skip to main content

IDENTIFIKASI AGENSIA PENYEBAB VIBRIOSIS PADA PENGGEMUKAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PEMALANG

*Ferdian Bagus Feriandika  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
- Sarjito  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Slamet Budi Prayitno  -  Program Studi Budidaya Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Vibriosis adalah problem utama pada pembesaran krustasea khususnya pada pembesaran kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan mengetahui gejala klinis kepiting bakau yang terserang vibriosis dan mengetahui agensia penyebab vibriosis pada kepiting bakau. Metode pada penelitian ini adalah metode eksploratif dan metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Isolasi bakteri menggunakan media Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA). Organ yang diisolasi yaitu hepatopankreas, insang, hemolymph dan luka pada karapas. Isolat dilakukan seleksi berdasarkan morfologi koloni untuk dilakukan uji postulat koch.  Penyuntikan dilakukan pada ruas kaki ke lima dengan kepadatan bakteri 108 CFU/mL dan dosis 0,1 mL. Identifikasi bakteri dilakukan dengan kriteria uji biokimia dan morfologi bakteri. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala klinis kepiting bakau yang terserang vibriosis adalah terdapat bercak merah pada karapas, luka pada capit dan abdomen serta kondisi kepiting yang lemah. Hasil isolasi didapatkan 19 isolat bakteri. Seleksi bedasarkan morfologi koloni bakteri didapatkan 5 isolat bakteri (SJP2, SJP3, SJP7, SJP10 dan SJP15) untuk dilakukan uji postulat koch. Hasil uji postulat koch menunjukan 5 isolat bakteri bersifat patogen terhadap kepiting bakau. Bakteri dari 5 isolat mengakibatkan kematian 100% dalam waktu kurang dari 12 jam. Agensia penyebab vibriosis pada kepiting bakau di Pemalang adalah Vibrio harveyi (SJP2), Vibrio cholerae (SJP3), Vibrio parahaemolyticus (SJP7), Vibrio alginolyticus (SJP10) dan Vibrio fischeri (SJP15).

 

Vibriosis is a main problems in crustacean farming esspecialy  in an on growing mud crab (Scylla serrata). The aims of this research were to determine the clinical sign of mud crab that was infected by vibriosis and to  know bacterial agent of vibriosis in mud crabs. The method in this research was exploratory using purposive sampling method. The bacterial culture media used in the isolation was Thiosulphate Citrate Bile Salt Agar (TCBSA) medium. The bacterial isolates were spread on to TCBS medium for 24 hours. Isolat were guined from hepatopancreas, gills, hemolymph and injured carapace of the moribund mud crabs. The selected isolates were recultured in zobell liquid medium. The on colony morphology for postulates koch's test. The bacterial was injected on fift segments of swimming feet with bacterial density of 108 CFU/mL and 0.1 mL. Identification of bacteria carried by biochemical and morphological criteria of the bacterial test. The results showed that the clinical sign of mud crab was infected vibriosis, there are  red spots on the carapace, wounds in the abdomen, claws and crab weak conditions. From the moribund was obtained 19 isolates. Based on bacterial colony morphology it were obtained 5 colonies namely SJP2, SJP3, SJP7, SJP10 and SJP15 for  postulates koch's. The postulates koch's results showed that 5 isolates were pathogenic for mud crabs. The Bacteria from 5 isolates caused 100% mortality in less than 12 hours, based  this results bacterial  agents caused vibriosis in mud crabs cultur in Pemalang was  Vibrio harveyi (SJP2), Vibrio cholerae (SJP3), Vibrio parahaemolyticus (SJP7), Vibrio alginolyticus (SJP10) and Vibrio fischeri (SJP15).

Fulltext View|Download
Keywords: Scylla serrata; Vibriosis; Uji Postulat Koch

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.