Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JNC10101, author = {Sari Puspitasari A.P and Ahmad Syauqy}, title = {PENGARUH PEMBERIAN PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca Forma Typical) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) TIKUS SPRAGUE DAWLEY PRA-SINDROM METABOLIK}, journal = {Journal of Nutrition College}, volume = {4}, number = {4}, year = {2015}, keywords = {Buah pisang kepok; antioksidan; inulin; kadar MDA (malondialdehyde)}, abstract = { Latar Belakang : Peningkatan prevalensi sindrom metabolik berkontribusi terhadap peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes. Kondisi dislipidemia dan hiperglikemia yang terjadi pada penderita sindrom metabolik mengindikasikan adanya akumulasi radikal bebas. Peningkatan radikal bebas dan penurunan mekanisme pertahanan antioksidan menghasilkan peningkatan derajat stres oksidatif, yang dapat digambarkan dengan kadar MDA. Buah pisang kepok mengandung antioksidan, vitamin, serat, inulin, dan pati resisten yang berpotensi menurunkan kadar MDA melalui pencegahan oksidasi lipid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buah pisang kepok terhadap kadar MDA hati pada tikus pra-sindrom metabolik. Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan post-test only with randomized control group design. Sebanyak 28 ekor tikus Sprague Dawley pra-sindrom metabolik dibagi secara acak menjadi 4 kelompok: K- (hanya diberikan pakan standar), K+ (pakan standard dan induksi STZ(Streptozotocin) dan NAD (nicotinamide)), serta P1, P2 (diberikan pakan standar, induksi STZ dan NAD, serta pisang kepok dengan dosis 4,5g/200gBB dan 9g/200gBB selama 21 hari). Pengukuran MDA hati dilakukan dengan metode TBARS (2-ThioBarbituric Acid Reactive Substance). Data dianalisis dengan uji Anova dan post-hoc LSD. Hasil : Terdapat perbedaan kadar MDA antara K-, K+, P1, P2 (p=0,000). Kadar MDA P2 (3,4457±0,27184 nmol/ml) lebih rendah daripada K+ (8,7800±0,33724 nmol/ml) dan P1 (6,0243±0,50695 nmol/ml), tetapi lebih tinggi daripada K- (2,3029±0,20766 nmol/ml). Hasil uji post-hoc LSD tentang perbedaan kadar MDA antarkelompok menunjukkan signifikansi sebesar p=0,000. Simpulan : Pemberian buah pisang kepok selama 21 hari pada dosis 9g/200gBB/hari dapat membuat kadar MDA pada tikus pra-sindrom metabolik menjadi lebih rendah. }, issn = {2622-884X}, pages = {314--322} doi = {10.14710/jnc.v4i4.10101}, url = {https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/10101} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Peningkatan prevalensi sindrom metabolik berkontribusi terhadap peningkatan kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes. Kondisi dislipidemia dan hiperglikemia yang terjadi pada penderita sindrom metabolik mengindikasikan adanya akumulasi radikal bebas. Peningkatan radikal bebas dan penurunan mekanisme pertahanan antioksidan menghasilkan peningkatan derajat stres oksidatif, yang dapat digambarkan dengan kadar MDA. Buah pisang kepok mengandung antioksidan, vitamin, serat, inulin, dan pati resisten yang berpotensi menurunkan kadar MDA melalui pencegahan oksidasi lipid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh buah pisang kepok terhadap kadar MDA hati pada tikus pra-sindrom metabolik.
Metode : Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan post-test only with randomized control group design. Sebanyak 28 ekor tikus Sprague Dawley pra-sindrom metabolik dibagi secara acak menjadi 4 kelompok: K- (hanya diberikan pakan standar), K+ (pakan standard dan induksi STZ(Streptozotocin) dan NAD (nicotinamide)), serta P1, P2 (diberikan pakan standar, induksi STZ dan NAD, serta pisang kepok dengan dosis 4,5g/200gBB dan 9g/200gBB selama 21 hari). Pengukuran MDA hati dilakukan dengan metode TBARS (2-ThioBarbituric Acid Reactive Substance). Data dianalisis dengan uji Anova dan post-hoc LSD.
Hasil : Terdapat perbedaan kadar MDA antara K-, K+, P1, P2 (p=0,000). Kadar MDA P2 (3,4457±0,27184 nmol/ml) lebih rendah daripada K+ (8,7800±0,33724 nmol/ml) dan P1 (6,0243±0,50695 nmol/ml), tetapi lebih tinggi daripada K- (2,3029±0,20766 nmol/ml). Hasil uji post-hoc LSD tentang perbedaan kadar MDA antarkelompok menunjukkan signifikansi sebesar p=0,000.
Simpulan : Pemberian buah pisang kepok selama 21 hari pada dosis 9g/200gBB/hari dapat membuat kadar MDA pada tikus pra-sindrom metabolik menjadi lebih rendah.
Article Metrics:
Last update:
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Journal of Nutrition College and Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro as publisher of the journal.
Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms and any other similar reproductions, as well as translations. The reproduction of any part of this journal, its storage in databases and its transmission by any form or media, such as electronic, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media, etc., will be allowed only with a written permission from Journal of Nutrition College.
Journal of Nutrition College, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, the Editors and the Advisory Editorial Board make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Journal of Nutrition College are sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
View My Stats