spearman . Hasil : Berdasarkan dari 46 responden yang telah dilakukan pemeriksaan Farnsworth-Munsell 15 Hue Test , terdapat 44 responden dengan penglihatan warna baik dan 2 responden dengan penglihatan warna sedang. Dengan menggunakan uji normalitas Saphiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak normal dengan nilai p=0,000 ( p <0,05). Kemudian dilanjutkan uji korelasi Spearman sehingga didapatkan hasil hubungan tidak bermakna antara jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna dengan nilai p=0,747 ( p >0,05). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna sehingga kuat lemahnya hubungan tidak dapat diidentifikasi. Kata kunci : Buta warna, rokok, Farnsworth-Munsell 15 Hue Test }, issn = {2540-8844}, pages = {870--880} doi = {10.14710/dmj.v8i2.23890}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/23890} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Buta warna adalah ketidakmampuan atau kurangnya seseorang untuk membedakan warna-warna. Salah satu penyebab buta warna yang didapat adalah neuropati optik toksik yang merusak saraf optikus oleh karena toksin. Rokok mengandung zat-zat kimia berbahaya yang menyebabkan kelainan mata, salah satunya gangguan penglihatan warna. Tujuan : Mengetahui hubungan jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif terhadap gangguan penglihatan warna. Metode : Penelitian observasional analitik dengan pengambilan data secara cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah 46 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Semua data dikumpulkan menggunakan data primer berupa data hasil uji Farnsworth-Munsell 15 Hue Test. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji korelasi Spearman. Hasil : Berdasarkan dari 46 responden yang telah dilakukan pemeriksaan Farnsworth-Munsell 15 Hue Test, terdapat 44 responden dengan penglihatan warna baik dan 2 responden dengan penglihatan warna sedang. Dengan menggunakan uji normalitas Saphiro-Wilk didapatkan distribusi data tidak normal dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Kemudian dilanjutkan uji korelasi Spearman sehingga didapatkan hasil hubungan tidak bermakna antara jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna dengan nilai p=0,747 (p>0,05). Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi rokok per hari pada perokok aktif dengan gangguan penglihatan warna sehingga kuat lemahnya hubungan tidak dapat diidentifikasi.
Kata kunci : Buta warna, rokok, Farnsworth-Munsell 15 Hue Test
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.