skip to main content

HUBUNGAN KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT PADA AIR DAN SEDIMEN TERHADAP KERAPATAN LAMUN DI PANTAI PRAWEAN BANDENGAN, JEPARA Relationship The Content of Nitrates and Phosphates in Water and Sediment to The Density Seagrass at Prawean Bandengan Beach, Jepara

1Progam Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik,, Indonesia

2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 16 Jan 2020; Published: 20 Jan 2020.
Open Access Copyright (c) 2020 Management of Aquatic Resources Journal under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Zat hara nitrat dan fosfat merupakan unsur kimia yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan lamun. Penyerapan nutrien pada kolom air dilakukan oleh daun sedangkan penyerapan nutrien dari sedimen dilakukan oleh akar. Ketersediaan nitrat dan fosfat pada air dan sedimen dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik yang berasal dari aktivitas manusia maupun dari perairan itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan kerapatan lamun, kandungan nitrat dan fosfat pada air dan sedimen serta hubungannya terhadap kerapatan lamun. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 23. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 5 jenis lamun di Pantai Prawean dengan kerapatan berkisar antara 277 – 421 tegakan/m2 yang masuk dalam kategori sedang hingga rapat. DO berkisar 3,4-5,8 mg/l dan rata-rata bahan organik berkisar 6,34-6,64 mg/l. Rata-rata kandungan nitrat dan fosfat sedimen lebih tinggi dibanding pada air yakni masing-masing berkisar 0,43-0,88 mg/l dan 0,12-0,27 mg/l. Kandungan nitrat dan fosfat pada sedimen memiliki korelasi kuat terhadap kerapatan lamun dengan angka korelasi masing-masing sebesar 0,875 dan 0,718. Hubungan antara nitrat dan fosfat sedimen dengan kerapatan lamun mempunyai angka determinansi regresi (R2) sebesar 0,767 yang berarti kedua nutrien mempunyai pengaruh sebesar 76,7 % terhadap kerapatan lamun.

 

ABSTRACT

 

Nitrate and phosphate are very important chemical elements to support the growth and development of seagrass. Nutrient absorption in the water column is carried out by leaves while absorption of nutrients from sediments is carried out by the roots. The availability of nitrate and phosphate in the water and sediments is influenced by the availability of organic materials derived from human activities as well as from the waters themselves. The research was conducted in May 2019. The purpose of this study was to determine the type and density of seagrass, the content of nitrate and phosphate in water and sediments and their relationship to seagrass density. Survey method with purposive sampling technique were used. Data analysis using IBM SPSS Statistics 23. The results of this study are that there are 5 types of seagrasses on Prawean Beach with densities ranging from 277 - 421 ind/m2 in the medium to tight category. DO ranges from 3.4-5.8 mg/l and the average organic matter ranges from 6.34 to 6.64 mg/l. The average sediment content of nitrate and phosphate is higher than in water, each of which ranges from 0.43-0.88 mg/l and 0.12-0.27 mg/l. The content of nitrate and phosphate in sediments has a strong correlation with seagrass density with correlation factor of 0.875 and 0.718 respectively.  The relationship between nitrate and phosphate sediment with seagrass density has a regression determinant (R2) of 0.767 which means that both nutrients have an effect of 76.7% on seagrass density.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Nitrat; Fosfat; Sedimen; Kerapatan; Lamun

Article Metrics:

