skip to main content

KELIMPAHAN TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) BERDASARKAN KERAPATAN LAMUN DI PANTAI PRAWEAN DESA BANDENGAN, JEPARA Sea Cucumber(Holothuroidea) Abundance Based on Seagrass Density in Prawean Beach Bandengan Village, Jepara

1Progam Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik,, Indonesia

2Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Published: 28 Jan 2020.
Open Access Copyright (c) 2020 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Teripang (Holothuroidea) hidup sebagai hewan bentik pada ekosistem terumbu karang dan asosiasinya, di antaranya adalah ekosistem padang lamun. Padang lamun menyediakan nutrient bagi pertumbuhan mikro yang berfungsi sebagai makanannya, sehingga ekosistem padang lamun menyediakan habitat yang baik bagi teripang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 di Pantai Prawean Desa Bandengan, Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan teripang dengan tingkat kerapatan lamun yang berbeda, mengetahui jenis sedimen beserta bahan organik yang terkandung pada sedimen, dan mengetahui hubungan kelimpahan teripang dengan kerapatan lamun. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel teripang dan perhitungan kerapatan lamun yaitu purposive sampling dengan teknik garis dan transek. Pengambilan sedimen menggunakan sediment core. Hasil dari penelitian menunjukan pada Stasiun 1 (kerapatan padat) yaitu 33 individu meliputi 25 individu H. atra dan 8 individu H. scabra. Stasiun 2 (kerapatan sedang) yaitu 13 individu meliputi 10 individu H. atra dan 3 individu H. scabra. Stasiun 3 (kerapatan jarang) yaitu 5 individu meliputi 4 individu H. atra dan 1 individu H. scabra. Kandungan bahan organik pada lokasi penelitian berkisar 7,25-13,15% dengan fraksi sedimen berupa pasir halus. Hasil analisis regresi linear sederhana dari hubungan kelimpahan teripang dengan kerapatan lamun didapatkan persamaan y = 0,0091x – 2,2275. Nilai korelasi (r) yang didapatkan yaitu 0,80 menunjukan hubungan yang kuat dan nilai determinasi (R2) yaitu 0,641 yang berarti bahwa 64,1% kelimpahan teripang dipengaruhi oleh kerapatan lamun.

 

Sea cucumbers (Holothuroidea) live as benthic animals in coral reef ecosystems and their associations, among them are seagrass ecosystems. Seagrass beds provide nutrients for micro-growth that function as food, so seagrass ecosystems provide good habitat for sea cucumbers. This research was conducted in May 2019 at Prawean Beach Bandengan Village, Jepara. The purpose of this study was to determine the abundance of sea cucumbers with different seagrass density levels, determine the type of sediment and organic material contained in the sediment, and determine the relationship of sea cucumber abundance with seagrass density. The method used in cucumber sea taking and seagrass density calculation is purposive sampling with line and transect techniques. Intake of sediment using sediment core. The results of the study showed at Station 1 (solid density) that is 33 individuals including 25 individuals of H. atra and 8 individuals of H. scabra. Station 2 (medium density) is 13 individuals including 10 individuals of H. atra and 3 individuals of H. scabra. Station 3 (rare density) is 5 individuals including 4 H. atra individuals and 1 H. scabra individual. The content of organic matter in the study area ranged from 7.25 to 13.15% with a sedimentary fraction in the form of fine sand. The results of simple linear regression analysis of the relationship of sea cucumber abundance with seagrass density obtained the equation y = 0.0091x - 2.2275. Correlation value (r) obtained is 0.80 showing  a strong relationship and the value of determination (R2) is 0.641 which mean that 64,1% sea cucumber abundance is influenced by seagrass density.

