BibTex Citation Data :
@article{dmj20693, author = {Nurul Putri and Fathur Nur Kholis and Dwi Ngestiningsih}, title = {HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {tuberkulosis, tingkat stress, kualitas hidup.}, abstract = { Latar Belakang: Terdapat 30% penduduk dunia terinfeksi bakteri Tuberkulosis dan Indonesia merupakan 10 negara dengan insidensi TB terbanyak. Penderita TB memiliki gejala utama yaitu batuk lama, disertai dengan demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, kelelahan, serta keringat malam. Pengobatan TB membutuhkan waktu selama 6 bulan dengan banyak jenis obat. Gejala dan pengobatan yang kompleks akan mengakibatkan perubahan pada tingkat stress serta kualitas hidup pasien. Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas hidup pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi, Semarang. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Poli DOTS-TB RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel penelitian merupakan pasien tuberkulosis RSUP Dr. Kariadi Semarang (n=60) yang menajalani pengobatan minimal 1 bulan. Responden diberi informed consent, mengisi kuesioner data pribadi, Depression Anxiety Stress Scale (DASS), dan The St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Chi-square, uji Mann-Whitney, dan uji Spearman. Hasil: Sebanyak 60% responden memiliki tingkat stress normal, 23% tingkat stress ringan, 8% tingkat stress sedang, 5% tingkat stress parah, dan 3% tingkat stress sangat parah. Sebanyak 32% responden memiliki kualitas hidup baik dan 68% memiliki kualitas hidup tidak baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara gejala dengan kualitas hidup (p=0,034). Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, lama pengobatan, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan, status pernikahan, status ekonomi, dan efek samping obat dengan kualitas hidup. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status bakteriologis dengan tingkat stress dan kualitas hidup. Korelasi signifikan ditemukan antara tingkat stress dengan kualitas hidup (p=0,007) dengan korelasi cukup dan searah (r=0,476). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. }, issn = {2540-8844}, pages = {499--506} doi = {10.14710/dmj.v7i2.20693}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20693} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Terdapat 30% penduduk dunia terinfeksi bakteri Tuberkulosis dan Indonesia merupakan 10 negara dengan insidensi TB terbanyak. Penderita TB memiliki gejala utama yaitu batuk lama, disertai dengan demam, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, kelelahan, serta keringat malam. Pengobatan TB membutuhkan waktu selama 6 bulan dengan banyak jenis obat. Gejala dan pengobatan yang kompleks akan mengakibatkan perubahan pada tingkat stress serta kualitas hidup pasien.
Tujuan: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas hidup pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi, Semarang.
Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Poli DOTS-TB RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel penelitian merupakan pasien tuberkulosis RSUP Dr. Kariadi Semarang (n=60) yang menajalani pengobatan minimal 1 bulan. Responden diberi informed consent, mengisi kuesioner data pribadi, Depression Anxiety Stress Scale (DASS), dan The St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Chi-square, uji Mann-Whitney, dan uji Spearman.
Hasil: Sebanyak 60% responden memiliki tingkat stress normal, 23% tingkat stress ringan, 8% tingkat stress sedang, 5% tingkat stress parah, dan 3% tingkat stress sangat parah. Sebanyak 32% responden memiliki kualitas hidup baik dan 68% memiliki kualitas hidup tidak baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara gejala dengan kualitas hidup (p=0,034). Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, lama pengobatan, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan, status pernikahan, status ekonomi, dan efek samping obat dengan kualitas hidup. Tidak ada hubungan yang signifikan antara status bakteriologis dengan tingkat stress dan kualitas hidup. Korelasi signifikan ditemukan antara tingkat stress dengan kualitas hidup (p=0,007) dengan korelasi cukup dan searah (r=0,476).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.