skip to main content

HUBUNGAN ANTARA KELIMPAHAN EPIFAUNA DASAR DENGAN TINGKATAN KERAPATAN LAMUN YANG BERBEDA DI PULAU PANJANG DAN TELUK AWUR JEPARA

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 29 Oct 2014.

Citation Format:
Abstract

Perairan Teluk Awur dan Pulau Panjang terletak di Kabupaten Jepara yang memiliki keanekaragaman ekosistem perairan, antara lain ekosistem lamun. Kondisi dari ekosistem lamun dikedua lokasi tersebut akan mempengaruhi tingkat kerapatan dan selanjutnya akan mempengaruhi epifauna yang hidup didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kerapatan lamun yang berbeda dengan kelimpahan epifauna dasardi kawasan Pulau Panjang dan Teluk Awur Jepara. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014 di perairan pantai Pulau Panjang dan Teluk Awur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang bersifat deskriptif berdasarkan 3 kerapatan yang berbeda, yaitu kerapatan jarang, sedang dan padat. Pengambilan sampel epifauna dilakukan dengan pengambilan substrat dasar pada setiap tingkat kerapatan lamun pada 9 titik yang masing-masing 1m x 1m, selanjutnya sampel disaring dengan saringan ukuran mesh size 1mm x 1mm lalu disimpan dalam botol sampel dan diberi formalin 4% selanjutnya sampel epifauna dibawa ke laboraturium untuk diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 jenis lamun yang ditemukan di Pulau Panjang yaitu Thalassia sp, Cymodocea sp, Enhallus sp, Halodulle sp dan Sryngodium sp. dan 4 jenis di Teluk Awur yaitu Thalassia sp, Cymodocea sp, Enhallus sp, Halophila sp. Kelimpahan epifauna dikerapatan lamun padat, sedang dan jarang 176, 193 dan 241 individu/m2 berturut-turut di Pulau Panjang. Sedangkan kelimpahan epifauna di Teluk Awur sebanyak 162, 177 dan 213 individu/m2 di Kerapatan jarang, sedang dan padat berturut-turut. Hasil analisa statistik menunjukkan hubungan positif antara kerapatan lamun dengan kelimpahan epifauna dengan r = 0,969 di Pulau Panjang dan 0,976 di Teluk Awur.

 

Teluk Awur and Panjang Island which is located in Jepara, has a diversity of ecosystems such as seagrass. Conditions of seagrass ecosystems in both locations will affect the level of density epifauna who live there. The purpose of the research was to know the relationship between density level of different seagrass in Panjang Island and Teluk Awur, Jepara. The reseach has been done in March 2014. The method used was case study and the data will analyzed descriptive based on 3 different densities level  i.e : sparse, medium and dense. Epifauna was collected by taking substrate from 9 point from kuadrant transek 1mx1m at every level density of seagrass. The sample collected then was filtered with 1x1mm a filter mesh size and stored in 4 % formalin. Epifauna collected were brought to the laboratory to be identified. The results showed that there were 5 types of sea grass found on Panjang Island and 4 type in Teluk Awur were Thalassia sp., Cymodocea sp., Enhallus sp, Halodulle sp and Sryngodium sp, while in Teluk Awur were Thalassia sp, Cymodocea sp, Enhallus sp, Halophila sp. The abundance of epifauna in dense, medium, and sparse were 241, 193, and 176 ind/m2 respectively in Pulau Panjang. while the abundance of epifauna in Teluk Awur was 162, 177 and 213 individual/m2 were collected from sparse, medium and dense density, respectively. The statistical analysis showed that there were positive correlation between level densities of seagrass and the abundance of epifauna the higher, the density the more epifauna were obtained with r = 0.969 at Panjang Island and 0.976 at Teluk Awur.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Epifauna; Kerapatan lamun; Teluk Awur dan Pulau Panjang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.