BibTex Citation Data :
@article{dmj20670, author = {Iesha Adhuri and Tri Nur Kristina and Arlita Antari}, title = {PERBEDAAN POTENSI ANTIBAKTERI BAWANG PUTIH TUNGGAL DENGAN BAWANG PUTIH MAJEMUK TERHADAP SALMONELLA TYPHI}, journal = {Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal)}, volume = {7}, number = {2}, year = {2018}, keywords = {Salmonella typhi, bawang putih tunggal, bawang putih majemuk, agen antibakteri}, abstract = { Latar Belakang: Salmonella typhi , bakteri patogen yang dapat menimbulkan demam tifoid pada manusia, pernah menunjukkan resistensi terhadap antibiotika yang digunakan sebagai first line drugs seperti kloramfenikol, kortimoksazol, tetrasiklin, dan ampisilin. Sehubungan dengan besarnya masalah resistensi obat, beberapa peneliti telah memilih untuk mengembangkan strategi alternatif. Salah satunya adalah pemanfaatan bawang putih yang mempunyai efek antimikroba. Sebagai obat, belakangan ini, masyarakat mempercayai bawang putih tunggal lebih berkhasiat daripada bawang putih majemuk. Tujuan: Membandingkan potensi anteribakteri bawang putih tunggal dan majemuk terhadap S. typhi . Metode: Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Uji aktivitas antibakteri bawang putih tunggal dan majemuk dengan pelarut etanol 96% dan aquades dilakukan dengan metode difusi dan dilusi. Hasil: Dengan metode difusi, bawang putih tunggal dengan pelarut etanol 96% maupun aquades lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk. Pada metode dilusi, dengan pelarut aquades, bawang putih tunggal juga lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk. Namun demikian, pada satu pengulangan metode dilusi dengan pelarut etanol 96%, bawang putih majemuk lebih unggul dibandingkan bawang putih tunggal . Simpulan: Bawang putih tunggal memiliki kecenderungan lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk sebagai agen antibakteri terhadap S. typhi. }, issn = {2540-8844}, pages = {415--423} doi = {10.14710/dmj.v7i2.20670}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/20670} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang: Salmonella typhi, bakteri patogen yang dapat menimbulkan demam tifoid pada manusia, pernah menunjukkan resistensi terhadap antibiotika yang digunakan sebagai first line drugs seperti kloramfenikol, kortimoksazol, tetrasiklin, dan ampisilin. Sehubungan dengan besarnya masalah resistensi obat, beberapa peneliti telah memilih untuk mengembangkan strategi alternatif. Salah satunya adalah pemanfaatan bawang putih yang mempunyai efek antimikroba. Sebagai obat, belakangan ini, masyarakat mempercayai bawang putih tunggal lebih berkhasiat daripada bawang putih majemuk.
Tujuan: Membandingkan potensi anteribakteri bawang putih tunggal dan majemuk terhadap S. typhi.
Metode: Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Uji aktivitas antibakteri bawang putih tunggal dan majemuk dengan pelarut etanol 96% dan aquades dilakukan dengan metode difusi dan dilusi.
Hasil: Dengan metode difusi, bawang putih tunggal dengan pelarut etanol 96% maupun aquades lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk. Pada metode dilusi, dengan pelarut aquades, bawang putih tunggal juga lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk. Namun demikian, pada satu pengulangan metode dilusi dengan pelarut etanol 96%, bawang putih majemuk lebih unggul dibandingkan bawang putih tunggal.
Simpulan: Bawang putih tunggal memiliki kecenderungan lebih unggul dibandingkan dengan bawang putih majemuk sebagai agen antibakteri terhadap S. typhi.
Article Metrics:
Last update:
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) by http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/ is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.