 

 

Fulltext View|Download
Keywords: Teripang; Kerapatan Lamun; Sedimen; Pantai Prawean

Article Metrics:

  1. Ardiansyah, D. Azizah, dan Susiana. 2017. Relationships density Seagrass Abundance Of Teripang Pengudang Bintan Village. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang
  2. Astuti, C.C. 2017. Analisis Korelasi Untuk Mengetahui Keeratan Hubungan antara Keaktifan Mahasiswa Dengan Hasil Belajar Akhir. Journal ofInformation Computer Technology Education. Vol. 1(1) : 1-7
  3. Darsono, P. 2005. Teripang (Holothurians) Perlu Dilindungi. Bidang Sumberdaya Laut, Puslit Oseanografi – LIPI. Jakarta
  4. __________. 2007. Teripang (Holothuroidea) : Kekayaan Alam Dalam Keragaman Biota Laut. Oseana. Vol. 32 (2): 1-10
  5. Finishia, T., I. Riniatsih, dan H. Endrawati. 2014. Struktur Komunitas Polychaeta Pada Ekosistem Padang Lamun Alami Dan Buatan Di Perairan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Journal Of Marine Research. Vol. 3(4) : 483-491
  6. Kementrian Kelautan Perikanan. 2015. Pedoman Umum Identifikasi dan Monitoring Populasi Teripang. Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta
  7. Koordinator Statistik Kecamatan Jepara. 2018. Jepara dalam Angka. Jepara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara
  8. Mckenzi. 2003. Guidelines for the rapid assessment and mapping of tropical seagrass habitats. Seagrass watch. Queensland. Australia. Hlm 46
  9. Novianti, M., N. Widyorini, dan D. Suprapto. 2013. Analisis Kelimpahan Perifiton Pada Kerapatan Lamun Yang Berbeda Di Perairan Pulau Panjang, Jepara. Jurnal Maquares. Vol. 3(2) : 219-225
  10. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd ed. W.B. Saundes Company. Tokyo, Japan. 574 hal
  11. __________. 1993. Dasar–dasar Ekologi, Fundamental of Ecology. Gajah Mada University Press: Yogyakarta
  12. Rifardi. 2008. Tekstur Sedimen: Sampling dan Analisis. Unri Press Pekanbaru, 101 hal
  13. Ristina, M., B. Sulardiono, dan A. Solichin. 2018. Hubungan Kerapatan Lamun (Seagrass) Dengan Kelimpahan Teripang (Holothuria) Di Pantai Alang-Alang Taman Nasional Karimunjawa. Journal Of Maquares. Vol. 7(4) : 452-457
  14. Septiani, E. F., A. Ghofar, dan S. Febrianto. 2018. Pemetaan Karbon Di Padang Lamun Pantai Prawean Bandengan Jepara. Majalah Ilmiah Globe. 20(2) : 117-124
  15. Sudjana. 1992. Metode Statistika. Edisi kelima. Bandung: Tarsito
  16. Sulardiono, B., P.W. Purnomo, dan Haeruddin. 2017. Tingkat Kesesuaian Lingkungan Perairan Habitat Teripang (Echinodermata : Holothuroidae) Di Karimunjawa. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 7(1) : 24-31
  17. Tuwo, A. 2004. Status of sea cucumber fisheries and farming in Indonesia. In: Advances in sea cucumber aquaculture and management. (A. Lovatelli, eds.). FAO Fisheries Technical Paper. 1-425 hal
  18. _______. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brillian Internasional. Surabaya. Hlm 4
  19. Yuliana, E.M. Adiwilaga, E. Harris, dan N.T.M. Pratiwi. 2012. Hubungan Antara Fitoplanton Dengan Parameter Fisik-Kimiawi Perairan Di Teluk Jakarta. Jurnal Akuatika. Vol. 3(2) : 169-179
  20. Zulkifli, H., Z. Hanafiah., dan D. A. Puspitawati. 2009. Struktur dan Fungsi Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Sungai Musi Kota Palembang: Telaah Indikator Pencemaran Air. Jurusan FMIPA. Universitas Sriwijaya

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.