  1. [APHA] American Public Health Association. 2012. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 21th Edition. New York (US): New York Health Association
  2. [BPPP] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2009. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah. Bogor
  3. Braun-Blanquet,J. 1965. Plant Sociology: The Study of Plant Communities. (Trans. rev. and ed. by C.D. Fuller and H.S. Conard). London. Hlm 386
  4. Erftemeijer, P.L.A., Middelburg., Jack, J. 1993. Sediment-nutrient Interaction In Tropical Seagrass Beds: a Comparasion between a Terigeneus and a Carbonat Sedimentary Environmental in South Sulawesi. Marine Progress Series . Vol 102
  5. Fahruddin,M., F.Yulianda, dan I. Setyobudiandi. 2017. Kerapatan dan Penututupan Ekosistem Lamun di Pesisir Desa Bahoi, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 9(1) : 375-383
  6. Handayani, D.R., Armid, dan Emiyarti. 2016. Hubungan Kandungan Nutrien d. dalam Substrat Terhadap Kepadatan Lamun di Perairan Desa Lalowaru Kecamatan Moramo Utara. Sapa Laut. 1(2) : 42-53
  7. Hartoko,A.,P.Soedarsono, dan A.Indrawati. 2013. Analisa Klorofil-Α, Nitrat Dan Fosfat Pada Vegetasi Mangrove Berdasarkan Data Lapangan Dan Data Satelit Geoeye Di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa. Journal of Management Aquatic Resources. 2(2): 28-37
  8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku Mutu Air Laut
  9. Republik Indonesia
  10. Koordinator Statistik Kecamatan Jepara. 2018. Jepara dalam Angka. Jepara. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. Hlm 93
  11. Makmur, M., H. Kusnoputranto., S.S. Moersidik. & D. Wisnubroto.2012. Pengaruh Limbah Organik dan Rasio N/P terhadap Kelimpahan Fitoplankton di Kawasan Budidaya Kerang Hijau Cilincing. J. Teknol. Pengelolaan Limbah. 15(2): 6-7
  12. Mckenzi. 2003. Guidelines for the rapid assessment and mapping of tropical seagrass habitats. Seagrass watch
  13. Queensland. Australia. Hlm 46
  14. Minerva, A., F.Purwanti dan A.Suryanto. 2014. Analisis Hubungan Keberadaan Dan Kelimpahan Lamun dengan Kualitas Air Di Pulau Karimunjawa, Jepara. Journal Management of Aquatic Resources. 3(3) : 88-94
  15. Nabilla,S., R.Hartati, dan R.A.T.Nuraini. 2019. Hubungan Nutrien Pada Sedimen dan Penutupan Lamun di Perairan Jepara. Jurnal Kelautan Tropis. 22(1) : 42-48
  16. Nahlunnisa,H.,E.A.Zuhud, dan D.Y.Santoso. 2016. Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Di Arealnilai Konservasi Tinggi (Nkt) Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Riau. Media Konservasi. 21(2): 91-98
  17. Novianti,M., N.Widyorini, dan D.Suprapto. 2013. Analisis Kelimpahan Perifiton Pada Kerapatan Lamun Yang Berbeda Di Perairan Pulau Panjang, Jepara. Journal Management of Aquatic Resources. 3(2) : 219-225
  18. Nybakken JW., 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta. Hlm 459
  19. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi Edisi 3. Gajah Mada University. Yogyakarta. Hlm 697
  20. Prita, A.W., I.Ritniasih, dan R. Ario. 2014. Struktur Komunitas Fitoplankton Pada Ekosistem Padang Lamun Di Perairan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Journal of Marine Research. 3(3) : 380-387
  21. Rahman,A., M.N.Rifai, dan Y.Mudin. 2013. Analisis Pertumbuhan Lamun (Enhalus Acoroides) Berdasarkan Parameter Oseanografi Di Perairan Desa Dolong A dan Desa Kalia. Jurnal Gravitasi. 15(1) : 1-7
  22. Reyes, T. G. and J. M. Cristoto. 2016. Characterization of Dissolved Organic Matter in River Water by Conventional Methods and Direct Sample Analysis-Time of Flight-Mass Spectrometry. Journal of Chemistry. 1(1) : 111
  23. Riniatsih, I. 2016. Distribusi Jenis Lamun Dihubungkan dengan Sebaran Nutrien Perairan di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Jurnal Kelautan Tropis. 19(2) : 101-107
  24. Susana, T., dan Suyarso. 2008. Penyebaran Fosfat dan Deterjen di Perairan Pesisir dan Luat Cirebon Jawa Barat
  25. Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI. 34 : 117-131
  26. Syari, I.A. 2005. Asosiasi Gastropoda di Ekosistem Padang Lamun. Bogor. 1(1): 78 – 85
  27. Short F, Carruthers T, Dennison W dan Waycott M. 2007. Global seagrass distribution and diversity: A bioregional model. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 350 : 3–20
  28. Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brillian Internasional. Surabaya. Hlm 412
  29. Yuningsih,H.D.,P.Soedarsono, dan S.Anggoro. Hubungan Bahan Organik Dengan Produktivitas Perairan Pada
  30. Kawasan Tutupan Eceng Gondok, Perairan Terbuka Dan Keramba Jaring Apung Di Rawa Pening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Journal Management of Aquatic Resources. 3(1) : 37-43
  31. Yunitha, Alphina., Yusli W., dan Fredinan Y. 2014. Diameter Substrat dan Jenis Lamun di Pesisir Bahoi Minahasa Utara: Sebuah Analisis Korelasi. Jurnal Ilmu Pertanian Ind. 19(3):130–135

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.