BibTex Citation Data :
@article{dmj20737, author = {Baskoro Hariadi and Aryoko Widodo}, title = {PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA L.) VARIETAS AJWA TERHADAP KADAR NO PADA MENCIT BALB/C YANG DIINFEKSI SALMONELLA TYPHIMURIUM}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {NO, makrofag, fagositosis}, abstract = { Latar Belakang : Penyakit demam tifoid sering menjangkiti masyarakat Indonesia. Hal ini dapat berdampak berkurangnya produktifitas penderita. Buah kurma ( Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa telah terbukti memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid berperan aktif dalam mengaktivasi makrofag dalam melawan bakteri patogen dan meningkatkan aktivitas makrofag dalam memfagosit bakteri patogen. Tujuan : Mengetahui perbandingan hasil pada hewan coba yang diberikan pemberian ekstrak buah kurma ( Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan yang tidak diberikan ekstrak. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post-test only controlled group design dan memakai binatang percobaan (mencit Balb/C) sebagai objek penelitian. Sebanyak 35 ekor dalam 5 kelompok perlakuan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design) dan metode randomisasi sederhana. Kadar NO diukur dengan ELISA setelah pemberian perlakuan pada hewan coba. Kelompok A (kelompok kontrol) tidak menerima perlakuan apa pun, Kelompok B diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium saja, Kelompok C, D, E diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium dan diberi ekstrak buah kurma ( Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis 19,25; 38,5; 77 mg/mencit/hari secara berurutan. Hasil : Rerata produksi NO masing-masing kelompok; A = 14.96; B = 15.58; C 16.28= ; D = 12.92; E = 8.21. Produksi NO makrofag signifikan antara A-D, A-E, B-D, B-E, C-E, dan D-E. Kesimpulan : Pemberian ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis sebesar 19,25 mg/mencit/hari (kelompok C) meningkatkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol meskipun tidak signifikan. Sedangkan dosis sebesar 38,5 mg/mencit/hari (kelompok D) dan 77 mg/mencit/hari (kelompok E) menurunkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol. }, issn = {2540-8844}, pages = {751--761} doi = {10.14710/dmj.v7i2.20737}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20737} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Penyakit demam tifoid sering menjangkiti masyarakat Indonesia. Hal ini dapat berdampak berkurangnya produktifitas penderita. Buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa telah terbukti memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Flavonoid berperan aktif dalam mengaktivasi makrofag dalam melawan bakteri patogen dan meningkatkan aktivitas makrofag dalam memfagosit bakteri patogen.
Tujuan : Mengetahui perbandingan hasil pada hewan coba yang diberikan pemberian ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan yang tidak diberikan ekstrak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian post-test only controlled group design dan memakai binatang percobaan (mencit Balb/C) sebagai objek penelitian. Sebanyak 35 ekor dalam 5 kelompok perlakuan. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (Completely Randomized Design) dan metode randomisasi sederhana. Kadar NO diukur dengan ELISA setelah pemberian perlakuan pada hewan coba. Kelompok A (kelompok kontrol) tidak menerima perlakuan apa pun, Kelompok B diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium saja, Kelompok C, D, E diinfeksi bakteri Salmonella Typhimurium dan diberi ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis 19,25; 38,5; 77 mg/mencit/hari secara berurutan.
Hasil : Rerata produksi NO masing-masing kelompok; A = 14.96; B = 15.58; C 16.28= ; D = 12.92; E = 8.21. Produksi NO makrofag signifikan antara A-D, A-E, B-D, B-E, C-E, dan D-E.
Kesimpulan : Pemberian ekstrak buah kurma (Phoenix dactylifera L.) varietas Ajwa dengan dosis sebesar 19,25 mg/mencit/hari (kelompok C) meningkatkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol meskipun tidak signifikan. Sedangkan dosis sebesar 38,5 mg/mencit/hari (kelompok D) dan 77 mg/mencit/hari (kelompok E) menurunkan produksi NO makrofag dibanding kelompok kontrol.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.