skip to main content

Analisis Tingkat Kerusakan Mangrove Sebelum dan Sesudah Tsunami Di Pulau Sangiang Berdasarkan NDVI

1Departemen Sumberdaya Aquatik, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Indonesia

3Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro , Indonesia

4 Jl. Prof. Jacub Rais, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah-50275, Indonesia

5 1Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Indonesia

View all affiliations
Received: 26 Nov 2022; Revised: 30 Dec 2022; Accepted: 31 Dec 2022; Published: 1 Apr 2024.
Open Access Copyright (c) 2024 Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES)
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Pulau Sangiang merupakan salah satu pulau yang terletak strategis di Selat Sunda yang sering dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten karena memiliki potensi sebagai tempat wisata dan secara ekonomi dan nilai tanah yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati di sekitar Pulau Sangiang sangat melimpah. Tahun 2018 silam Selat Sunda di terjang tsunami setinggi 15 meter yang disebabkan oleh letusan Gunung Anak Krakatau yang melululantahkan pesisir Banten dan Lampung, termasuk Pulau Sangiang yang merupakan daerah yang terdampak oleh gelombang tsunami. Tsunami tersebut membawa dampak pada ekosistem pesisir yang ada di Pulau Sangiang salah satunya ekosistem mangrove.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kerusakan mangrove di Pulau Sangiang sebelum dan sesudah gelombang tsunami tahun 2018 dan mengetahui faktor kerusakan mangrove di Pulau Sangiang menggunakan data citra satelit Sentinel 2A. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli  dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisa citra satelit dengan transformasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). Metode pengambilan data lapangan dilakukan melalui pengamatan secara langsung dengan menentukan stasiun menyesuaikan dengan kondisi lokasi. Hasil penelitian dengan metode citra satelit Sentinel 2A menunjukan terjadi penambahan luasan mangrove setelah terjadi Tsunami sebesar 3,08 Ha, berdasarkan nilai indeks NDVI mangrove berkisar antara 0.07 sampai 0.75 pada tahun 2017 dan pada tahun 2020 memiliki nilai berkisar antara 0.08 sampai 0.71, sehingga diperoleh nilai tertinggi kerusakan setelah tsunami sebesar 0,610 yang termasuk kedalam kategori baik dan nilai terendah sebesar 0,466 yang termasuk kedalam kategori kerusakan sedang dan terjadi perubahan garis pantai sebesar 19 km setelah tsunami.

 

Note: This article has supplementary file(s).

Fulltext View|Download |  Research Instrument
Untitled
Subject
Type Research Instrument
  Download (1005KB)    Indexing metadata
Keywords: Kerusakan Mangrove, Tsunami, Pulau Sangiang, NDVI

Article Metrics:

  1. Brinkman, R.M., Massel, S.R., Ridd, P.V., Furukawa, K., 1997. Surface wave attenuation in mangrove forests. Proceedings of 13th Australasian Coastal and Ocean Engineering Conference, 2: 941-949
  2. Hartoko.A., A, Febrianto., A, Pamungkas., I, Fachruddin., M, Helmi, dan Hariyadi. 2019. The Myth and Legend of Sadai and Gaspar Strait Bangka Belitung (Banca-Billiton) and Oceanographic Conditions. International Journal of GEOMATE.17(62): 212 – 218
  3. Hartoko, A., Helmi, M., Sukarno, M., & Hariyadi. (2016). Spatial tsunami wave modelling for the south java coastal area, Indonesia. International Journal of GEOMATE, 11(3) : 2455–2460
  4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201. 2004. Kriteria Baku dan Pedoman Kerusakan Mangrove.10 hlm
  5. Kusmana, C. 2010. Tingkat Kerusakan Mangrove berdasarkan Nilai NDVI dan Kerapatan Kanopi. Jurnal Respon Mangrove Terhadap Pencemaran. Dept. Silvikultur, Fakultas Kehutan IPB
  6. Lubis, R, Z., T, Rizwan., S, Purnawan., M, Ulfah., S, Yuni dan I., Setiawan, 2018. Studi Perubahan Garis Pantai Timur Laut Kabupaten Aceh Besar Dan Pidie Pada Tahun 2002 – 2014. Jurnal Kelautan,11(2): 113-119
  7. Muhari, A., Heidarzadeh, M., Susmoro, H., Nugroho, H.D., Kriswati, E., Wijanarto, A.B., Imamura, F., Arikawa, T. (2019). The December 2018 Anak Krakatau Volcano tsunami as inferred from post-tsunami field surveys and spectral analysis. Pure and Applied Geophysics, 176: 5219–5233
  8. Mukhlisin, A Dan Soemarno.2020. Estimasi Kandungan Klorofil Tanaman Kopi Robusta (Coffea Canephora Var. Robusta) Menggunakan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) Di Bangelan, Wonosari, Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan 7(2): 329-339
  9. Puryono, S., and Suryanti.2019. Degradation of Mangrove Ecosystem in Karimunjawa Island Based on Public Perception and Management. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 246(1), 0–10
  10. Rusly.A .2007. Kajian Pengelolaan Mangrove Dan Terumbu KARANG Pulau Sangiang,Banten.thesis.Sekolah Pasca Sarjana IPB.Bogor
  11. Savira, N., Hartoko, A., & Adi, W. (2018). Perubahan Luasan Mangrove Pesisir Timur Kabupaten Bangka Tengah Menggunakan Citra Satelit ASTER. Akuatik: Jurnal Sumberdaya Perairan, 12(1): 53–60
  12. Sulistian, A. 2016. Pulau Tunda Sebagai Daerah Tujuan Wisata Bahari Kabupaten Serang. Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang
  13. Yusri, S., M. Prastowo S.W., Idris, dan H.Akhrari. 2017. Kondisi Ekosistem terumbu Karang Pulau Sangiang. Yayasan TERANGI. Jawa Barat.33 hlm
  14. Ye, L., H, Kanamori., L, Rivera., T, Lay., Y, Zhou., D, Sianipar and K, Satake.2020. The 22 December 2018 Tsunami From Flank Collapse Of Anak Krakatau Volcano During Eruption. Science Advances.Vol 6(3) : 1-9

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.