BibTex Citation Data :
@article{dmj21283, author = {Taufik Setiawan and Neni Susilaningsih and Fanti Saktini}, title = {PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) DOSIS BERTINGKAT TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GASTER TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSII FORMALIN}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {ekstrak daun kelor (Moringa oleifera), mukosa gaster, ulserasi, erosi, deskuamasi, formalin}, abstract = { Latar Belakang: Kelor memiliki zat yang bermanfaat sebagai gastroproteksi, antiulkus, dan antioksidan. Salah satu penyebab kerusakan gaster adalah akibat paparan formalin yang merupakan zat iritatif dan karsinogenik yang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan. Kelor berpotensi mencegah kerusakan gaster yang disebabkan oleh paparan formalin. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor ( Moringa oleifera ) dosis bertingkat pada gambaran histopatologis mukosa gaster tikus wistar yang dinduksi formalin. Metode: Jenis penelitian ini adalah true eksperimental laboratorik dengan Post Test Only with Control Group Design. Sampel sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diadaptasi selama 7 hari, diberi pakan dan minum standar. Kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan apapun, kontrol positif diberikan aquadest selama 5 hari dan dilanjutkan formalin peroral 100 mg/kgBB/hari selama 21 hari. Kelompok P1, P2, dan P3 diberi ekstrak daun kelor pada 5 hari pertama, dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB/hari. Selanjutnya diberi formalin 100 mg/kgBB/hari dan ekstrak daun kelor sesuai dengan dosis awal selama 21 hari. Setelah 26 hari,tikus wistar diterminasi, diambil organ gaster, dan dilakukan pemeriksaan histopatologi mukosa gaster berupa ulserasi, erosi, dan deskuamasi menggunakan skor Barthel Manja. Hasil: Rerata kerusakan mukosa gaster tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif. Uji Mann-whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara rerata kelompok Kontrol (+) dengan rerata kelompok P1, P2, P3 dan Kontrol (-). Simpulan: Pemberian ekstrak daun kelor ( Moringa oleifera) dosis bertingkat berpengaruh terhadap gambaran histopatologis mukosa gaster tikus yang wistar diinduksi formalin. Semakin tinggi dosis ekstrak daun kelor maka semakin rendah derajat kerusakan pada gambaran mikroskopis gaster tikus wistar jantan yang diinduksi formalin. }, issn = {2540-8844}, pages = {1358--1368} doi = {10.14710/dmj.v7i2.21283}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/21283} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Kelor memiliki zat yang bermanfaat sebagai gastroproteksi, antiulkus, dan antioksidan. Salah satu penyebab kerusakan gaster adalah akibat paparan formalin yang merupakan zat iritatif dan karsinogenik yang sering disalahgunakan sebagai pengawet makanan. Kelor berpotensi mencegah kerusakan gaster yang disebabkan oleh paparan formalin.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat pada gambaran histopatologis mukosa gaster tikus wistar yang dinduksi formalin.
Metode: Jenis penelitian ini adalah true eksperimental laboratorik dengan Post Test Only with Control Group Design. Sampel sebanyak 25 ekor tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, diadaptasi selama 7 hari, diberi pakan dan minum standar. Kelompok kontrol negatif tidak diberi perlakuan apapun, kontrol positif diberikan aquadest selama 5 hari dan dilanjutkan formalin peroral 100 mg/kgBB/hari selama 21 hari. Kelompok P1, P2, dan P3 diberi ekstrak daun kelor pada 5 hari pertama, dengan dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB/hari. Selanjutnya diberi formalin 100 mg/kgBB/hari dan ekstrak daun kelor sesuai dengan dosis awal selama 21 hari. Setelah 26 hari,tikus wistar diterminasi, diambil organ gaster, dan dilakukan pemeriksaan histopatologi mukosa gaster berupa ulserasi, erosi, dan deskuamasi menggunakan skor Barthel Manja.
Hasil: Rerata kerusakan mukosa gaster tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif. Uji Mann-whitney menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara rerata kelompok Kontrol (+) dengan rerata kelompok P1, P2, P3 dan Kontrol (-).
Simpulan: Pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dosis bertingkat berpengaruh terhadap gambaran histopatologis mukosa gaster tikus yang wistar diinduksi formalin. Semakin tinggi dosis ekstrak daun kelor maka semakin rendah derajat kerusakan pada gambaran mikroskopis gaster tikus wistar jantan yang diinduksi formalin.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.